Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Suka Budaya Korea?, Ini Dia 3 Hari Besar di Korea Selatan
17 April 2022 13:54 WIB
Tulisan dari Icha Tiara Devi Febrianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Annyeonghaseyo yeorobun (안녕하세요 여로분) atau dalam bahasa Indonesianya didefinisikan "Halo semuanya". Teman-teman pasti sudah tidak asing lagi bukan dengan kata-kata tersebut, apalagi buat kalian yang suka K-pop, drama Korea, lagu Korea, ataupun budaya Korea Selatan lainnya. Budaya Korea sendiri sudah secara global dikenal di berbagai negara dunia, yang mana saat ini persebarannya semakin cepat baik dari kebudayaannya, gaya hidup (life style) di segala bidang, ataupun orang-orang yang mulai tertarik mempelajari Bahasa dan budaya Korea. Persebaran budaya Korea tersebut disebut dengan korean wave atau gelombang korea (한류 dibaca Hallyu).
ADVERTISEMENT
Dengan adanya korean wave, kita dapat dengan mudah mengenal budaya Korea dari media sosial ataupun media informasi lainnya. Nah, mungkin sebagian dari teman-teman sudah mengenal dan menyukai hal yang berbau Korea seperti K-pop ataupun drama Korea. Tapi, teman-teman sudah tau belum mengenai hari-hari besar yang ada di Korea Selatan?. Jika belum, tepat sekali karena topik ini akan membahas mengenai 3 hari besar yang ada di Korea Selatan.
1. Seollal (설날) atau Tahun Baru Imlek
Seollal (설날) merupakan perayaan hari pertama Tahun Baru Imlek di Korea sesuai dengan hitungan kalender bulan yakni hari ke-1 bulan ke-1. Perayaan Seollal dianggap penting untuk dirayakan secara besar-besaran dan biasanya akan ada hari libur selama 3 hari bagi masyarakat di Korea. Bisa dibilang perayaan Seollal ini mirip dengan lebarannya di Indonesia seperti sanak saudara akan berkumpul atau mudik ke rumah orangtua (keluarga tertua) sehingga jalanan akan sangat penuh dan macet akibat mudik. Hari raya Seollal juga memiliki beberapa hal unik didalamnya misalnya terdapat Charyesang (차례상), Sebae (세배), Sebaetdon (세뱃돈), dan Tteokguk (떡국).
Charyesang adalah meja persembahan atau sesaji yang selalu ada di setiap tahun baru, biasanya terdapat berbagai makanan sajian diatas meja yang diperuntukkan untuk arwah leluhur. Pada Charyesang, selain dilakukan doa bersama untuk arwah leluhur, terdapat beberapa hal yang diletakkan di meja saji yaitu papan nama leluhur, makanan yang mengandung protein (misalnya ayam, ikan), varian sup, toge, buah-buahan atau manisan, arak, dan sebagainya. Tata peletakkan sajian tersebut tidak boleh sembarangan loh, yakni harus disesuaikan dengan arah mata angin misalnya nama-nama leluhur diletakkan di sisi utara, kemudian buah-buahan yang berwarna merah diletakkan di sisi timur dan buah yang warnanya lebih pucat atau putih diletakkan di sisi barat, ikan harus menghadap ke arah timur, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Setelah berdoa untuk leluhur, dilakukan Sebae. Sebae merupakan rangkaian penting saat Seollal, biasanya keluarga termuda atau anak-anak memberikan hormat kepada keluarga tertua dengan berlutut dan membungkuk untuk memberikan penghormatan, serta saling mendoakan satu sama lain. Pada rangkaian Sebae, baik keluarga juga anak-anak menggunakan Hanbok (한복) atau pakaian tradisional Korea. Setelah selesai melakukan Sebae, keluarga tertua akan memberikan angpao atau uang tahun baru kepada keluarga yang disebut Sebaetdon. Saat Sebaetdon, anak-anak akan berbaris untuk mendapatkan angpao tersebut.
Nah terakhir, ada makanan khas yang harus ada saat Seollal yaitu Tteokguk. Tteokguk adalah sup kue beras yang memiliki filosofi penting jika kita memakannya di tahun baru. Dengan memakan Tteokguk maka diharapkan akan panjang umur, kemudian warna putih dari kue beras menandakan harapan agar kehidupan setahun kedepan akan berjalan cerah atau beruntung, selanjutnya kue beras yang dipotong berbentuk koin bermakna sebagai rejeki atau kekayaan yang melimpah. Selain itu, Seollal juga menjadi perayaan akan bertambah umurnya setiap orang di tahun itu.
ADVERTISEMENT
2. Festival Dano (단오 atau 수릿날)
Festival Dano atau Surit-nal merupakan perayaan yang dilakukan setiap hari ke-5 bulan ke-5 kalender bulan di Korea. Berdasarkan Yin dan Yang, dipercaya oleh masyarakat Korea pada penanggalan angka ganjil (Yin) tersebut adalah kondisi dimana langit memiliki energi yang sedang kuat-kuatnya atau panas-panasnya. Perayaan Dano sendiri dilakukan sebagai penanda telah selesainya masa tanam dan menyambut datangnya musim panas, serta mengandung harapan para petani agar mendapakan panen yang berlimpah ketika panen.
Festival Dano Gangneung ini telah terdaftar sebagai warisan budaya lisan dan non-bendawi manusia oleh UNESCO pada tahun 2005. Beberapa hal unik yang ada di perayaan Dano diantaranya terdapat Changphomule morigamki (창포물에 머리 감기), Changpho binyeowa gung-gungikotgi (창포빈녀와 궁궁이꽂기), Geune ddwigi (그네뛰기), Ssireum (씨름), serta Bujeog sseugi (부적 쓰기).
ADVERTISEMENT
Changphomule morigamki merupakan kegiatan mencuci rambut dan wajah dengan air rendaman jeringau yang bertujuan untuk menjauhkan mereka dari bahaya atau semacam tolak bala. Kemudian, Changpho binyeowa gung-gungikotgi adalah sebuah hiasan rambut dari batang jeringau dan daun seledri, biasanya digunakan wanita Korea untuk menyanggul rambutnya.
Saat Festival Dano juga terdapat permainan Geune ddwigi berupa permainan ayunan panjang yang dapat dinaikkan dengan cara duduk atau berdiri tegak di papan, biasanya ditumpangi oleh dua atau tiga orang. Satu orang sebagai oegeune-ddwigi (pengayun) dan sisanya yang menghadap sebaliknya sebagai ssanggeune-ddwigi atau matgeune-ddwigi (penyeimbang). Permainan ini dilakukan sebagai bentuk bersenang-senang saat Festival Dano. Selanjutnya, Ssireum merupakan olahraga gulat yang juga dilakukan untuk menambah kemeriahan di Festival Dano. Selain itu, masyarakat Korea juga melakukan Bujeog sseugi atau menulis jimat untuk menghalau bala dengan menempelkan jimat tersebut di tempat-tempat tertentu.
ADVERTISEMENT
3. Chuseok (추석) atau Hangawi (한가위) (dalam bahasa Indonesia: Festival Musim Gugur)
Chuseok merupakan perayaan yang paling besar dilakukan di Korea setiap hari ke-15 bulan ke-8 pada kalender bulan. Perayaan tersebut bertujuan sebagai hari Thanksgiving Korea, yang melambangkan masyarakat korea berterima kasih dan juga bentuk rasa syukur mereka atas hasil panen. Chuseok biasanya dilakukan pada musim gugur, yaitu saat variasi makanan (hasil panen) lebih banyak di musim tersebut. Tidak berbeda dengan Seollal, di Korea ketika Chuseok terdapat libur selama 3 hari dan termasuk hari lebarannya orang Korea. Selain itu juga dilakukan beberapa kegiatan seperti Gwihyang (귀향), Jesa (제사), Seongmyo (성묘), Beolcho (벌초), serta beberapa permainan tradisional yang dilakukan seperti Neol ddwigi (널 뛰기), Jegichagi (제기차기), dan So-ssaum (소싸움).
Gwihyang merupakan kegiatan pulang kampung atau mudik ke tempat tertua untuk merayakan Chuseok. Kemudian, Jesa merupakan hari kumpul keluarga untuk melakukan ritual penghormatan kepada leluhur dengan berlutut dan membungkuk sebagai bentuk penghormatan. Uniknya saat Chuseok, keluarga melakukan Seongmyo yaitu ziarah makam dan Beolcho yaitu mencabuti rumput dan membersihkan makam. Saat Seongmyo, hal yang wajib ada di meja sesaji adalah arak atau minuman alkohol. Pelaksanaan Seongmyo berbeda antara di pedesaan dan di perkotaan. Di pedesaan karena masih banyak lahan maka jasad akan dikubur di dalam tanah, sedangkan di perkotaan karena lahannya mahal dan terbatas maka jasad akan dikremasi untuk kemudian dimasukkan kedalam semacam kendi.
Perbedaan antara Seollal dan Chuseok dapat dilihat dari sajian sesaji. Pada Chuseok tidak ada nasi dan Tteokguk di meja sehingga digantikan dengan Songpyeon (송편) atau kue dari tepung beras yang didalamnya ada isian kacang-kacangan (kacang merah, kacang hijau, kacang kastanye) atau wijen dan dilapisi daun pinus sebagai alasnya. Siapapun yang membuat Songpyeon dengan cantik dan rapih dipercaya akan mendapatkan pasangan yang cantik atau tampan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, terdapat beberapa permainan tradisional yang dilakukan saat Chuseok seperti Neol ddwigi berupa permainan jungkat-jungkit, Jegichagi berupa permainan sepak takraw dengan bola pipih yang diberi rumbai kertas, serta ada So-ssaum yaitu adu sapi atau pertarungan sapi. So-ssaum sendiri dilakukan sebagai bentuk apresiasi karena sapi telah membantu petani membajak sawah saat masa tanam sehingga ketika masa panen sapi tidak membajak sawah kembali.
Nah, itulah ketiga hari besar yang ada di Korea Selatan. Ketiganya bisa menjadi referensi waktu untuk teman-teman yang ingin datang ke Korea agar liburan keluarga bisa lebih berkesan dan meriah.