Makna di Balik Baci, Ritual Adat Khas Laos

Ifan Pandji Kresna
Seorang Abdi Negara
Konten dari Pengguna
18 November 2020 22:28 WIB
comment
26
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ifan Pandji Kresna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ritual Baci di Laos (dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ritual Baci di Laos (dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Laos, negara yang sering disebut sebagai Negeri Seribu Gajah, memiliki lebih dari 7 juta orang penduduk di mana 65 persennya beragama Buddha Therevada. Namun demikian, terdapat ritual khas yang telah dilakukan oleh masyarakatnya sejak zaman dahulu, yaitu Baci.
ADVERTISEMENT
Baci adalah ritual perayaan tradisional yang dilakukan oleh suatu keluarga dengan tujuan untuk memperingati peristiwa penting seperti pernikahan, kelahiran, perjalanan jauh, kesembuhan dari penyakit, penghormatan terhadap tamu penting dan kematian anggota keluarga.
Ritual ini sering kali diadakan selama perayaan tahun baru Laos atau Pi Mai Lao. (lihat tulisan sebelumnya di tautan https://kumparan.com/ifanpandji/asyiknya-perayaan-pi-mai-lao)

Doa yang tidak terputus

Selama pelaksanaan Baci, ritual dipimpin oleh seorang mor phon (tetua adat) dari pihak keluarga yang mengadakan acara. Tetua adat memiliki ciri khas yaitu memakai selendang kotak-kotak yang diselempangkan dari bahu dan diikat menyilang di pinggang.
Tetua adat membacakan doa (dokumentasi pribadi)
Pihak keluarga biasanya telah menyiapkan pha kuan (semacam sesajen), berupa bunga gemitir kuning (marigold) dan lilin yang dihias sedemikian rupa menjadi gunung dan diikat dengan tali-tali putih yang menjuntai.
ADVERTISEMENT
Sejumlah makanan dan minuman yang menjadi kesukaan keluarga, seperti ayam bakar, ketan, minuman ringan dan terkadang minuman beralkohol turut melengkapi sesajen tersebut. Sesajen kemudian diletakkan di tengah ruangan dan dikelilingi oleh keluarga dan seluruh tamu undangan.
Prosesi baci dimulai ketika tetua adat membacakan doa dan menggenggam tali putih yang tersambung pada sesajen. Keluarga dan tamu juga ikut serta memegang tali tersebut sampai ujungnya tidak menjuntai ke bawah.
Hal ini dimaksudkan agar doa yang dipanjatkan oleh tetua adat dapat juga tersalurkan kepada keluarga dan seluruh orang yang hadir tanpa terputus.
Setelah tetua adat selesai membacakan doa, sekuntum bunga kemudian dicelupkan ke dalam minuman kesukaan keluarga dan dipercikkan ke orang yang didoakan dan tamu undangan.
ADVERTISEMENT

Makna Gelang Tali Putih

Prosesi adat baci kemudian berlanjut ketika orang yang telah didoakan tersebut memberikan gelang berupa untaian tali putih yang berasal dari sesajen kepada seluruh tamu undangan.
Sembari mengucapkan selamat, tali putih tersebut kemudian dikaitkan di pergelangan tangan kepada para undangan.
Menurut kepercayaan masyarakat Laos, tali ini hendaknya tidak dilepas sampai 3 hari lamanya dikarenakan tidak hanya merupakan bentuk penghormatan kepada tuan rumah namun juga dipercaya sebagai pembawa keberuntungan bagi yang memakainya.
Gelang tali putih dalam ritual baci di pernikahan warga Laos (dokumentasi pribadi)
Gelang tali putih tersebut sebaiknya dilepas dengan cara direnggangkan ikatannya dan tidak dipotong agar keberuntungannya tidak terputus.
Roh-roh ini dipercaya seringkali keluar dari tubuh seseorang sehingga menyebabkan ketidakseimbangan jiwa.
Untuk itu, proses pengikatan tali putih tersebut menggambarkan diikatnya seluruh roh ke dalam tubuh sehingga terjadi keseimbangan jiwa dan mendatangkan keberuntungan.
ADVERTISEMENT

Makan dan Minum Bersama

Ritual baci pada umumnya berlangsung antara 30 menit sampai dengan 1 jam.
Setelah seluruh rangkaian selesai, pihak tuan rumah akan mempersilakan tamu undangan untuk menikmati sajian khas Laos yang telah disiapkan oleh tuan rumah, seperti sup rumput sungai, larb bebek, palapik (ikan bumbu khas Laos), khao piak (mi kuah) dan salah satu sajian yang paling unik adalah bunga kamboja goreng yang dapat disantap dengan saus.
Bunga Kamboja Goreng (dokumentasi pribadi)