Konten dari Pengguna

Puskesmas Ciomas Tuntas Anemia dengan Pelayanan SARAS CERITA

Icha Tiara Devi Febrianti
Undergraduate Student of Public Health at University of Indonesia - Specialization on Administration and Health Policy. FKM UI - SMA TN Alumnus
10 Juni 2022 21:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Icha Tiara Devi Febrianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anemia. Source: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Anemia. Source: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasti sebagian dari teman-teman sudah pernah dengar ya terkait Anemia. Anemia atau sering dikenal dengan kekurangan darah adalah kondisi dimana tubuh mengalami penurunan jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah berkurang sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan tubuhnya sendiri. Tanda-tanda umum anemia yang sering terjadi yaitu tubuh lemas, cepat lelah, keluhan sakit kepala atau pusing, kulit pucat, sering mengantuk setelah makan, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Anemia ini sering terjadi pada anak remaja loh. Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke dewasa, biasanya berada pada rentang umur 12-24 tahun. Terjadinya anemia pada remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan pada remaja laki-laki, alasannya karena remaja perempuan mengalami masa menstruasi sehingga akan dua kali lebih banyak kehilangan zat besi dalam darah.
Teman-teman juga perlu tau nih, kalau ternyata di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 32% kelompok umur 15-24 tahun mengalami anemia. Anemia tidak bisa dianggap enteng karena dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit, menurunkan kebugaran dan produktivitas kerja, atau parahnya lagi jika remaja dengan anemia menjadi ibu hamil akan berdampak pada terganggunya pertumbuhan janin dan anak misalnya bayi berat lahir rendah, prematur, tumbuh kembang anak lambat, dan bisa terjadi risiko kesakitan ataupun kematian pada bayi, serta pendarahan sebelum dan setelah kelahiran dapat mengancam keselamatan ibu.
ADVERTISEMENT
Permasalahan anemia ini masuk dalam kategori permasalahan gizi yang tentunya dapat ditangani dengan pemenuhan kebutuhan makanan seimbang. Untuk mendukung penyelesaian permasalahan gizi tersebut, pemerintah telah membentuk Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi Gizi yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kekurangan gizi dengan melaksanakan pemberian suplementasi gizi bagi kelompok rawan gizi. Maka dari itu, anemia harus menjadi fokus kita bersama untuk meningkatkan kesehatan remaja perempuan atau lebih tepatnya wanita usia subur. Pelayanan kesehatan memiliki andil penting dalam memberikan pelayanan kesehatan gizi yang terbaik bagi masyarakat khususnya anak balita dan remaja.
Wawancara Puskesmas Ciomas. Source: Penulis
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Tata Usaha Puskesmas Ciomas yaitu Ibu Khoirul Ummah menyebutkan,
"Di Jawa Barat, khususnya di daerah Kabupaten Bogor permasalahan anemia ini masih menjadi tantangan kesehatan yang perlu diberantas. Berdasarkan analisis yang kami lakukan pada pelajar usia 10-18 tahun di tahun 2018 terdapat 16,78% pelajar alami anemia sehingga berisiko terjadinya masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Dengan begitu, kami sebagai pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat khususnya wilayah Kecamatan Ciomas berupaya memberantas anemia dengan membentuk inovasi pelayanan peduli kesehatan remaja, yang dikenal dengan SARAS CERITA"
ADVERTISEMENT
SARAS CERITA atau Sahabat Remaja Ciomas Cerdas Sehat Tanpa Anemia adalah inovasi layanan kesehatan yang dilakukan Puskesmas Ciomas di masa pandemi Covid-19 untuk memerangi anemia pada remaja. Kenapa pada masa pandemi Covid-19? Hal ini dikarenakan, kegiatan pembelajaran sekolah yang dilasakanakan secara daring berdampak pada kesehatan anak remaja yang kurang terkontrol. Berangkat dari kepedulian puskesmas untuk menanggulangi permasalahan anemia di saat pandemi inilah, Puskesmas Ciomas ingin bersama-sama masyarakat menciptakan remaja putri yang sehat tanpa anemia.
Ibu Khoirul ummah juga menyebutkan:
"SARAS CERITA dilaksanakan melalui beberapa program layanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan remaja dengan cara promotif, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan. Misalya kemarin itu kita telah melakukan promosi kesehatan via zoom untuk pelajar dengan mengangkat beberapa topik seperti minum tablet tambah darah (TTD), kesehatan reproduksi, kesehatan indera, dan pentingnya peningkatan aktivitas fisik melalui penerapan Gerakan Kesehatan Masyarakat (Germas). Kami juga melakukan pembinaan, pemantauan, dan pengawasan dengan mendistribusikan tablet tambah darah (TTD) kepada remaja perempuan SMP dan SMA yang disalurkan ke sekolah-sekolah dan posyandu remaja yang ada di wilayah kerja kami, kemudian ada layanan konseling dan penyuluhan kesehatan terkait gizi remaja. Program ini telah memampukan Puskesmas Ciomas menjangkau anak-anak remaja di wilayah kerja kami khususnya dalam penanggulangan anemia".
ADVERTISEMENT
SARAS CERITA merupakan salah satu inovasi yang mungkin bisa menjadi referensi bagi pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Seluruh Indonesia. Upaya jemput bola perlu dilakukan agar mampu mengatasi permasalahan kesehatan, salah satunya dalam hal ini kesehatan remaja yakni anemia. Perlu adanya kerjasama lintas sektor yang saling mendukung baik dari pemerintah, pelayanan kesehatan, masyarakat, maupun para remaja agar segala program yang dibentuk mampu tata laksana dengan optimal. Tentunya kalau tidak dimulai dari keinginan kuat dari sendiri, siapa lagi yang akan memulainya. Yuk dukung dan ikuti program-program pelayanan kesehatan yang ada di daerahmu!. Aku Sehat, Kamu Sehat, Indonesia Sehat!