Konten dari Pengguna

Menilik Peran Keluarga dalam Arena Politik Modern

Ida Nuriya
Mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya
3 November 2023 17:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ida Nuriya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi politik dinasti. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi politik dinasti. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Politik dinasti adalah sistem politik di mana kekuasaan dan pengaruh politik diwariskan dari satu anggota keluarga ke anggota keluarga lainnya. Dalam politik dinasti, keluarga atau garis keturunan mempunyai kendali yang kuat terhadap pemerintah atau posisi politik penting di suatu negara atau wilayah. Sistem ini cenderung mengkonsolidasikan dan mempertahankan kekuasaan dalam keluarga atau kelompok kekuasaan tertentu dan sering kali menciptakan dominasi yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Politik dinasti seringkali kontroversial karena dapat menciptakan monopoli kekuasaan dan menghambat demokrasi dan mobilitas sosial. Para pendukung politik dinasti mungkin berpendapat bahwa keluarga memiliki cukup pengalaman dan pengetahuan untuk memerintah, sementara para kritikus sering melihatnya sebagai penyalahgunaan kekuasaan dan kurangnya transparansi pemerintah.
Di banyak negara, gerakan demokratisasi berupaya mengurangi pengaruh politik dinasti dan meningkatkan akuntabilitas dan keterwakilan rakyat. Namun, politik dinasti tetap ada di beberapa negara dan terus menjadi bahan perdebatan politik dan sosial.
Politik dinasti juga terjadi di Indonesia, di mana beberapa keluarga memiliki pengaruh politik yang kuat dan beberapa anggotanya memegang posisi politik yang penting. Berikut ini beberapa contoh politik dinasti di Indonesia, Keluarga Sukarno, Sukarno adalah pendiri Republik Indonesia pertama dan menjabat sebagai Presiden Indonesia pada tahun 1945 hingga 1967.
ADVERTISEMENT
Pemerintahannya telah lama berakhir, namun keluarga Sukarno masih mempunyai pengaruh politik. Salah satu anggota keluarga yang paling terkenal adalah Megawati Soekarnoputri, putri Sukarno, yang menjabat sebagai Presiden Indonesia dari tahun 2001 hingga 2004.
Keluarga Yudhoyono, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah Presiden Indonesia dari tahun 2004 hingga 2014.. Setelah masa jabatannya sebagai presiden berakhir, anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), terjun ke dunia politik dan mencalonkan diri sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden pada tahun 2017. Meskipun tidak terpilih, AHY tetap memiliki pengaruh dalam politik Indonesia.
Keluarga Jokowi, Jokowi adalah Presiden Indonesia yang menjabat pada dua periode, yaitu 2014-2019 dan 2019-2024. Pada saat menjabat periode kedua presiden anak sulung dan juga menantunya menjadi wali kota di solo dan medan. Tak hanya itu saat ini anak bungsunya menjadi salah satu ketua umum partai politik. Dan saat ini yang masih baru adalah pencalonan anak sulung jokowi sebagai wapres.
ADVERTISEMENT
Kehadiran politik dinasti di Indonesia telah menjadi bahan perdebatan dan kritik. Beberapa pihak berpendapat bahwa hal ini dapat menghambat perkembangan demokrasi dan mobilitas sosial, sementara pihak lain berpendapat bahwa beberapa dari keluarga tersebut mempunyai pengalaman dan kapasitas kepemimpinan politik yang signifikan.
Dalam upaya meminimalkan politik dinasti, undang-undang diusulkan dan diberlakukan untuk membatasi jumlah masa jabatan atau jabatan yang dapat dipegang oleh anggota keluarga tertentu di tingkat lokal atau nasional.
Politik dinasti dapat menyebabkan pemusatan kekuasaan pada keluarga atau kelompok elite tertentu. Hal ini dapat menghambat proses demokrasi dan menciptakan kesenjangan dalam pemerintahan. Politik dinasti juga dapat menciptakan peluang penyalahgunaan kekuasaan, korupsi dan nepotisme. Politik dinasti dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik, terutama jika terjadi penyalahgunaan kekuasaan atau tindakan yang dianggap tidak adil oleh politik keluarga.
ADVERTISEMENT
Dalam banyak kasus, dampak politik dinasti akan sangat bergantung pada bagaimana sistem politik diorganisir dan sejauh mana sistem tersebut menghormati prinsip-prinsip demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas. Upaya reformasi dan peraturan yang ketat dapat membantu mengatasi dampak negatif politik dinasti dan mendorong prinsip demokrasi yang sehat.
Kemampuan Indonesia untuk melepaskan diri dari politik dinasti bergantung pada berbagai faktor, termasuk perubahan sistem politik, peraturan, persepsi masyarakat, dan perkembangan politik. Meskipun ini bukan tugas yang mudah, perubahan masih mungkin terjadi.
Reformasi hukum dan peraturan terkait yang lebih ketat terkait politik dinasti dapat membantu mengurangi dampaknya. Hal ini dapat mencakup pembatasan terhadap anggota keluarga yang mencalonkan diri pada pemilu yang sama atau posisi tertentu, serta memberikan batasan masa jabatan pada pemegang jabatan politik.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko politik dinasti dan pentingnya demokrasi yang sehat dapat mendorong perubahan. Pendidikan dan informasi yang lebih baik mengenai hak dan tanggung jawab warga negara dalam proses politik juga penting.
Partisipasi politik yang aktif dari masyarakat, terutama melalui pemilu, dapat menciptakan persaingan yang lebih sehat dan mendorong munculnya pemimpin yang hanya berasal dari keluarga politik tertentu. Perubahan dinamika politik, apalagi jika persaingan politik meningkat, dapat menurunkan dominasi keluarga politik tertentu.
Pendidikan yang lebih baik dan adil dapat membuka peluang lebih besarnya partisipasi politik dan meningkatkan mobilitas sosial. Upaya meningkatkan transparansi dalam pemerintahan dan memerangi korupsi dapat membantu mengurangi kekuasaan politik dinasti.
Partai politik juga perlu berperan dalam mengurangi pengaruh politik dinasti.. Mereka dapat mengadopsi aturan yang mencegah pencalonan anggota keluarga secara berulang-ulang dan mendorong seleksi calon berdasarkan kompetensi dan pemenuhan syarat yang ketat.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami perubahan politik dan regulasi yang bertujuan untuk mengurangi dampak politik dinasti. Beberapa upaya telah dilakukan untuk membatasi jumlah periode atau jabatan yang dapat dipegang oleh anggota keluarga tertentu di tingkat lokal atau nasional.
Namun, perubahan ini memerlukan waktu dan upaya yang berkelanjutan untuk memberikan hasil yang nyata. Indonesia, seperti negara-negara lain, akan terus berjuang dalam upaya memitigasi dampak politik dinasti dan mendorong demokrasi yang sehat.