Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Sudirman Said kemarin (senin, 25/09) diundang oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Diponegoro untuk memberikan ceramah tentang masa depan Jawa Tengah. Dalalam Mimbar Kampus yang bertajuk “Menyambut Pemimpin Baru Jawa Tengah” tersebut, Sudirman Said diminta untuk menyampaikan visi-misinya dan gagasanya mengenai Jateng ke depan.
ADVERTISEMENT
Dalam penyampaiannya, Sudirman Said memulai ceramahnya dengan mengutip berita berbagai media nasional akhir-akhir ini. Berita tersebut pertama menyoroti tentang prestasi atlet difabel Indonesia yang mengembalikan harkat negeri ini pada kejuaraan ASEAN Para Games ke-9 di Malaysia, dan berita kedua menyoroti tentang tingkah laku para pejabat dan pemimpin republik yang membuat malu bangsa sendiri.
Menurut Sudirman Said, gambaran tersebut sebenarnya ironis sebab para atlet kita berjuang dalam keterbatasannya untuk mengharumkan nama bangsa, sementara para pejabat yang berlimpah kemewahan, tanpa cacat, dan hidup senang namun justru menjadi persusak citra negara baik di dalam maupun luar negeri.
Sudirman Said sangat perihatin dengan maraknya kasus korupsi yang menjerat para petinggi negeri ini dan para pemimpin daerah. Pasalnya, fenomena ini menggambarkan betapa buruknya moralitas, keperihatinan, dan kepedulian para pejabat terhadap tanggungjawab yang mereka miliki, yakni sebagai pelayan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sudirman Said menyinggung bahwa fenomena ini sebenarnya berakar dari gagalnya proses demokrasi, seperti Pilkada, dalam melahirkan pemimpin-pemimpin terbaik. Bagi Sudirman, Pilkada seharusnya dapat menjadi momentum untuk memilih pemimpin-pemimpin waras, yakni sosok-sosok yang jujur, berintegritas, lurus, memiliki kapasitas, dan kepedulian pada nasib rakyat.
Sebagai seorang professional yang pernah menduduki berbagai jabatan dalam banyak institusi negara maupun swasta, Sudirman Said memahami bahwa organisasi atau pun pemerintahan sangat ditentukan oleh pucuk pimpinan. Jika top managementnya lurus, maka sebuah instansi akan berjalan lurus, begitu juga sebaliknya.
Oleh karena itu, Sudirman Said menekankan dalam orasinya di depan para civitas akademika Universtitas Diponegoro bahwa semua kita, terutama dunia kampus memiliki tanggungjawab untuk menyadarkan masyarakat bahwa memilih pemimpin bukan semata-mata mencoblos gambar di tempat pemungutan suara. Tindakan politik dalam pencoblosan di bilik suara menentukan nasib negara atau daerah, dan demikian pula akan mempengaruhi hidup masyarakat untuk minimal selama lima tahun.
ADVERTISEMENT
Sebab itu, Sudirman Said mendorong supaya dunia kampus melakukan pendidikan politik ke masyarakat supaya pemimpin-pemimpin yang terpilih bukanlah sosok-sosok yang memiliki track record buruk, korup, dan tidak memiliki kepekaan terhadap kehidupan masyarakat.