news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sudirman Said; Memilih Pemimpin Waras Adalah Kunci Perubahan

Konten dari Pengguna
29 September 2017 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari User Dinonaktifkan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sudirman Said; Memilih Pemimpin Waras Adalah Kunci Perubahan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Salah satu kata-kata yang berulangkali disampaikan Sudirman Said dalam berbagai kesempatan adalah keharusan proses politik untuk melahirkan pemimpin waras. Tentu, istilah waras di sini tidak bisa dikontraskan dengan kewarasan atau kegilaan dalam terminologi psikiatri. Istilah tersebut digunakan sebagai bahasa filsafat politik untuk menyebutkan bahwa negara tidak boleh dikelola secara ugal-ugalan dengan melanggar prinsip kepatutan dan kewajaran.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang professional yang pernah menduduki banyak jabatan strategis, Sudirman Said memahami bahwa kunci dari perubahan pola kerja, semangat, lingkungan kerja, dan transparansi birokrasi sangat bergantung pada top management atau pemimpin. Artinya, jika pemimpinnya lurus, berintegritas, dan memiliki kompetensi, maka birokrasi akan berjalan mengikuti pucuk pimpinan, dan begitu juga sebaliknya.
Karena itu, memilih pemimpin waras adalah jaminan supaya birokrasi negara atau pemerintahan tidak dijalankan secara ugal-ugalan, yakni melanggar peraturan, membiarkan penyimpangan dan korupsi, memperkaya diri sendiri dan kelompok, melayani segelintir kelompok kepentingan, dan merawat ketidakpatutan dan ketidakwajaran.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, kita harus mendorong supaya lahirnya iklim meritokrasi, baik dalam tubuh birokrasi pemerintahan, dan tentu saja di masyarakat. Inti dari meritokrasi ini adalah memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang berdasarkan kompetensi, kapasaitas, dan integritasnya.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, hal tersebut akan menjadi jaminan untuk mengikis semua potensi korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam tubuh organisasi pemerintahan. Apa yang mendorong organisasi pemerintahan seringkali menyimpang dari tugas sesungguhnya untuk melayani masyarakat adalah karena potensi korupsi, kolusi, dan nepotisme tersebut dibiarkan berkembang biak dalam tubuh organisasi pemerintahan itu sendiri.
Karena itu, Bagi Sudirman Said, kunci untuk melakukan perubahan dalam tubuh organisasi pemerintahan adalah dengan memilih pemimpin waras. Yakni, mereka yang menyadari bahwa tanggungjawab utama mereka adalah untuk bekerja demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara, serta memegang teguh tanggungjawab tersebut.
Ibarat sebuah kapal, arah ke mana kapal tersebut berlayar akan sangat ditentukan oleh nahkoda atau kapten yang memegang kendali. Jika nahkoda atau kapten kapal mengarahkan kapal ke tujuan yang semestinya, maka ke tujuan itu pula kapal akan berlayar.
ADVERTISEMENT
Artinya, jangan sampai dalam pemilihan kepala daerah mendatang, kita justru memilih pemimpin yang akan membuat “kapal” (pemerintahan) berlayar ke arah yang akan menenggelamkan kita semua.