news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Bullying

Achmad Buchory Maulana
Mahasiswa Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
26 November 2022 22:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Achmad Buchory Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi poster stop bullying. Sumber: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi poster stop bullying. Sumber: Pixabay
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia dibuat geram dengan tersebarnya sebuah video bullying. Dalam video amatir berdurasi 20 detik itu menampilkan adegan bullying di SMP Plus Baiturrahman, Bandung pada Jumat, 18 November 2022.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut menampilkan seorang laki-laki yang memaksa korbannya untuk mengenakan helm dan kepalanya ditendang beberapa kali hingga korban jatuh pingsan. Hal itu lantas membuat warganet marah dan menyuarakan agar polisi segera mengusut tuntas kasus bullying tersebut.
Bullying memang kerap terjadi di Indonesia, bahkan dapat dikatakan sebagai “budaya”. Bullying adalah suatu penindasan yang dilakukan oleh seseorang dan/atau sekelompok orang demi mendapat kesenangan, perhatian dan pengakuan dari orang lain. Bullying biasanya bersifat fisik, tetapi pada dasarnya Bullying tidak hanya secara fisik, melainkan secara psikis, verbal, dan cyberbullying.
Bullying secara fisik adalah bullying yang melibatkan anggota tubuh (fisik) untuk menindas korbannya. Bullying dapat berupa ancaman, intimidasi, kekerasan, paksaan, dan lain sebagainya. Contoh bullying fisik seperti menendang, memukul, menampar, dan lain lain. Selain itu, mengambil barang dan merusak barang orang lain juga termasuk ke dalam bullying secara fisik.
ADVERTISEMENT
Yang kedua adalah bullying secara psikis. Bullying secara psikis tidak menggunakan kontak fisik untuk menindas korbannya, tetapi melalui mental dan kejiwaan. Bullying psikis dapat lebih berbahaya dibanding dengan fisik karena langsung menyerang mental korban dan bullying psikis tidak mudah untuk ketahuan karena tidak ada bukti fisik di tubuh korbannya. Bullying psikis dapat berupa memfitnah, mengucilkan, bahkan kontak mata.
Selanjutnya adalah bullying verbal. Seperti namanya, verbal yang berarti secara lisan. Bullying ini menggunakan kata-kata untuk mengintimidasi korbannya. Bullying verbal ini terkadang secara tidak sadar dilakukan oleh pelaku dengan dalih “hanya bercanda”. Contoh bullying verbal adalah mencemooh, menyindir, mengejek, dan sebagainya. Contoh yang paling nyata saat ini adalah berkata kasar kepada teman, secara tidak langsung itu sudah termasuk ke dalam bullying verbal. Selain itu mengejek penampilan fisik, ras, gender, dan agama juga sudah termasuk ke dalam bullying verbal.
ADVERTISEMENT
Yang terakhir adalah cyberbullying atau bullying secara daring. Cyberbullying merupakan segala bentuk bullying yang merugikan korban melalui media internet baik itu pesan singkat, komentar di media sosial, email, dan lain sebagainya. Contohnya seperti menyebarkan berita hoaks, mengirim pesan abusif, berkomentar ofensif, meretas akun, dan lain sebagainya.

Penyebab Adanya Bullying

Penyebab adanya bullying dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Ada pelbagai macam faktor internal yang dapat mendorong pelaku menjadi pem-bully, di antaranya adalah kurangnya toleransi, empati yang rendah, temperamental yang cenderung emosional, tidak dapat mengiontrol emosi dengan baik, dan tidak dapat mengendalikan amarah. Kepribadian-kepribadian ini dapat membentuk individu menjadi seorang pem-bully.
Selain internal, ada juga faktor eksternal yang dapat membentuk seseorang menjadi pem-bully. Misalnya keluarga tidak harmonis, orang tua KDRT, menghukum anak secara berlebihan, terpengaruh pertemanan, mencari perhatian, mendapat pengakuan dari teman-temannya, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, iklim sekolah yang buruk juga dapat menjadi salah satu faktor pendukung seseorang menjadi pem-bully. Misalnya kurang perhatian dari guru, ruang kelas yang tidak kondusif, sekolah hanya memperhatikan murid yang berprestasi, dan lain sebagainya. Selain iklim sekolah, acara-acara di televisi juga sering mengajarkan untuk melakukan bullying.
Faktor internal yang terakhir adalah adanya histori pernah di-bully. Banyak sekali pelaku pem-bully yang sebelumnya juga pernah di-bully, entah itu di sekolah sebelumnya, ataupun di lingkungan sebelumnya. Mereka yang pernah di-bully oleh orang lain menyimpan dendam dan melampiaskannya kepada orang lain yang lebih lemah dari mereka.

Cara Mencegah Bullying

Bukan hal yang mudah untuk mencegah adanya bullying di Indonesia. Namun, bukan berarti tidak bisa. Cara terbaik untuk mencegahnya harus dimulai dari diri sendiri. Memperbaiki diri, mengontrol emosi, sibukkan diri dengan kegiatan yang positif, dan berada di lingkungan yang baik.
ADVERTISEMENT
Selain diri sendiri, ada juga pelbagai macam hal yang dapat dilakukan orang tua agar anaknya tidak menjadi pem-bully. Di antaranya seperti memberikan perhatian yang cukup, menumbuhkan rasa percaya diri, sering mendengarkan keluh kesah anak, mengenali lingkungan anak baik itu sekolah maupun pergaulannya, mengajari anak untuk mengontrol emosi, menasihati anak agar tidak memiliki sifat pendendam, peka terhadap anak, latih kemampuan anak untuk berkomunikasi agar menjadi pribadi yang menyenangkan, dan yang terpenting adalah ajak dan ajari anak agar selalu bertoleransi.