Konten dari Pengguna

Pemikiran Visioner Sudirman Said

23 September 2017 10:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemikiran Visioner Sudirman Said
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya dikerangkeng oleh anarki waktu sekarang. Orang-orang yang berpikir secara visioner selain memberikan motivasi, namun juga mendorong kita untuk berani menziarahi masa depan. Bukankah, para pahlawan juga orang-orang yang visioner, sehingga meskipun mereka tengah dikooptasi oleh penjajahan, pikiran mereka selalu tergerak memikirkan masa depan bangsanya.
ADVERTISEMENT
Artinya, tentu kita tidak boleh lupa dengan segala persoalan yang timbul hari ini, namun persoalan-persoalan tersebut tidak boleh menghentikan kita untuk tidak melakukan sesuatu bagi masa depan. Sebab, hidup kita bukan hanya untuk hari ini, justru hidup yang baik adalah yang bermanfaat hari ini dan untuk masa depan.
Pesan-pesan semacam ini selalu keluar dari seorang Sudirman Said ketika memberikan orasi ilmiah, ceramah, berpidato, atau dalam setiap pertemuan dengan masyarakat, terutama generasi muda. Dia selalu mendorong bahwa terutama anak-anak muda memiliki tanggungjawab untuk mewujudkan perbaikan dan perubahan. Sebab, apa yang disebut sebagai perubahan dan perbaikan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan sesuatu yang diupayakan saat ini, dalam setiap detik waktu kita yang berharga.
ADVERTISEMENT
Pesan ini juga Sudirman Said sampaikan kepada para peserta “Young Leader of Energy Camp 2017” di Kaliurang, Yogyakarta (sabtu, 29/09/2017). Dalam kesempatan tersebut, Sudirman Said memberikan wawasan kepada generasi muda yang hadir bahwa kebutuhan energi Indonesia hari ini dan di masa depan tidak beriringan dengan pengelolaan dan pembangunan sektor energi. Misalnya, di saat konsumsi bahan bakar minyak terus melebar, eksplorasi sumur-sumur baru tidak dilakukan. Demikian pula dengan rendahnya upaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi alternatif yang potensinya sebenarnya sangat besar.
Sebab itu, Sudirman Said mendorong supaya generasi muda mulai memikirkan mengenai persoalan-persoalan semacam ini. Pasalnya, jika perbaikan tidak dilakukan dalam sektor energi saat ini, maka pada tahun 2030, pemenuhan kebutuhan energi nasional 70 persen akan dipenuhi melalui impor, dan pada tahun-tahun berikutnya tingkat ketidakmandirian energi Indonesia akan semakin tinggi. Dan, semua ini akan dihadapi oleh generasi-generasi muda sekarang.
ADVERTISEMENT
Demikian pula dalam sektor pangan. Menurut Sudirman Said, ada yang ironis dengan kenyataan bahwa sebagian besar dari kebutuhan pangan penduduk Indonesia dipenuhi melalui impor. Padahal, sejak dulu kita diajarkan bahwa leluhur kita seorang petani tekun dan pelaut hebat. Bahkan, dalam pelajaran melukis, kita selalu diajarkan mengenai betapa indahnya fanorama gunung dan sawah yang terhampar luas dan tengah ditumbuhi padi yang menguning.
Dengan demikian, sumber daya alam tidak selalu menjadi kata kunci yang tepat untuk menjadi kebanggaan, jika sumber daya manusia tidak dibangun. Karena itu, generasi muda harus didorong untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang hebat dan memiliki karakter.