Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
7,5 Dekade Oeang Republik Indonesia
31 Oktober 2021 13:13 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ifta Ilfia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
75 tahun yang lalu, ada pegawai negeri, gak? Misalnya ada, mereka digaji, gak? Kalau digaji, tanggal berapa gajiannya?
ADVERTISEMENT
Saya kepikiran itu gara-gara di lini masa bertebaran foto dengan twibbon “Hari Oeang”. Uang bagi pegawai negeri sipil (PNS) identik dengan gaji. Gajian PNS setiap tanggal satu, sementara Hari Oeang diperingati tanggal 30, tanggal yang renta sekali. Kenapa bukan tanggal satu?
Sejarah uang di republik ini cukup berliku dan panjang ceritanya, linier dengan peliknya bangsa Indonesia merebut kemerdekaan dari para penjajah. Hal tersebut juga berdampak pada banyak aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, di antaranya keuangan.
Mengutip laman Kementerian Keuangan, penggunaan uang dari masa pendudukan Belanda sampai era kemerdekaan di Indonesia ada beberapa fase, yaitu:
1. Uang kertas De Javasche Bank.
De Javasche Bank didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1828 dan diberikan wewenang khusus oleh raja Belanda untuk mencetak dan mengedarkan uang, sampai akhirnya Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang. Pada tahun 1951, De Javasche Bank dinasionalisasi menjadi Bank Indonesia yang kita kenal sekarang.
ADVERTISEMENT
2. Uang kertas dan logam DeJapansche Regering
Uang yang telah disiapkan Jepang sebelum menguasai Indonesia dengan satuan gulden (f) dan dikeluarkan tahun 1942.
3. Dai Nippon emisi 1943
Uang yang telah disiapkan Jepang sebelum menguasai Indonesia dengan satuan gulden (f) dan dikeluarkan tahun 1942.
4. Dai Nippon Teikoku Seibu, emisi 1943
Uang bergambar wayang orang Satria Gatotkaca bernilai 10 rupiah dan gambar rumah gadang Minang bernilai 5 rupiah.
Bukan main. Belanda memang betul-betul berniat, ya, menjajah kita. Mata uangnya berlaku lebih dari satu abad di masa itu. Beberapa mata uang bersejarah tersebut masih bisa kita lihat keberadaannya hingga saat ini sebagai koleksi di museum Bank Indonesia, Jakarta.
Setelah proklamasi kemerdekaan di tahun 1945, keempat jenis mata uang peninggalan Belanda dan Jepang itu masih berlaku sebagai alat tukar di tengah upaya pemerintah Indonesia untuk menerbitkan Oeang Republik Indonesia (ORI). Mata uang tersebut merupakan cikal bakal rupiah kita sekarang.
ADVERTISEMENT
ORI diresmikan oleh pemerintah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah pada tanggal 30 Oktober 1946. Selanjutnya, 30 Oktober disahkan sebagai Hari Oeang Republik Indonesia oleh Presiden, berdasarkan lahirnya emisi pertama ORI.
Dalam kurun waktu satu tahun setelah Indonesia merdeka, panitia penerbitan ORI bekerja keras demi mewujudkan terciptanya sebuah mata uang yang dapat menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. Banyak pihak yang terlibat saat itu, di antaranya Kementerian Keuangan, Kementerian Penerangan, perwakilan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Percetakan Balai Pustaka, Percetakan Republik Indonesia, dan dua orang pelukis.
Tidak menunggu 1 November 1946 agar seorang PNS seperti saya dapat merasakan suka cita karena perayaan Hari Oeang Republik Indonesia (HORI) berbarengan dengan tanggal gajian sepertinya sudah tepat. Toh jumlah PNS di negeri ini sebenarnya tidak sampai 2% dari keseluruhan penduduk Indonesia. Ini merupakan bukti konkret bahwa pemerintah adalah milik seluruh warga negara, bukan PNS saja. Sebagai informasi tambahan, pada 1940 sudah ada, lho, WNI yang tercatat sebagai PNS pertama dengan Nomor Induk Pegawai 010000001, yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
ADVERTISEMENT
Bagaimanapun, yuk, mari bersukacita di Hari Oeang ini. Teruslah berkarya dan menjadikan nilainya kuat demi terjaganya ORI kebanggaan kita semua, di tengah modernisasi digitalisasi mata uang dan badai crypto currency yang mulai mendunia.
Selamat Hari Oeang Republik Indonesia.