Merdeka Belajar dan Capaian Literasi Nasional

Ida Farida
Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Cakrawala Institute
Konten dari Pengguna
14 Maret 2024 23:27 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ida Farida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dalam upaya untuk menciptakan SDM unggul yang pintar, kreatif, jujur, dan bisa bersaing dalam mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045, pemerintah telah menetapkan anggaran pendidikan senilai Rp 660,8 triliun. Foto: Dok. Kemenkeu
zoom-in-whitePerbesar
Dalam upaya untuk menciptakan SDM unggul yang pintar, kreatif, jujur, dan bisa bersaing dalam mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045, pemerintah telah menetapkan anggaran pendidikan senilai Rp 660,8 triliun. Foto: Dok. Kemenkeu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa waktu yang lalu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) merilis hasil studi PISA 2022, pada Selasa (5/12). Yang menarik dan tentu kabar baik bagi kita semua adalah hasil PISA 2022 menunjukkan peringkat hasil belajar literasi Indonesia naik 5 sampai 6 posisi dibanding PISA 2018. Jika ditelisik lebih jauh, menurut pihak Kemendikbud, peningkatan ini merupakan capaian paling tinggi secara peringkat (persentil) sepanjang sejarah Indonesia mengikuti PISA.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan bahwa peningkatan peringkat ini menunjukkan ketangguhan sistem pendidikan Indonesia dalam mengatasi hilangnya pembelajaran (learning loss) akibat pandemi. Menurutnya, untuk literasi membaca, peringkat Indonesia di PISA 2022 naik 5 posisi dibanding sebelumnya. Kemudian untuk literasi matematika, peringkat Indonesia di PISA 2022 juga naik 5 posisi, sedangkan untuk literasi sains naik 6 posisi
Lebih jauh, peningkatan posisi Indonesia pada PISA 2022 mengindikasikan resiliensi yang baik dalam menghadapi pandemi Covid-19. Skor literasi membaca internasional di PISA 2022 rata-rata turun 18 poin, sedangkan skor Indonesia mengalami penurunan sebesar 12 poin, yang merupakan penurunan dengan kategori rendah dibandingkan negara-negara lain. Bahkan Direktur untuk Pendidikan dan Keterampilan, Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Cooperation and Development, OECD), Andreas Schleicher memuji ketangguhan sistem pendidikan Indonesia, terutama di saat pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Schleicher menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini menurutnya merupakan masa yang sangat sulit. Namun, peserta didik Indonesia secara umum dalam amatannya berhasil mempertahankan kualitas hasil pembelajaran dalam nilai PISA mereka. Ia mengucapkan selamat kepada Indonesia yang telah berhasil menjaga kualitas hasil pembelajaran. Dan yang paling penting menurutnya, hasil PISA ini juga menunjukkan bahwa para guru di Indonesia memberi dukungan yang baik para murid selama pandemic.
Sebagai informasi tambahan, dilansir dari situs Kemendukbud (2023) bahwa Indonesia mengikuti PISA sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000. Keikutsertaan dalam PISA memungkinkan Indonesia memantau kualitas pendidikannya dari waktu ke waktu dan membandingkannya dengan negara lain. Dan PISA diselenggarakan setiap tiga tahun oleh OECD untuk mengukur literasi membaca, matematika, dan sains pada murid berusia 15 tahun.
ADVERTISEMENT
Pada 2022, PISA diikuti oleh 81 negara, yang terdiri dari 37 negara OECD dan 44 negara mitra. Selain menggunakan PISA, sejak 2021 Indonesia telah melaksanakan Asesmen Nasional (AN) untuk memetakan kualitas pendidikan di setiap sekolah dan daerah secara lebih komprehensif (Kemendikbud)
Merdeka Belajar dan Meningkatnya Layanan Literasi
Capaian di atas sebetulnya tidak mengagetkan, semenjak Mas Menteri meluncurkan Platform Merdeka Belajar, penguatan literasi memang menjadi perhatian utama mantan Bos Gojek tersebut. Data hingga saat ini, capaian literasi tersebut bisa dilihat dari banyaknya program yang dilakukan oleh Kemendikbud hingga saat ini.
Tercatat sebanyak 16.868.247 eksemplar buku telah terdistribusi ke satuan Pendidikan tahun 2021 hingga 2022, 57.087 satuan pendidikan di 3T dan Non 3T tahun 2021 hingga 2022, 319 taman bacaan masyarakat penerima buku bacaan literasi sampai dengan tahun 2023, 40 perpustakaan daerah penerima buku bacaan literasi tahun 2021, 442 kabupaten/kota di seluruh Indonesia penerima buku bacaan literasi tahun 2021 hingga 2023, serta 1.998 orang telah mengikuti pelatihan pemanfaatan buku bacaan tahun 2022 dan 15.237 orang di tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penguatan literasi juga didukung oleh revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), terdapat 217 kab/9 kota di 26 provinsi melaksanakan revitalisasi bahasa daerah selama tahun 2023, 72 bahasa daerah/dialek yang sudah direvitalisasi selama tahun 2023, 22.934 sekolah SD/SMP dan 511 komunitas terlibat dalam RBD 2023, 4.158.656 siswa SD dan SMP terlibat dalam pembelajaran bahasa daerah selama tahun 2023, 96.388 pengawas, kepala sekolah, dan guru aktif terlibat RBD selama tahun 2023, 14.317 pegiat Bahasa/sastra daerah berpartisipasi dalam RBD selama tahun 2023, 1.696 Perwakilan pemerintah daerah dan Lembaga yang terlibat dalam RBD selama tahun 2023, serta 751.429 partisipan FTBI selama tahun 2023 (Kemendikbud, 2004).
Gebrakan Merdeka Belajar yang diusung oleh Nadiem Makarim dengan rangkaian kebijakannya pada akhirnya menunjang capaian literasi nasional. Hal ini terbukti dengan meningkatnya peringkat Indonesia pada PISA 2022. Semoga ke depan capaian ini dapat dipertahankan bahkan peringkat Indonesia semakin di depan.
ADVERTISEMENT