news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dari Jakarta hingga Yogya: Promosi Daerah Wisata Indonesia ke Masyarakat Laos

Ifan Pandji Kresna
Seorang Abdi Negara
Konten dari Pengguna
25 November 2020 19:00 WIB
comment
15
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ifan Pandji Kresna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Relief di Candi Borobudur. Foto: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Relief di Candi Borobudur. Foto: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Pada pertengahan bulan Agustus tahun 2018, penulis berkesempatan untuk mengajak 5 (lima) orang warga Laos dari perwakilan media dan influencer sosial media untuk berkunjung ke Jakarta, Bali dan Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang dikenal dengan nama Familiarization Trip (Famtrip) ini merupakan salah satu bagian dari upaya diplomasi mempromosikan daerah wisata Indonesia kepada masyarakat Laos.
Yuk kita simak sejumlah hal menarik selama kegiatan dimaksud.
Upacara Bendera di Istana Negara
Pagi hari tanggal 17 Agustus, kami mengikuti upacara bendera di Istana Negara. Sesuai dengan ketentuan dari pihak protokol Istana Negara, maka tamu undangan diharapkan memakai baju daerah masing-masing.
Persiapan peserta sebelum masuk ke dalam Istana Negara. (dokumentasi pribadi)
Untungnya, penulis membawa sejumlah batik yang dapat digunakan oleh peserta laki-laki, sedangkan peserta perempuan memakai kain sinh Laos.
Menunggu pembukaan upacara bendera (dokumentasi pribadi)
Meskipun tidak dapat berbahasa Indonesia, mereka terlihat antusias dan khidmat selama mengikuti rangkaian upacara bendera.
Selain mengikuti upacara bendera, selama berada di Jakarta, rombongan juga mengunjungi sejumlah tempat wisata, antara lain Pelabuhan Sunda Kelapa, Kota Tua dan Monumen Nasional (Monas).
Peserta di Pelabuhan Sunda Kelapa (dokumentasi pribadi)
Para peserta di depan Museum Sejarah Jakarta di kawasan Kota Tua (dokumentasi pribadi)
Peserta di dalam Monumen Nasional (dokumentasi pribadi)
Walaupun jadwal hari itu cukup padat, para peserta terlihat sangat menikmati kunjungan ke tempat-tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
Megahnya Patung Garuda Wisnu Kencana
Selanjutnya, kami meneruskan perjalanan ke Bali, daerah yang sampai saat ini masih menjadi tujuan wisata terbesar dari masyarakat Laos ke Indonesia.
Sebagai penduduk dari suatu negara land-locked yang tidak mempunyai laut, tentunya melihat langsung keindahan pantai merupakan hal yang sangat menyenangkan.
Untuk itulah penulis membawa para peserta melihat keindahan Tanah Lot dan menikmati proses matahari terbenam di Pantai Kuta.
Foto di Tanah Lot (dokumentasi pribadi)
Selama berada di kedua tempat ini, terlihat jelas ekspresi kebahagiaan peserta memandang deburan ombak yang memecah karang dan indahnya Pantai Kuta di sore hari.
Indahnya matahari terbenam tidak dilewatkan peserta untuk melakukan swafoto di Pantai Kuta (dokumentasi pribadi)
Tujuan wisata selanjutnya adalah mengunjungi Kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Menjulang setinggi 120 m dari permukaan tanah, patung GWK yang merupakan representasi Dewa Wisnu yang tengah menaiki Burung Garuda, terlihat sangat megah dan menggugah perhatian kami.
Patung Garuda Wisnu Kencana yang berdiri gagah dan megah (dokumentasi pribadi)
Secara kebetulan, pada hari itu terdapat upacara tradisional dan pertunjukan tarian Bali, sehingga para peserta yang sebagian besar baru pertama kali datang ke Bali dapat melihat kesenian tradisional ini secara langsung.
Peserta antusias mengabadikan proses upacara tradisional Bali (dokumentasi pribadi)
Sebelum melepaskan penat dan beristirahat di kawasan Ubud, kami juga mengunjungi Pura Ulun Danu Beratan, bangunan yang menghiasi pecahan uang 50 ribu rupiah. (silahkan cek dompet anda)
Foto di depan Pura Ulun Danu Beratan yang sangat indah (dokumentasi pribadi)
Berdoa di Borobudur
ADVERTISEMENT
Perjalanan kami kemudian berlanjut dengan mengunjungi Candi Borobudur di Magelang Jawa Tengah.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Buddha, melihat langsung Candi Borobudur yang merupakan Candi Buddha terbesar di dunia tentunya menjadi pengalaman yang berkesan.
Hal ini terekam dengan jelas dimana dalam suatu kesempatan, salah seorang peserta menyempatkan diri untuk memanjatkan doa.
Salah seorang peserta berdoa di Candi Borobudur (dokumentasi pribadi)
Beranjak ke Candi Prambanan yang merupakan Candi Hindu terbesar di dunia, para peserta juga bersemangat mengelilingi candi dan mendengarkan informasi dari pemandu wisata.
Foto kelompok di Candi Prambanan (dokumentasi pribadi)
Keesokan harinya, peserta mengunjungi Keraton Yogyakarta dimana mereka mempelajari sejarah Sultan yang memimpin tempat tersebut hingga saat ini.
Peserta dengan seksama memperhatikan informasi dari pemandu wisata Keraton Yogyakarta (dokumentasi pribadi)
Menjelang malam, kami berjalan kaki menelusuri Jalan Malioboro untuk wisata kuliner lesehan yang diiringi alunan lagu "Yogyakarta" dari Kla Project yang dibawakan oleh musisi jalanan.
Menikmati Malioboro di waktu malam (dokumentasi pribadi)
Menjelang berakhirnya kegiatan, salah seorang peserta menyampaikan kepada penulis suatu hal yang sangat menyentuh.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Demikianlah pengalaman penulis yang merupakan bagian kecil dari upaya diplomasi memperkenalkan daerah wisata Indonesia kepada masyarakat di Laos.
Semoga sektor wisata Indonesia segera pulih selepas pandemi Covid-19.
Catatan: Kegiatan ini terselenggara berdasarkan kerjasama antara KBRI Vientiane dengan sejumlah pihak terkait, yaitu Kementerian Pariwisata, Pemda DKI Jakarta, Maskapai Lion Air, Hotel Borobudur Jakarta dan Hotel Westin Ubud Bali.
Contoh Pemberitaan di Media Laos
Pemberitaan di harian nasional Laos (dokumentasi pribadi)