Konten dari Pengguna

Dampak Penuaan Populasi terhadap Perekonomian dan Industri Jepang

alvina icha anastasya
Saya adalah mahasiswa s1 Sastra dan Bahasa Jepang semester 2 di Universitas Airlangga
11 Oktober 2024 16:45 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari alvina icha anastasya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama : Alvina Icha Anastasya
Progam Studi : Bahasa dan Sastra Jepang
ADVERTISEMENT
Fakultas : Ilmu Budaya
shutterstock
Pendahuluan
Fenomena aging population (penuaan populasi) saat ini telah menjadi isu global yang melanda negara-negara di dunia. Fenomena ini banyak terjadi di negara-negara maju dan tentu saja negara-negara tersebut terkena dampaknya. Salah satu negara yang mengalami fenomena tersebut yaitu Jepang. Hal ini terjadi tidak terlepas dari jumlah kelahiran yang semakin menurun dan pesartnya pertumbuhan penduduk lansia. Penurunan angka kelahiran di Jepang telah terjadi sejak perang dunia 2 sampai hari ini. Para peneliti mengatakan apabila Jepang tidak memecahkan kasus angka kelahiran ini, maka 2060 Jepang dapat kehilangan 30% dari populasi mereka. Sampai saat ini pemerintah Jepang selalu mengupayakan untuk mengatasi isu tersebut, berbagai cara dan kebijakan telah mereka lakukan. Akan tetapi kebijakan yang telah mereka buat tetap saja gagal dan juga mendapat penolakan. Angka kelahiran rendah di Jepang disebabkan oleh beberapa faktor seperti penurunan keinginan untuk menikah,karena biaya hidup yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa dekade terakhir, Jepang telah menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar didunia. Pertumbuhan ekonominya yang cukup pesat didorong oleh inovasi teknologi, industri manufaktur yang efesien, da tenaga kerja yang besar dan produktif. Namun, akibat semakin turunnya populasi pada usia yang produktif akibat penuaan populasi, ekonomi Jepang menghadapi ancaman yang serius. Dalam essay ini, saya akan membahas berbagai dampak dari fenomena penuaan populasi terhadap tenaga kerja, perekonomian dan sektor industri di Jepang
Isi
1. Penurunan Jumlah Tenaga Kerja dan Dampaknya terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu dampak yang paling nyata dari populasi yang semakin menurun dan populasi yang menua yaitu pada sektor ekonomi dan industri hal ini disebabkan oleh kurangnya usia yang produktif untuk mengisi sektor perkerjaan di Jepang, sehingga dalam menghadapi krisis tenaga kerja yang signifikan menyebabkan produktivitasnya juga semakin menurun. Krisis tenaga kerja ini berdampak pada berbagai sektor yang sangat bergantung pada tenaga manusia seperti sektor manufaktur, layanan kesehatan, dan kontruksi Di sektor manufaktur, yang merupakan salah satu andalan ekonomi Jepang, banyak perusahaan yang kesulitan mempertahannkan produksinya karena minimnya pekerja yang bisa menggantikan mereka pensiun. Akibatnya, banyak pabrik harus meningkatkan biaya produksi atau bahkan mengalihkan produksi mereka ke luar negeri untuk mencari tenaga kerja yang lebih murah dan lebih melimpah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sektor jasa juga terkena dampaknya. Restoran, toko, dan layanan publik di banyak daerah Jepang kesulitan menemukan pekerja muda yang bersedia mengisi lowongan pekerjaan. Hal ini menyebabkan perlambatan dalam kegiatan ekonomi di daerah-daerah pedesaan, yang sebagian besar bergantung pada bisnis lokal untuk menopang perekonomian mereka.
Secara keseluruhan, penurunan tenaga kerja produktif ini menyebabkan penurunan dalam pertumbuhan ekonomi Jepang. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang stagnan, dengan banyak analis memperkirakan bahwa situasi ini akan semakin memburuk jika tidak ada tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah ini. Dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil mereka tidak dapat bersaing dengan negara lain.
2. Lonjakan Biaya Kesehatan dan Pensiun
ADVERTISEMENT
Selain penurunan tenaga kerja, penuaan populasi juga menyebabkan sebuah lonjakan biaya kesehatan dan pensiun. Dengan meningkatnya jumlah lansia, pemerintah Jepang harus mengalokasikan lebih banyak dana untuk progam pensiun dan perawatan kesehatan, yang mencakup berbagai layanan mulai rawat inap, perawatan jangka panjang, hingga perawatan di rumah. Biaya untuk perawatan ini terus meningkat, terutama karena lansia lebih rentan terhadap penyakit kronis dan memerlukan perawatan medis yang lebih intensif. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan defisit anggaran negara. Hal ini juga dapat menyebabkan berkurangnya investasi pada sektor lain yang penting untuk pertumbuhan,seperti pendidikan dan penelitian.
Selain biaya kesehatan, program pensiun juga menghadapi tantangan besar. Dampak lain yang akan terjadi yaitu peningkatan beban finansial yang dapat mengakibatkan pajak yang lebih tinggi bagi generasi muda,hal tersebut berpotensi menimbulkan ketidakpuasan sosial. Dengan populasi lansia yang terus meningkat dan jumlah tenaga kerja yang menurun, jumlah kontributor aktif ke dalam sistem pensiun menurun secara signifikan. Akibatnya, pemerintah Jepang terpaksa harus meningkatkan dana yang dialokasikan untuk pensiun melalui utang negara atau kenaikan pajak.
ADVERTISEMENT
3. Otomatisasi dan Teknologi sebagai Solusi
Menghadapi kekurangan tenaga kerja dan meningkatnya beban ekonomi, Jepang mulai beralih pada teknologi dan otomatisasi sebagai solusi jangka panjang. Robotika dan kecerdasan buatan (AI) memainkan peran penting dalam membantu industri mempertahankan produktivitas di tengah berkurangnya tenaga kerja manusia. Sektor manufaktur, yang merupakan salah satu yang paling terdampak oleh krisis tenaga kerja, telah mulai mengadopsi robot untuk menggantikan pekerja manusia dalam berbagai proses produksi. Dengan memanfaatkan teknologi otomatisasi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia, dan tetap kompetitif di pasar global.
Selain sektor manufaktur, sektor layanan juga mulai mengadopsi teknologi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja. Misalnya, di sektor kesehatan, robot dan teknologi AI digunakan untuk membantu perawatan lansia, mengurangi beban tenaga medis, dan meningkatkan efisiensi layanan kesehatan. Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi tekanan ekonomi akibat peningkatan biaya kesehatan.
ADVERTISEMENT
Namun, transisi menuju otomatisasi tidaklah mudah dan membutuhkan investasi yang besar. Tidak semua perusahaan, terutama usaha kecil dan menengah, mampu mengadopsi teknologi ini dengan cepat. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa otomatisasi yang berlebihan dapat menyebabkan ketidaksetaraan sosial, terutama bagi pekerja yang tidak memiliki keterampilan teknologi yang memadai.
4. Dampak pada Sektor Industri: Konstruksi dan Teknologi
Dampak penuaan populasi tidak merata di semua sektor industri. Sektor-sektor yang bergantung pada tenaga kerja manual, seperti konstruksi, merasakan dampak yang paling berat. Kekurangan tenaga kerja menyebabkan penundaan proyek dan peningkatan biaya konstruksi, yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Di sisi lain, sektor teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi, mengalami pertumbuhan yang lebih baik karena kemampuan mereka untuk mengadopsi otomatisasi dan AI.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk dapat mempertahankan pertumbuhan di sektor teknologi, Jepang perlu berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri masa depan. Keterampilan teknologi dan inovasi menjadi sangat penting, dan pemerintah serta sektor swasta harus bekerja sama untuk menciptakan tenaga kerja yang mampu menghadapi tantangan industri yang semakin bergantung pada teknologi.
Kesimpulan
Penuaan populasi Jepang membawa dampak signifikan terhadap perekonomian dan industri negara tersebut. Penurunan jumlah tenaga kerja dan meningkatnya biaya kesehatan serta pensiun menjadi tantangan utama yang mengancam pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Meskipun Jepang telah mulai beralih pada otomatisasi dan teknologi untuk mengatasi krisis ini, proses transisi ini membutuhkan waktu, investasi, dan adaptasi yang tidak mudah.
Masa depan ekonomi Jepang sangat bergantung pada kemampuan negara ini untuk menyeimbangkan kebutuhan lansia dengan pertumbuhan industri yang berkelanjutan. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja juga menjadi kunci untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks di era teknologi ini.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
1. Eryano, M. B. P., Insani, N. A., Parasati, Y. A., Wardhani, D. L., Anwari, K. R., & Ayyub, I. (2023). Faktor Aging Population di Jepang dan Upaya Pemerintah Jepang dalam Mengatasi Fenomena Tersebut. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 18(2), 29-43.
https://doi.org/10.14710/sabda.18.2.29-43
2. Nakatani, H. (2019). Population aging in Japan: policy transformation, sustainable development goals, universal health coverage, and social determinates of health. Global Health Medicine, 1, 3-10. https://doi.org/10.35772/ghm.2019.01011
3. Nomura, K., & Koizumi, A. (2016). Strategy against aging society with declining birthrate in Japan. Industrial Health, 54(6), 477–479. https://doi.org/10.2486/indhealth.54-477
4. Ravel A. P., Dra. Siti D.K, MA. (2014). Dampak penurunan angka kelahiran terhadap ekonomi politik jepang komtenporer.
https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/75004
ADVERTISEMENT