UMKM Pentol Kabul, Bantu Ekonomi Masyarakat di Masa Pandemi

Ifka Nadia Nur Alfiyati Syahro
Mahasiswa Universitas Negeri Malang
Konten dari Pengguna
5 April 2022 13:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ifka Nadia Nur Alfiyati Syahro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu cabang Pentol Kabul yang berada di depan Taman Wisata Air Wendit, Malang (Foto milik pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu cabang Pentol Kabul yang berada di depan Taman Wisata Air Wendit, Malang (Foto milik pribadi)
ADVERTISEMENT
Masa pandemi seperti sekarang telah membuat masyarakat kesulitan dari segi ekonomi. Terbukti dari tidak sedikit orang yang terkena PHK, mengalami kerugian dalam usahanya dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan finansial.
ADVERTISEMENT
UMKM menjadi sektor yang berperan penting dalam menggerakkan perekonomian Indonesia dan sebagai penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), sebanyak 87,5 persen UMKM terdampak pandemi covid-19. Dari jumlah ini, sekitar 93,2 persen di antaranya terkena dampak negatif dari sisi penjualan.
Pentol Kabul merupakan salah satu UMKM kuliner yang kini sedang nge-tren di Jawa Timur. Pemilik usaha ini bernama Muhammad Mukhlis asal Jombang yang ternyata lulusan Sarjana Manajemen di Universitas Islam Majapahit (UNIM).
Pabrik pusat Pentol Kabul berada di Sidoarjo dan kini telah memiliki 35 cabang pentol kabul yang tersebar di Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Pasuruan, dan Malang. Omset yang didapatkan juga tidak main-main, yaitu sebesar 1 miliar per hari.
ADVERTISEMENT
Selain itu, setiap harinya ada lebih dari 700 orang yang membeli Pentol Kabul langsung dari pusatnya yaitu di Sidoarjo. Setelah membeli, mereka akan menjual kembali Pentol Kabul tersebut dengan berbagai nama di masing-masing outlet mereka, seperti Pentol Mak Kabul, Pentol Bos Kabul, Pentol Kabul Kajate, dan sebagainya. Keuntungan yang mereka peroleh kurang lebih Rp150,-. dengan membuat 10 hingga 50 outlet. Hal ini seperti yang telah disampaikan Mukhlis melalui kanal Youtube Indorasa 28.
"Orang yang beli ke sini itu sekitar 700 sampai 800 orang setiap harinya. Ini bukan beli yang di cabang, tapi orang beli dalam jumlah banyak lalu dijual lagi dengan nama kabul. Anggaplah dari sini Rp350,-, sama dia dijual Rp500,- biasanya dia buat rombong, ada yang 10, 20, sampai 50. Itu buat sendiri, biasanya namanya Bos Kabul, Pentol Kabul Kajate, atau apa gitu." kata Mukhlis saat sesi wawancara di pusat pentol kabul Sidoarjo.
ADVERTISEMENT
Keberadaan UMKM ini, telah berhasil membuka lapangan pekerjaan dan membantu banyak orang dari segi ekonomi. Orang-orang dengan kondisi perekonomian yang sulit di masa pandemi, dapat menghasilkan pundi-pundi uang dengan berjualan pentol kabul.
Mereka dapat bergabung dengan mitra Pentol Kabul yang telah banyak tersebar di wilayah Jawa Timur. Seperti kemitraan Pentol Bos Kabul yang tidak hanya dijalankan oleh masyarakat terdampak pandemi, tetapi banyak pengusaha, karyawan swasta, BUMN, hingga kepala desa. Tambahan penghasilan mulai dari 2 hingga 10 juta rupiah per bulan, didapatkan mitra Pentol Bos Kabul tergantung dengan lokasi berjualan. Hal ini diakui Eko Febriyanto pada banggaindonesia.com.
"Kami sempat mewawancarai salah satu mitra Pentol Bos Kabul. Tambahan pengahasilan mulai dari 2 hingga 10 juta rupiah perbulan, berhasil mereka dapatkan selama menjalankan bisnis ini dengan bergantung pada lokasi mereka berjualan." katanya pada banggaindonesia.com.
ADVERTISEMENT
Semua outlet, baik itu cabang maupun mitra Pentol Kabul selalu ramai pembeli. Cita rasa yang lezat membuat jajanan ini menjadi yang paling dicari.