Konten dari Pengguna

Kebisingan dapat Merusak Kesehatan Mental Manusia

Icha Aditama
Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya dengan prodi Psikologi, saya merupakan seseorang yang lihai dan sangat suka dengan menulis.
16 Oktober 2024 17:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Icha Aditama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kebisingan dapat Merusak Kesehatan Mental Manusia Foto : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kebisingan dapat Merusak Kesehatan Mental Manusia Foto : Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suara yang tidak diinginkan yang timbul dari aktivitas manusia baik ketika melakukan kegiatan industrial dan melibatkan peralatan kerja dikenal sebagai kebisingan. Kebisingan didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan dan biasanya dikarakterisasi oleh intensitas (misalnya desibel), frekuensi (misalnya nada), periodisitas (terus-menerus atau terputus-putus), dan durasi (akut atau kronis) (Stookols, 1972). Fenomena ini bukan merupakan hasil dari tindakan sengaja manusia, melainkan konsekuensi dari operasi mesin dan alat-alat produksi. Ketika mencapai level tertentu, kebisingan ini dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif. Efek-efek tersebut meliputi kerusakan pada sistem pendengaran, gangguan kesehatan mental, penurunan kemampuan berkonsentrasi, serta berkurangnya efisiensi kerja para karyawan (Lizardy, 2017)
ADVERTISEMENT
Berbagai studi telah dilakukan untuk menyelidiki pengaruh paparan suara keras berkelanjutan terhadap pekerja di lingkungan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebisingan tidak hanya mempengaruhi sistem pendengaran, tetapi juga dapat menyebabkan efek non-auditori, seperti kelelahan pada pekerja. (Silitonga & Zetli, 2020) Menjelaskan bahwa kebisingan dapat menjadikan seseorang mengalami kelelahan yang merupakan kondisi di mana cadangan energi tubuh seseorang menjadi tidak memadai untuk menjalankan aktivitas sehari-hari secara normal. Keadaan ini ditandai dengan menurunnya efisiensi kerja dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan berbagai kegiatan. Dengan kata lain, kelelahan menggambarkan suatu situasi di mana tubuh mengalami penurunan kapasitas untuk berfungsi secara optimal dalam rutinitas harian.
Kebisingan tidak hanya terjadi pada saat perjalanan menuju tempat kerja atau kuliah, beberapa kantor dan perumahan khususnya di perkotaan banyak yang terasa tidak layak karena sangat dekat dengan jalan utama atau jalan protokol, bukan hanya itu tempat tinggal juga banyak yang berada dekat dengan transportasi umum yang memiliki suara yang dapat mengganggu seperti kereta bahkan hingga pesawat, hal-hal tersebut akan dapat sangat mengganggu individu yang bekerja atau bertempat tinggal di Kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana kebisingan dapat berpengaruh dengan kesehatan mental?
Suara itu diperlukan tetapi jadi berbahaya untuk menghasilkan kebisingan. Komponen psikologis dari suara yang tidak diinginkan dan komponen fisiknya memainkan peran penting dalam persepsi kebisingan. Karakteristik psikologis penting lainnya dari suara termasuk prediktabilitasnya dan tingkat kendali pribadi terhadap sumber suara (Jones et al., 2014). Kebisingan yang intens, tidak terduga, dan tidak terkendali dapat menciptakan perasaan negatif seperti gangguan.
Kebisingan kronis menghasilkan stres, dan dapat menyebabkan peningkatan signifikan pada tekanan darah pada orang dewasa dan anak-anak (Steg & Groot, 2019). Hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan resep obat-obatan kardiovaskular, serta peningkatan penyakit jantung dan stroke (Münzel et al., 2014). Anak-anak yang bersekolah di dekat bandara memiliki kadar noradrenalin dan hormon stres lainnya yang lebih tinggi, serta tekanan darah istirahat yang lebih tinggi dari waktu ke waktu dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal di daerah yang tenang. Bukti tambahan untuk stres fisiologis akibat kebisingan berasal dari tempat kerja. Orang yang bekerja di lokasi yang lebih bising, terutama selama bertahun-tahun, memiliki tekanan darah yang lebih tinggi (Steg & Groot, 2019), berikut meruakan dampak-dampak lainnya dari kebisingan :
ADVERTISEMENT
Respons fisiologis: Menekankan bahwa kebisingan tidak hanya menyebabkan stres psikologis, tetapi juga memicu respons fisik yang konkret dalam tubuh.
Dampak jangka panjang: Menyebutkan bahwa paparan kebisingan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang persisten.
Populasi yang terpengaruh: Menunjukkan bahwa dampak kebisingan tidak hanya terbatas pada orang dewasa, tetapi juga memengaruhi anak-anak.
Lingkungan kerja: Menambahkan contoh dampak kebisingan pada lingkungan kerja untuk memperkuat argumen.
Kebisingan kronis juga berdampak negatif pada psikologis dan perilaku. Kebisingan mempengaruhi kinerja serta dapat mengganggu kemampuan untuk mengalokasikan perhatian, menghambat deteksi sinyal yang jarang terjadi, dan merusak memori menurut Van Kempen dalam (Steg & Groot, 2019). Kebisingan juga memengaruhi motivasi. Anak-anak di kelas yang lebih berisik dilaporkan memiliki motivasi prestasi yang lebih rendah (Gilavand & Jamshidnezhad, 2016). Sudah lama ditemukan bahwa individu yang terpapar kebisingan di laboratorium menjadi kurang gigih dalam tugas motivasional setelah kebisingan tersebut dihilangkan, karena efek ini diamati setelah stresor dihilangkan, efek motivasional ini ditafsirkan sebagai efek sampingan yang disebabkan oleh beban bekerja di bawah kebisingan. Ketika individu dapat mengendalikan kebisingan, efek sampingan ini berkurang. Paparan stresor lingkungan tak terkendali lainnya seperti kerumunan dan kemacetan lalu lintas menciptakan defisit motivasi serupa (Steg & Groot, 2019)
ADVERTISEMENT
kebisingan memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental, fisiologis, serta kemampuan kognitif individu. Penelitian menunjukkan bahwa kebisingan kronis, terutama yang tidak terduga dan tidak terkendali, dapat meningkatkan stres, tekanan darah, dan risiko penyakit jantung, serta memengaruhi perilaku dan motivasi. Pada anak-anak, kebisingan tidak hanya memicu respons stres fisik, tetapi juga berdampak negatif pada kemampuan belajar, seperti kemampuan membaca dan konsentrasi.
Intervensi pengurangan kebisingan terbukti efektif dalam mengurangi dampak negatif tersebut. Studi tentang kemampuan membaca anak-anak di sekolah menunjukkan bahwa pengurangan kebisingan dapat memulihkan keterampilan yang terganggu, seperti membaca. Oleh karena itu, pengelolaan kebisingan di lingkungan belajar dan kerja menjadi penting untuk menjaga kesehatan mental, meningkatkan kinerja, serta mendukung perkembangan kognitif secara optimal.
ADVERTISEMENT