Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Makin Keren dengan 'No Hustle Culture' Bagi Generasi Muda!
29 Mei 2024 7:24 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Iwan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hai semuanya! Bagaimana kabarmu hari ini? Pastinya sebagai mahasiswa akan sangat banyak kegiatan yang harus dijalani. Bukan hanya tugas kuliah, namun ada beberapa kegiatan lainnya, seperti organisasi, kepanitiaan acara, bahkan pengabdian masyarakat. Banyak kegiatan, bagus juga. Tapi, pernah ga kamu merasa terlalu menekan diri kamu untuk terus berkegiatan yang akhirnya membuatmu lelah dan stres dengan semua kegiatanmu itu? Tenang-tenang, kamu tidak sendirian! Cukup banyak mahasiswa yang mengalami hal serupa dikarenakan terlalu banyak mengikuti kegiatan kampus. Sebenarnya kondisi seperti ini wajar atau tidak ya? Oke, sebelum kita kupas tuntas hal tersebut, sebaiknya kita harus tahu dulu apa sebenarnya kondisi ini. Kelelahan karena terlalu menekan diri untuk terus berkegiatan merupakan kondisi yang seringkali diakibatkan oleh gaya hidup hustle culture.
Hustle culture sendiri didefinisikan sebagai kecenderungan individu untuk mendorong diri mereka sendiri melampaui batas kemampuan mereka untuk mencapai tujuan atau kesuksesan. Gaya hidup ini mendorong orang untuk bekerja lebih keras dan lebih sibuk daripada orang lain dan bahkan dianggap sebagai hal yang normal. Di sisi lain, ada istilah yang serupa dengan hustle culture, yaitu workaholism. Seorang workaholic cenderung bekerja berlebihan, selalu memikirkan pekerjaan, dan melakukan hal-hal yang belum tentu sesuai dengan tuntutan pekerjaan tanpa memikirkan kesehatan diri sendiri. Tahu gak sih? Kalo kamu terlalu memaksakan diri untuk melakukan kegiatan terlalu banyak, bisa berdampak negatif loh pada kesehatan fisik maupun kesehatan mental kamu. Contohnya, seperti stres yang berkepanjangan, penurunan kualitas hubungan sosial kamu dengan orang lain, serta pengabaian kesehatan fisik diri sendiri. Selain itu juga, akan berdampak pada kualitas tidur kamu lho! Hayoo siapa yang suka begadang? Banyaknya tugas dan kegiatan yang dilakukan biasanya akan menekan seseorang untuk terus terjaga dari tidurnya agar tugas-tugas maupun kegiatan yang dijalani dapat segera terselesaikan.
Hmmm berarti tidak wajar dong ya jika kita melakukan hal tersebut?
Yapss! Benar sekali. Dibandingkan dengan dampak positifnya, hustle culture lebih banyak dampak negatifnya. Tidak selamanya mempunyai banyak kegiatan itu baik. Kamu tidak harus memaksakan diri untuk melakukan semua kegiatan itu. Pilih saja salah satu yang menurut kamu paling penting dan banyak manfaatnya. Oh ya, dampak negatif dari hustle culture ini bisa disebut juga dengan toxic productivity. Waahh apa itu? Toxic productivity adalah keadaan di mana seseorang akan melakukan segala cara apapun untuk terus produktif tanpa memikirkan kesehatan fisik maupun mentalnya.
Jadi gimana, kamu pernah merasakan hal tersebut?
Jika pernah, yuk mulai ubah gaya hidup kamu menjadi lebih positif lagi. Jangan sampai kamu merugikan diri sendiri dengan terlalu banyak melakukan kegiatan atau terlalu perfectionis terhadap suatu pekerjaan. Bukannya melarang untuk menjadikanmu seseorang yang perfect, namun kamu harus ingat bahwa kesehatan fisik maupun mental merupakan prioritas utama. Untuk menghindari dampak negatif dari hustle culture, kamu dapat mencoba hal-hal berikut!
Changing your mindset about work
Mulai rubah pikiran kamu tentang kerja dengan tidak terlalu memikirkan harus fokus total di situ saja. Luangkan juga waktu untuk hal-hal diluar kegiatan. Misalnya, jalan-jalan bersama keluarga, ngobrol sama teman-teman, tidur yang cukup atau pursue hobi yang kamu suka. Dengan memberi kesempatan untuk menikmati hidup di luar kegiatan kampus, kamu bisa mendapatkan keseimbangan dalam hidup. Bukan hanya untuk mengurangi stres, tapi juga membuat kamu lebih senang dan puas. Dengan cara ini, semangat untuk bekerja tetap ada, tapi kamu juga bisa bahagia dengan hal-hal lain yang membuat hidup jadi lebih seru dan memuaskan.
Set boundaries between work and personal life
Sangat penting untuk memisahkan pekerjaan kamu dan kehidupan pribadi agar hidup tetap seimbang. Dengan mengalokasikan waktu dan energi secara terpisah untuk pekerjaan, keluarga, teman, dan kegiatan pribadi lain sepenuhnya kamu bisa mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan hidup. Saat bekerja, fokuslah sepenuhnya pada tugas-tugas yang harus diselesaikan. Namun, saat istirahat atau liburan tiba, berikan diri kesempatan untuk benar-benar bersantai dan menikmati waktu bersama orang-orang terdekat. Dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, kamu dapat merasakan energi positif dan pikiran yang jernih saat bekerja, menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif.
Placing physical and mental health as a top priority
Sangat penting untuk mengutamakan kesehatan fisik dan mental agar terhindar dari pola produktivitas yang berlebihan. Pentingnya menemukan keseimbangan antara produktivitas dan kesehatan mental tidak boleh diabaikan. Kamu perlu menyadari bahwa kesehatan mental dan fisik sama pentingnya dengan produktivitas, dan jangan ragu untuk beristirahat ya!
Avoid comparing yourself with others
Jangan dibiasakan membandingkan diri dengan orang lain karena itu bisa merugikan, membuat stres, dan mengurangi kepercayaan diri. Sebaliknya, fokuslah pada perkembangan dan pencapaian pribadi. Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik, dan membandingkan diri dengan orang lain hanya akan menghambat pertumbuhan dan kebahagiaan pribadi kamu loh. Oleh karena itu, penting untuk menghargai diri sendiri, menerima kelebihan dan kekurangan, sebagai kunci menuju kepuasan dan kesejahteraan dalam hidup kamu.
Learn to say "no" when too many tasks are assigned or when you feel too tired to complete additional tasks.
Penting bagi kamu untuk belajar berkata "tidak" ketika terlalu banyak tugas atau terlalu lelah untuk menyelesaikan tugas tambahan. Mengenali batasan diri dan tidak takut menolak beban kerja yang terlalu berat adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik kamu. Dengan berani menolak, kamu bisa menghindari stres dan kelelahan akibat tumpukan tugas. Ini juga membantu kamu fokus pada tugas-tugas yang benar-benar penting dan memberi kesempatan untuk istirahat, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Seek professional support for your mental health
Jika kamu merasa kesulitan mengatasi stres atau kecemasan terkait pekerjaan, sangat penting untuk mendapatkan bantuan dari orang yang ahli. Misalnya, bertemu dengan psikolog atau psikiater bisa membantu menemukan solusi yang tepat. Mereka bisa memberi saran dan dukungan emosional yang diperlukan untuk menghadapi masalah yang kamu hadapi. Jangan ragu mencari bantuan, karena mengakui bahwa kita butuh bantuan adalah langkah penting untuk pulih dan merasa lebih baik secara mental. Keep up your spirit and smile!
Di atas merupakan hal-hal yang patut kamu coba agar terhindar dari hustle culture. Penting bagi kita untuk merenungkan kembali makna sebenarnya dari keberhasilan dalam hidup. Keberhasilan sejati berasal dari kebahagiaan, kesehatan mental, dan hubungan yang berkualitas, bukan hanya seberapa lama kita bekerja. Hidup yang baik adalah gaya hidup yang seimbang. Hidup bukan hanya berlomba-lomba untuk mengikuti banyak kegiatan, tapi bagaimana kualitas kamu dalam satu kegiatan tersebut. Semangat kuliahnya!
Referensi:
Syarifuddin, H., & Sari, R. P. (2022). Pengaruh Lingkungan Kerja Psikologis Terhadap Workaholism pada Karyawan. Jurnal Psikologi, 49(2), 1-10.
Iskandar, A., & Rachmawati, D. (2022). Hustle Culture: Kecenderungan Mendorong Diri Melewati Batas Kemampuan Demi Kesuksesan. Jurnal Psikologi, 49(1), 1-10.
Populix. (2023). Hustle Culture: Apa Itu dan Dampaknya pada Kesehatan Fisik dan Mental. Diakses pada 30 Oktober 2023, dari https://www.populix.co.id/blog/hustle-culture-apa-itu-dan-dampaknya-pada-kesehatan-fisik-dan-mental/
Sampoerna University. (2023). Menghindari Hustle Culture: Tips untuk Menjaga Keseimbangan Antara Kerja dan Kehidupan Pribadi. Diakses pada 30 Oktober 2023, Dari https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/menghindari-hustle-culture-tips-untuk-menjaga-keseimbangan-antara-kerja-dan-kehidupan-pribadi/
Intan. (2022, July 6). Berakibat Buruk;Kenali Toxic Productivity! - Program Studi Sastra Indonesia. Sastra Indonesia UAD. Retrieved October 31, 2023, from https://sasindo.uad.ac.id/berakibat-burukkenali-toxic-productivity/
ADVERTISEMENT