Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Lebaran, Pembuktian BMI Bisa Terrtib dan jaga Kebersihan
13 Juni 2018 5:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Ida Royani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dua belas hari lagi inshaallah umat Islam akan merayakan hari kemenangan yakni, Idul Fitri 1439 H. Sudah menjadi tradisi kita walaupun di rantauan, menjelang lebaran Causeway Bay, taman Meifo, dan juga tempat-tempat sarana umum di Hong Kong menjelma menjadi kampung Jawa atau tempat berkumpul sesama BMI satu kabupaten, satu kampug, satu PT, ataupun satu komunitas.
ADVERTISEMENT
Dengan berlesehan terhidang kue mueh dan makanan ketupat ala kadarnya, dan tentunya baju baru, sepatu baru, bak dikata semua baru karena hanya setahun sekali menjumpai momen lebaran yang mungkin saat di Indonesia belum berkesempatan bisa membeli keperluan serba baru.
Berbicara tentang baju lebaran adalah sesuatu yang menarik, karena lazimnya lebaran tanpa baju baru dan dandan sesempurrna mungkin rasanya seperti ada yang kurang pas. Apalagi tinggal di Hong Kong dengan gaji yang jika di kurs-kan ke rupiah cukup besar, mau beli model baju apapun sepertinya bukan suatu hal yang susah.
Sekedar saling mengingatkan, esensi lebaran adalah momen untuk menterjemahkan ibadah puasa yang saat ini kita sedang jalani, yakni menyuburkan rasa empati kepada mereka yang bernasib kurang beruntung, juga merupakan kesempatan besar bagi kita untuk saling menghormati.
ADVERTISEMENT
Tentunya, tak hanya menghormati antar warga negara Indonesia saja namun juga menghormati dan saling bertimbang rasa kepada warga pemilik negeri tempat kita mengais rezeki.
Peristiwa pernyataan anggota legistatif Eunice Yung pekan lalu adalah peringatan kepada kita yang mau berpikir. Hendaknya, sikap saling bertimbang rasa terus dikembang tumbuhkan kepada BMI Hong Kong. Menghargai kepada para pengguna jalan dengan memberi laluan untuk bisa leluasa berjalan, artinya tidak berjubel di trotoar.
Begitu juga soal sampah sebagai alas duduk dan pebungkus makanan dan minuman. Sejatinya, disiplin dan budaya menjaga kebersihan itu merupakan kesadaran yang seharusnya ada sejak dalam pikiran, bukan menunggu saat orang lain komplain baru kita berbenah diri.
Mengais rezeki di negeri orang dengan berbagai fasilitas yang disediakan secara gratis, kebebasan berekspresi, juga jaminan keamanan yang luar biasa baik adalah suatu nikmat anugerah yang belum tentu didapat di negara penempatan lainnya.
ADVERTISEMENT
Mudah-mudahan di hari yang Fitri nanti kita betul-betul bisa memaknai sebagai ajang silaturahmi dan momen mencitrakan duta bangsa yakni, BMI yang disiplin dan bertimbang rasa.
Kami segenap team redaksi Berita Indonesia menghulurkan tangan, memohon maaf sebesar-besarnya kepada pembaca yang budiman, terima kasih telah menjadikan koran Berita Indonesia sebagai koran pilihan di hati BMI Hong Kong. Selamat merayakan Idul Fitri 1439 H tahun 2018 Minal Aidin Walfaidzin. (Ida Royani)
Artikel ini telah dimuat di rubrik opini koran Berita Indonesia di Hong Kong edisi Juni 2018.