Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan sebuah keajaiban. Pasalnya, tidak ada negara dengan keanekaragaman yang begitu besar yang dapat mempertahankan persatuannya. Uni Soviet pernah berhasil, namun pada akhirnya gagal dan terpecah-belah menjadi berbagai negara-negara merdeka.
ADVERTISEMENT
Dengan keanekaragaman suku, agama, ras, bahasa, adat-istiadat, dan etnis, tidak berlebihan jika menyebut bangsa Indonesia ini ibarat sebuah taman dunia, yang di dalam taman tersebut dihidupi oleh tumbuhan dan mahluk hidup yang beranekaragam. Keberagaman itu lah yang menkonstitusi keindahan taman dunia bernama Indonesia tersebut.
Meski demikian, persatuan Indonesia bukan tanpa ujian. Beberapa kali muncul suara separatisme dari berbagai daerah. Keinginan untuk lepas dari Indonesia masih terpendam di hati penduduk di beberapa daerah. Hal ini pada dasarnya sangat wajar mengingat luasnya wilayah Indonesia dan karena itu melahirkan problem pada distribusi keadilan.
Oleh sebab itu, Sudirman Said menilai bahwa satu-satunya cara untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah dengan menghadirkan keadilan bagi segenap penduduk negeri ini dari Sabang hingga Merauke. Keadilan adalah nilai kebangsaan yang mengakui bahwa semua individu warga negara merupakan entitas yang setara.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, pola pembangunan yang terlalu sentralistik seringkali menyebabkan kemakmuran, sumber daya ekonomi dan politik berputar di pusat-pusat konstelasi kekuasaan negara, di Jakarta atau di Jawa secara umum. Akibatnya, daerah-daerah yang jauh dari pusat kekuasaan seringkali dibiarkan kurang diperhatikan dalam semua sektor pembangunan.
Bahkan, ketika mereka diperhatikan seringkali hanya berarti untuk mengeksploitasi sumber daya alamnya untuk memenuhi kantung orang-orang berkuasa di Republik ini. Tentu saja, mereka yang berkuasa ini bermukim di pusat-pusat kekuasaan di Jakarta. Karena itu, negasi pada persatuan bisa juga berarti kritik dan teriakan pada ketidakadilan penguasa.
Sudirman Said menyampaikan bahwa cara untuk menjaga persatuan adalah dengan menghadirkan keadilan. Hal ini ia sampaikan ketika menjadi pembicara dalam lokakarya nasional yang diadakan oleh Universitas Cendrawasih, Papua, pada hari Selasa (26/09). Bagi Sudirman Said, mewujudkan keadilan sosial merupakan perintah Pancasila.
ADVERTISEMENT
Artinya, ketika semua orang berteriak bahwa Pancasila harus terus dipegang teguh sebagai ideologi dasar negara, teriakan tersebut seharusnya berarti bahwa keadilan sosial harus terwujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika tidak, maka teriakan tersebut hanyalah pepesan kosong yang diulang-ulang sebagai pencitraan semata.