Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Artificial Intelligence, Penyebab Krisis Berpikir Kritis Generasi Muda?
11 November 2024 9:15 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Ibni Nur Hilma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dunia pada hari ini tidak luput dari penggunaan teknologi yang semakin maju dan berkembang. Era ini dinamakan dengan era society 0.5 konsep yang bertujuan mengintegrasikan masyarakat dan teknologi guna mencapai kehidupan yang lebih baik dan efisien. Artificial Intelligence merupakan salah satu bentuk penggunaan teknologi di kehidupan yang kita jalani secara tidak sadar setiap harinya telah menggunakan AI dalam segala bidang. Artificial Intelligence (AI) adalah teknologi pada komputer yag mampu mengelola database super besar yang diolah menjadi output hasil analisis sebuah data. Dengan kata lain AI merupakan teknologi yang memungkinkan komputer untuk berpikir, belajar, dan melakukan tugas-tugas layaknya manusia.
ADVERTISEMENT
Era society 0.5 Dalam bidang pendidikan diantaranya penggunaan Artificial Intelligence yang diakses oleh para siswa dan mahasiswa dalam mengerjakan tugas sekolahnya, seperti membantu membuat presentasi, makalah, sampai menjawab soal pun bisa AI kerjakan. Tampak begitu mudah dan efisien bukan?. Namun, apakah dengan bantuan AI justru membuat kita semakin pintar atau bodoh, bahkan membuat kemampuan berpikir kritis generasi muda semakin krisis?. Hal apa yang membuat Artificial Intelligence berdampak terhadap cara berpikir generasi muda, berikut pembahasan selanjutnya.
Kemudahan Akses Informasi
Dengan meningkatnya pelayanan akses komunikasi dan informasi seperti media sosial, website, platform berita dan artikel online, membuat mudahnya akses masyarakat dan pelajar khususnya untuk memperoleh informasi publik secara cepat, luas, dan instan. Kemudahan ini membuat generasi muda menjadi pasif dan tidak terbiasa mengulik informasi secara lebih mendalam.
ADVERTISEMENT
Ketergantungan pada AI
Penggunaan Artificial Intelligence dalam menyelesaiakan tugas sekolah seringkali digunakan dalam pembuatan materi presentasi, tanya jawab, membuat essai dan makalah dengan tujuan pengerjaan menjadi lebih efisien dan praktis. Hal ini membuat kemampuan berpikir kritis, analitis, dan pemecahan masalah berkurang.
Artificial Intelligence sebagai akses informasi berfungsi sebagai alat bantu kreativitas, dan sumber ide atau rujukan. Namun, jika terlalu bergantung terhadap penggunaan AI dapat membatasi ide-ide orisinal dan sulitnya pertanggung jawaban terhadap keorisinalitasan suatu karya, baik itu kepenulisan, musik, dan seni.
Pentingnya pendidikan kritis
ADVERTISEMENT
Menurut para ahli, pendidikan kritis memiliki ciri khas sebagai berikut:
• Berorientasi pada masalah: Pendidikan kritis mengajak siswa untuk mengidentifikasi masalah-masalah nyata yang terjadi di sekitar masyarakat. Siswa kemudian menganalisis akar dari permasalahan, dampaknya dan pencarian solusi yang relevan dengan permasalahan tersebut.
• Memperkuat pemikiran kritis: Pendidikan kritis mendorong siswa untuk mengembangkan nalar kritis dengan menganalisis secara objektif, dan memberikan berbagai perspektif.
• Mendorong partisipasi aktif: Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran tidak hanya menjadi penerima informasi. Siswa diajak berdiskusi, berdebat, dan melakukan penelitian.
• Penjelasan teori dengan praktik: Pendidikan kritis menghubungkan teori-teori akademik dengan kenyataan sosial. Siswa diperlihatkan bagaimana konsep-konsep teoritis diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
• Membentuk kesadaran sosial: Pendidikan kritis bertujuan untuk membentuk karakter kesadaran siswa terhadap ketidakadilan, diskriminasi, dan masalah-masalah global lainnya.
ADVERTISEMENT
• Mendorong perubahan sosial: Pendidikan kritis tidak hanya memahami suatu permasalahan, tetapi juga mendorong untuk siswa mengambil tindakan dan menjadi agen perubahan.
Manfaat pendidikan kritis
• Meningkatnya kemampuan bernalar kritis: Siswa menjadi lebih mampu menganalisis informasi, menyebarkan argumen, dan mengambil keputusan yang rasional.
• Mencetak warga negara yang aktif: Pendidikan kritis melahirkan individu yang peduli terhadap isu-isu sosial dan siap berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
• Mendorong inovasi: dengan terus terbiasa berpikir kritis, siswa dapat menemukan solusi-solusi kreatif dan inovatif untuk masalah-masalah yang kompleks.
• Memperkuat identitas diri: Pendidikan kritis membantu siswa dalam memahami diri sendiri dalam konteks sosial yang lebih luas.
Integrasi pendidikan kritis dengan Artificial Intelligence
ADVERTISEMENT
Ibarat yin dan yang, dua konsep yang mungkin tampak bertolak belakang, ternyata dapat saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Artificial Intelligence dengan kemampuannya dalam mengelola database, mengolah ribuan data dan menghasilkan sebuah output analisis hasil data, dapat menjadi alat untuk mendukung pengembangan kritis siswa.
Bagaimana AI dapat mendukung pendidikan kritis?
1. Akses Informasi yang Lebih Luas dan Cepat:
Database yang terakurasi: AI dapat menyusun database yang berisi berbagai sumber informasi yang relevan dengan topik yang akan dibahas, sehingga siswa dapat dengan mudah menemukan informasi yang diperlukan.
Analisis Sentimen: AI dapat menganalisis sentimen dalam berbagai sumber berita dan sosial media, membantu siswa memahami berbagai sudut pandang dan menghindari bias informasi.
ADVERTISEMENT
2. Personalisasi Pembelajaran
Adaptasi Materi: AI dapat menyesuaikan materi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar dan tingkat masing-masing siswa.
Analisis pemberian evaluasi pembelajaran: Dengan menganalisis pola jawaban siswa, AI dapat mengidentifikasi konsep-konsep yang sulit dimengerti dan memberikan materi tambahan atau latihan yang lebih bertarget.
3. Penguatan Keterampilan Berpikir Kritis:
Simulasi dan Skenario: AI menyusun simulasi dan skenario pembelajaran yang sistematis dan kompleks, mendorong siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah.
Analisis Data: AI dapat menyajikan data yang relevan untuk dikaji oleh siswa. Mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir analitis dan evaluatif.
4. Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil:
Evaluasi proses berpikir: AI tidak hanya memberikan jawaban akhir untuk siswa, tetapi juga proses berpikir yang mereka gunakan dalam mencapai hasil jawaban tersebut.
ADVERTISEMENT
Umpan Balik yang Konstruktif: AI dapat membantu memberikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif, membantu siswa dalam memperbaiki kesalahan dan meningkatkan pemahaman siswa.
Contoh Penerapan AI dalam Pendidikan kritis
• Analisis Teks: AI dapat digunakan untuk menganalisis teks sastra, berita, atau dokumen sejarah, membantu siswa mengidentifikasi tema, simbol, dan makna tersirat.
• Pembelajaan Berbasis Masalah: AI dapat menciptakan skenario pembelajaran berdasarkan masalah yang kompleks dan realistis, membuat siswa bekerja sama dalam mendapatkan solusi permasalahan.
• Evaluasi Esai: Ai dapat membantu guru dalam mengevaluasi esai siswa, dengan memberikan umpan balik mengenai struktur, argumen, dan penggunaan bahasa.
ADVERTISEMENT
Integrasi AI dalam pendidikan kritis memiliki potensi untuk merevolusi cara kita belajar dan berpikir. Dengan memanfaatkan kekuatan AI, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih personal, efektif, dan relevan. Namun, penting untuk diingat bahwa AI hanyalah alat. Peran guru sebagai fasilitator pembelajaran dan pembimbing siswa tetaplah sangat penting.