Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Mahasiswa UNDIP Presentasikan Truthuk Semarang di Konferensi Internasional
25 Agustus 2021 16:50 WIB
Tulisan dari Idah Sri wahyuni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tiga mahasiswa UNDIP, Elang Ade Erlangga , Idah Sri Wahyuni, Ayyi Imana Auliaamafaza yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) dan dosen pendamping, Dr.Drs.Amirudin, M.Si, memperkenalkan Truthuk Semarang di International Conference on Economics, Business, Tourism and Social Sciences (ICEBTS) yang diselenggarakan di Surabaya secara daring pada 22 Agustus 2021. Konferensi ini diikuti oleh peserta dari berbagai negara, seperti Spanyol, China, dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi tersebut, Elang dengan tim mempresentasikan nilai-nilai budaya, sistem simbol dan pola pertunjukkan Truthuk Semarang.
Menurut Elang, ketua tim PKM-RSH, keunikan dari kesenian tersebut yaitu cerita yang ditampilkan mengenai isu-isu kekinian, misalnya pandemi, korupsi dan lain sebagainya. Alat musik yang digunakan pun cukup sederhana, hanya menggunakan saron, demung, kendang, gender , gong dan biola untuk membangun suasana saat pementasan berlangsung. Bahasa yang digunakan bukan hanya bahasa jawa krama melainkan bahasa ngoko, bahkan bahasa Indonesia sehingga mampu dipahami semua kalangan.
Sayangnya, Truthuk Semarang belum dikenal oleh banyak orang, bahkan masyarakat Semarang sendiri. Oleh karena itu, Elang bersama tim bukan hanya mempresentasikan dikonferensi internasional namun berusaha memperkenalkan Truthuk Semarang melalui etnovideografi yang diunggah disosial media.
ADVERTISEMENT
Elang dengan timnya berharap berharap dengan dikenalkannya kesenian tersebut melalui konferensi internasional dan etnovideografi yang diunggah ke sosial media, masyarakat Semarang lebih mengetahui kesenian daerahnya sendiri, seperti Truthuk Semarang. Jika bukan kita, generasi muda yang melestarikannya, siapa lagi.