Konten dari Pengguna

Transformasi UMKM Indonesia Melalui Literasi Keuangan

Muhammad Chairul Basyar
Praktisi Koperasi dan UKM Indonesia, saat ini penulis aktif sebagai CEO IDM Cooperatives, CEO IDM Film Sejahtera (Rumah Produksi Film IDM), dan Pegiat Blockchain Indonesia Untuk Koperasi dan UMKM.
23 Oktober 2024 18:25 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Chairul Basyar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Muhammad Chairul Basyar, SE., M.Si(Han).
Ilustrasi Literasi Keuangan. Gambar Pribadi Dibuat Menggunakan AI.
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) telah lama menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Dengan jumlah mencapai lebih dari 64 juta unit usaha, sektor ini berkontribusi terhadap sekitar 60% PDB nasional serta menyediakan lebih dari 97% lapangan kerja bagi tenaga kerja Indonesia. Namun, terlepas dari peran strategisnya dalam perekonomian, UMKM masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam aspek pengelolaan keuangan.
ADVERTISEMENT
Salah satu tantangan paling mendesak adalah rendahnya tingkat literasi keuangan di kalangan pelaku UMKM. Literasi keuangan, yang mencakup kemampuan untuk memahami produk keuangan, mengelola arus kas, memahami risiko, serta merencanakan investasi, sering kali menjadi elemen yang diabaikan oleh pemilik usaha kecil. Kondisi ini menyebabkan banyak UMKM yang tidak bisa berkembang dengan optimal, bahkan tak jarang terjebak dalam masalah keuangan serius.
Pentingnya peningkatan literasi keuangan di sektor UMKM tidak dapat lagi diabaikan. Dalam era ekonomi digital yang semakin kompetitif, kemampuan mengelola keuangan menjadi hal yang sangat krusial untuk kelangsungan dan pertumbuhan usaha. Sayangnya, banyak UMKM di Indonesia yang masih beroperasi dengan manajemen keuangan yang serampangan, bahkan mengandalkan intuisi semata dalam pengambilan keputusan keuangan. Oleh karena itu, pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan perlu mengambil langkah konkret untuk memperbaiki situasi ini.
ADVERTISEMENT
Mengapa Literasi Keuangan Sangat Vital bagi UMKM?
Literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi keuangan dengan cara yang efektif. Ini mencakup pemahaman tentang berbagai produk keuangan, seperti kredit, tabungan, asuransi, investasi, dan alat pembayaran digital, serta kemampuan untuk mengelola arus kas, mengidentifikasi peluang investasi, dan merencanakan keuangan jangka panjang.
Bagi UMKM, literasi keuangan adalah fondasi keberlanjutan usaha. Tanpa literasi keuangan yang baik, para pelaku usaha sering kali kesulitan dalam memisahkan keuangan pribadi dan usaha, yang kemudian berdampak pada kebingungan dalam perhitungan laba dan kerugian. Akibatnya, banyak UMKM yang mengalami kesulitan dalam mempertahankan arus kas yang stabil, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan usaha.
Salah satu masalah yang sering dihadapi UMKM di Indonesia adalah ketergantungan pada pinjaman informal, seperti dari rentenir atau sumber lain dengan bunga tinggi. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang akses ke sumber pembiayaan formal yang lebih aman dan menguntungkan. Padahal, banyak institusi keuangan, baik bank maupun non-bank, yang menyediakan produk keuangan khusus untuk UMKM dengan bunga kompetitif dan syarat yang tidak memberatkan. Namun, rendahnya tingkat literasi keuangan menghalangi para pelaku UMKM untuk memanfaatkan peluang tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perencanaan keuangan jangka panjang juga sering kali terabaikan oleh UMKM. Banyak pemilik usaha kecil yang berfokus hanya pada keberlangsungan usaha dalam jangka pendek, tanpa memikirkan investasi untuk masa depan atau bagaimana memitigasi risiko. Literasi keuangan yang baik bisa membantu UMKM merencanakan pertumbuhan secara lebih terukur, termasuk dalam hal ekspansi, pengelolaan utang, dan diversifikasi investasi.
Dampak Literasi Keuangan yang Rendah terhadap UMKM
Rendahnya literasi keuangan di kalangan UMKM dapat berdampak luas. Dari sisi operasional, pemilik usaha yang tidak memahami pentingnya pencatatan keuangan yang baik sering kali tidak memiliki informasi yang memadai untuk mengambil keputusan strategis. Misalnya, mereka mungkin tidak menyadari apakah usaha mereka sedang dalam kondisi untung atau rugi, atau tidak memiliki data yang cukup untuk mengukur efektivitas kampanye pemasaran atau strategi penjualan tertentu.
ADVERTISEMENT
Selain itu, keterbatasan akses terhadap pembiayaan formal juga menjadi salah satu kendala utama bagi UMKM yang memiliki literasi keuangan rendah. Padahal, pembiayaan yang memadai dan tepat sasaran adalah salah satu faktor penting yang dapat membantu UMKM berkembang dan bersaing di pasar yang lebih luas. Sebaliknya, ketergantungan pada sumber pembiayaan informal atau pinjaman dengan bunga tinggi dapat menyebabkan tekanan keuangan yang berat dan berujung pada kegagalan usaha.
Tidak hanya itu, rendahnya pemahaman tentang risiko juga membuat banyak UMKM tidak siap menghadapi situasi darurat, seperti penurunan permintaan, perubahan regulasi, atau bencana alam. Literasi keuangan yang baik akan membantu pelaku usaha untuk menyusun strategi mitigasi risiko, termasuk dengan mengambil asuransi yang tepat atau menyimpan cadangan keuangan untuk menghadapi masa-masa sulit.
ADVERTISEMENT
Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Literasi Keuangan
Pemerintah Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong peningkatan literasi keuangan di kalangan pelaku UMKM. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan memperluas akses terhadap pendidikan keuangan melalui berbagai program pelatihan dan penyuluhan. Program-program ini bisa difokuskan pada daerah-daerah dengan konsentrasi UMKM tinggi, khususnya di daerah pedesaan dan pelosok, di mana akses terhadap informasi keuangan masih terbatas.
Selain itu, pemerintah juga perlu bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk menciptakan produk keuangan yang lebih inklusif dan mudah dipahami oleh pelaku UMKM. Penyederhanaan prosedur akses pembiayaan, baik melalui bank maupun fintech, bisa menjadi salah satu cara untuk mendorong UMKM memanfaatkan produk keuangan formal. Lebih jauh lagi, pemerintah bisa memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan edukasi keuangan, misalnya melalui aplikasi atau platform online yang memberikan informasi dan pelatihan secara gratis.
ADVERTISEMENT
Langkah-langkah ini tidak hanya akan membantu meningkatkan literasi keuangan di kalangan pelaku UMKM, tetapi juga memperkuat ekosistem keuangan digital yang semakin berkembang di Indonesia. UMKM yang memiliki literasi keuangan yang baik akan lebih siap memanfaatkan alat-alat digital, seperti pembayaran elektronik, pencatatan keuangan digital, hingga platform e-commerce, yang semuanya berkontribusi pada efisiensi operasional dan peningkatan daya saing di era digital.
Literasi Keuangan sebagai Pilar Pertumbuhan UMKM
Dalam menghadapi era ekonomi yang semakin kompleks dan penuh tantangan, literasi keuangan bukan lagi pilihan, tetapi keharusan bagi pelaku UMKM di Indonesia. Literasi keuangan yang baik akan membantu UMKM membuat keputusan yang lebih cerdas, mengelola risiko dengan lebih baik, dan memanfaatkan peluang pembiayaan yang ada secara optimal. Pada akhirnya, literasi keuangan adalah fondasi bagi pertumbuhan yang berkelanjutan dan keberhasilan usaha.
ADVERTISEMENT
Pemerintah memiliki peran besar dalam menciptakan ekosistem yang mendukung peningkatan literasi keuangan. Melalui edukasi, akses pembiayaan yang inklusif, serta pemanfaatan teknologi digital, pelaku UMKM akan memiliki bekal yang lebih kuat untuk berkembang di tengah tantangan global. Ketika literasi keuangan meningkat, maka bukan hanya UMKM yang akan diuntungkan, tetapi juga ekonomi nasional secara keseluruhan. Dengan demikian, literasi keuangan harus menjadi prioritas dalam setiap upaya pemberdayaan UMKM di Indonesia.