Kebersamaan yang Tak Lekang oleh Waktu: Tradisi Keluarga Besar yang Terus Hidup

Keluarga besar berfoto bersama dengan pakaian seragam, mengabadikan momen kebersamaan yang penuh kehangatan dan keceriaan. (Dokumentasi Pribadi)

Setiap tahun, saat Lebaran tiba, Keluarga besar saya selalu menantikan momen spesial yang telah menjadi tradisi turun-temurun dan menjadi simbol kebersamaan yang tak tergantikan. Sebuah perayaan yang bukan hanya tentang makna bersama, tetapi juga tentang kebersamaan yang menguatkan tali persaudaraan yang mungkin sempat merenggang karena kesibukan masing-masing dan jarak yang memisahkan.

Momen spesial ini dimulai dengan silaturahmi dan saling bermaaf-maafan, sebuah kebiasaan yang selalu diutamakan setiap Lebaran. Para anggota keluarga yang lebih muda meminta maaf kepada yang lebih tua, menunjukan rasa hormat dan menjaga hubungan yang penuh kasih sayang. "Momen ini selalu saya tunggu setiap tahun," ujar Bu Chusnul, salah satu anggota keluarga. "Saat inilah saya merasa benar-benar dekat dan saling menghapus kesalahan masa lalu."

Anggota keluarga saling bersalaman dengan hangat, mencerminkan ketulusan dan eratnya silaturahmi. (Dokumentasi Pribadi)

Tak hanya itu, kebersamaan semakin terasa dengan adanya berbagai acara yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. Salah satunya adalah berbagi doorprize yang selalu ditunggu-tunggu. Seluruh anggota keluarga berkumpul dengan penuh antusias menunggu nama mereka dipanggil. "Setiap tahun selalu ada kejutan, kadang saya berharap mendapatkan hadiah yang besar, tapi malah dapat yang lucu-lucu." kata Nabila salah satu anggota keluarga sambil tertawa.

Selain doorprize, tradisi berbagi Tunjangan Hari Raya (THR) juga menjadi salah satu momen yang paling ditunggu, terutama oleh anak-anak dan keponakan-keponakan yang hadir. Meski THR adalah tradisi tahunan, makna pemberian tersebut jauh lebih dalam yaitu sebagai bentuk kasih sayang dari yang lebih dewasa kepada generasi penerus keluarga. "Dulu waktu kecil saya yang menerima THR, sekarang gantian saya yang ngasih THR," kata Silvi salah satu anggota keluarga sambil tersenyum. "Senang rasanya bisa meneruskan tradisi ini." ujarnya.

Tak kalah serunya, makan bersama menjadi puncak dari perayaan ini. Dengan hidangan khas keluarga yang selalu hadir di meja, cerita-cerita lama kembali diungkit, tawa dan canda memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang begitu hangat.

Yang menjadikan acara semakin istimewa adalah tradisi mengenakan pakaian yang selaras. Setiap tahun, seluruh anggota keluarga besar mengenakan baju seragam dengan desain dan warna yang sama. Pakaian ini lebih dari sekedar busana, tetapi simbol kebersamaan dan kekompakan keluarga yang terus terjaga. "Kami sengaja menyiapkan seragam ini agar terlihat kompak," ujar salah satu anggota keluarga yang menyiapkan acara ini. "Setiap tahun warnanya berbeda, tahun kemarin kita pakai warna tosca kalau tahun ini kita ambil warna oren, jadi selalu ada yang baru buat dikenang." ujarnya.

Momen kebersamaan ini memberikan makna lebih dari sekadar acara tahunan. Setiap tradisi yang dijalani membawa pesan penting tentang kekuatan hubungan keluarga yang tak lekang oleh waktu. Bagi keluarga besar saya, perayaan Lebaran bukan hanya soal merayakan hari besar, tetapi juga kesempatan untuk mempererat tali persaudaraan, mengingatkan satu sama lain akana pentingnya kasih sayang dan penghormatan, yang selalu hadir ditengah tengah-tengah kesibukan.

Seiring berjalannya waktu, tradisi ini semakin menguatkan ikatan keluarga, bahkan saat anggota keluarga sudah banyak yang tinggal di luar kota. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun menjadi cara untuk selalu merayakan kebersamaan, membuktikan bahwa meski jarak memisahkan, kebersamaan tetap dapat dirasakan. Kita kembali setiap tahun, berkumpul dan merayakan kebersamaan yang tak ternilai harganya, menjaga tradisi dengan penuh rasa syukur, dan selalu menciptakan kedamaian diantara kita.