Keberhasilan Visi 2030 Arab Saudi di Sektor Staycation

Ica Cahayani
Mahasiswa S2 Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
14 September 2021 14:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ica Cahayani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Travel Bubble Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Travel Bubble Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Arab Saudi merupakan salah satu negara teluk dengan pertumbuhan ekonomi yang baik di kawasan Timur Tengah. Menurut data Bank Dunia bahwa Arab Saudi saat ini memiliki pendapatan perkapita USD 20,110.316 (www.worldbank.org).
ADVERTISEMENT
Perubahan arah kebijakan ekonomi Arab Saudi sangat menarik. Saat ini, Arab Saudi tidak hanya menggantungkan perekonomian pada minyak sebagaimana negara tersebut dikenal sebagai negara penghasil minyak dengan mengakumulasi 16% cadangan minyak dunia. Namun saat ini, pemerintah Arab Saudi melebarkan sayap ekonomi pada bidang lain yakni staycation. Sejak kepemimpinan Mohammad Bin Salman sebagai putra mahkota dengan mencetuskan adanya visi 2030 Arab Saudi yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi dan pasar bebas Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi ingin mengubah kebijakan ekonominya menjadi ekonomi pasar bebas dan mendominasi di sektor pariwisata menjadi ekonomi haluan baru negaranya.
Staycation merupakan keberhasilan visi 2030 Arab Saudi yang dimulai sejak tahun 2018. Staycation dapat dikatakan sebagai bentuk liburan dalam hotel yang mewah dengan berbagai fasilitas yang disediakan. Jadi staycation identik dengan liburan yang menetap pada satu tempat tertentu. Staycation merupakan bentuk terobosan baru untuk membatasi berhubungan dengan orang lain dan dapat menjadi solusi utama liburan menarik di era transisi pandemik COVID-19.
ADVERTISEMENT
Melalui Visi 2030 Putra Mahkota Muhammad bin Salman Arab Saudi sudah akan berhenti menggantung stabilitas ekonomi politik Arab Saudi pada sumber daya minyak dengan salah satu visi yakni pembentukan kota NEOM yang merupakan wilayah investasi baru yang tidak terikat pada aturan kerajaan Arab Saudi.
Kota NEOM (Sumber: pixabay.com)
Muhammad bin Salman mendirikan mega kota bisnis seluas 26.500 km dengan garis pantai sepanjang 468 km yang disebut NEOM (Neo Mustaqbal). Kota NEOM digambarkan sebagai wilayah yang dioperasikan dengan teknologi tinggi. Kota NEOM akan difungsikan sebagai wilayah penghubung antara Eropa, Asia, dan Afrika. Kota NEOM menjadi magnet internasional bagi SDM yang berkualitas dengan fasilitas mewah seperti bar, restoran, dan hotel-hotel. Hal ini seperti yang gambarkan Mohammad Bin Salman dalam perbincangan dengan presiden Donald Trump 2018 lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut Muhammad bin Salman pendirian kota dengan lebih menekankan pada kota yang sangat bebas memungkinkan wisatawan asing berkunjung ke Arab Saudi dan tertarik untuk tinggal dalam waktu yang cukup lama. Secara geografis Arab Saudi sangat menarik dengan bentuk kebudayaan yang menarik, sejarah Islam sangat melekat di Arab Saudi sehingga keterbukaan negara tersebut untuk negara lain dan terdapatnya kota bebas maka akan memudahkan banyak wisatawan asing masuk dan berwisata di negara Arab Saudi.
Kebijakan ekonomi Arab Saudi yang bersandar pada visi 2030 Arab Saudi akan membawa Arab Saudi pada ketidaktergantungan ekonomi pada minyak lagi. Di mana selama ini, ketegangan politik minyak di wilayah Arab Saudi akan menurun. Ketegangan ekonomi politik sering terjadi karena Arab Saudi tidak memiliki sumber ekonomi alternatif selain minyak untuk menggantungkan perekonomian negaranya. Visi 2030 membawa haluan baru bagi Arab Saudi, pasar bebas pada wilayah yang tidak terikat aturan kerajaan. Pembukaan wilayah kota wisata menjadi tujuan utama visi 2030. Demikian staycation adalah salah satu visi yang sudah terbukti menjadi tren baru bagi perekonomian Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Melihat hal tersebut bahwa bidang staycation sangat menjanjikan bagi Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi sudah mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan untuk negaranya jika dibandingkan dengan kebijakan Arab Saudi yang sebelumnya hanya menggantungkan perekonomian pada minyak. Staycation melonjak naik setelah pemerintah Arab Saudi mengizinkan warga negara ke luar negeri dan mengizinkan asing masuk di Arab Saudi. Pada bulan mei lonjakan belanja konsumen pada bidang staycation mencapai 70 persen tetapi pada bulan juli mencapai 96,7 persen dengan kenaikan mencapai 14,7 persen. Peningkatan ini terlihat sangat menarik
Staycation merupakan terobosan ekonomi yang baik di era transisi pandemi COVID-19. Dengan staycation mampu menciptakan liburan yang aman bagi wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri
ADVERTISEMENT
Staycation bukan hanya untuk wisatawan domestik tetapi juga wisatawan internasional. Staycation menawarkan cara berlibur yang berbeda namun asyik dan mampu mengobati kerinduan masyarakat untuk berlibur. Dengan staycation dinilai bahwa sebagai keberhasilan pemerintah visi 2030 Arab Saudi dalam mengubah Arab Saudi bukan hanya identik dengan minyak tetapi juga identik dengan sektor ekonomi pariwisata yang unggul.
Staycation akan menjadi wisata menarik bagi wisatawan yang hendak akan melakukan liburan dan bersantai dalam ruangan menikmati pemandangan luar dari gedung hotel yang mewah Arab Saudi.