Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Muktamar dan Perjalanan Cinta
28 November 2022 15:43 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Indah Marina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Usai melaksanakan shalat subuh aku, saudaraku, dan teman-teman bergegas bersiap-siap untuk menuju ke kota Solo, tempat dilaksanakannya Muktamar Muhammadiyah-Aisyiyah ke-48. Tak disangka cuaca pagi ini cukup buruk di Yogyakarta dan tiba-tiba hujan turun. Tak menghalangi niat kami, kami tetap berangkat dengan memakai jas hujan seadanya agar tidak ketinggalan kereta.
ADVERTISEMENT
Di dalam kereta kami menjumpai banyak orang yang ternyata satu tujuan, dan sempat sedikit mengobrol dengan seorang ibu yang usianya sudah cukup tua namun semangatnya begitu kuat untuk berangkat pagi itu.
Sesampainya di stasiun Purwosari ternyata sudah dipadati orang-orang yang tampaknya satu tujuan dengan kami. Tujuan awal kami adalah Stadion Manahan. Meskipun masih gerimis, lagi lagi tak mengurangi semangat kami, kami berjalan kaki dari stasiun Purwosari menuju Stadion yang jaraknya kurang lebih 3,9 km bersama keramaian orang dan luar biasanya kebanyakan adalah terdiri dari orang tua dari Muhammadiyah, Aisyiyah dan tidak sedikit yang membawa keluarganya.
Mendekati stadion aku sedikit heran kenapa banyak yang menjual plastik, ternyata ketika memasuki stadion berair dan berlumpur, namun tetap tak mengurangi semangat warga Muhammadiyah yang hadir, meskipun tidak semuanya dapat memasuki stadion mereka tetap terlihat sangat gembira dan memilih untuk menunggu di depan stadion. Ada yang berfoto, membuat video atau sekadar duduk di depan stadion sambil menunggu acara dimulai.
Setelah dari stadion kami pun menuju tempat kedua yaitu Tjolomadoe, tempat dilaksanakannya Muktamar Fair. Hendak memesan ojek online ternyata kami kehilangan sinyal yang membuat kami harus berjalan kaki lagi dari stadion ke halte SMA Regina Pacis sejauh 1,6 km.
ADVERTISEMENT
Kemacetan terjadi di sepanjang jalan Adi Sucipto menuju arah Tjolomadoe/Colomadu, membuktikan bahwa antusias muktamar sangat luar biasa. Sesampainya di Colomadu karena sudah memasuki waktu zuhur kami memutuskan untuk melaksanakan shalat terlebih dahulu.
Waktunya jalan-jalan, kami mengelilingi ratusan stand yang isinya sangat menarik, mulai dari makanan, minuman, obat-obatan, batik, stand kampus Muhammadiyah, wahana permainan dan panggung yang diisi oleh berbagai tampilan dari siswa/siswi sekolah Muhammadiyah dan tak lupa kami mampir di stand Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kami mendapatkan banyak souvenir mulai dari gantungan kunci, totebag, gelas dan lainnya yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.
Selain souvenir dan buah tangan, hal yang paling menyenangkan adalah ketika bertemu dengan teman-teman yang berasal dari daerah lain serta keseruan bertemu dan bercerita dengan orang baru, mulai dari cerita bersama si ibu penjual es teh, cerita bersama penjaga stand RS PKU Muhammadiyah dan banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Perjalanan kali ini sangat menarik dan memberi banyak pelajaran bagi saya, Teringat kutipan Jenderal Sudirman "Jadi kader Muhammadiyah itu berat, kalau bimbang dan ragu lebih baik pulang" di sepanjang jalan mulai dari keberangkatan hingga pulang saya menyaksikan cinta yang begitu besar dari setiap warga Muhammadiyah. Hal ini membuktikan bahwa seberat apa pun menjadi kader Muhammadiyah apabila dijalani dengan cinta akan terasa ringan. Akan saya kenang perjalanan cinta ini, Yogyakarta-Solo (19 November 2022).
Bagaimana cerita muktamar mu?