Konten dari Pengguna

Apakah UN Women Memiliki Dampak Bagi Perempuan Dalit di India?

I Gede Putu Wahyu Gurnita
Sarjana S1 Hubungan International Universitas Udayana
9 Desember 2022 22:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari I Gede Putu Wahyu Gurnita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perempuan India. Sumber : Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan India. Sumber : Pexels.com
ADVERTISEMENT
Mengenal Ras Dalit yang berasal dari India
India merupakan sebuah negara yang berada di kawasan Asia Selatan. Dengan total penduduk sebanyak 1,4 miliar lebih menjadikan India sebagai negara kedua penduduk terbanyak di dunia di bawah Tiongkok. Sebanyak lebih dari 70% masyarakat India memilih Hindu sebagai agama mereka, dengan demikian sesuai dengan agama Hindu masyarakat India dibagi menjadi beberapa kasta, ada Brahmana, Kesatria, Waisya, dan Sudra, Brahmana merupakan kasta tertinggi, setelahnya ada Kesatria, lalu ada Waisya, yang terakhir adalah Sudra. Namun di India terdapat satu kasta lagi yang lebih rendah dari kasta Sudra yaitu Kasta Dalit.
ADVERTISEMENT
Dengan status mereka yang disebut sebagai kasta “terendah” di India membuat banyak masyarakat Dalit khususnya perempuan mengalami diskriminasi gender, kekerasan, perampasan hak ekonomi, dan lain lain. Para perempuan Dalit juga menghadapi sebuah beban yang sangat besar dan dapat disebut “beban berganda” karena di India sendiri masih banyak terdapat kasus-kasus yang terkait dengan ketidak setaraan gender. Kekerasan kultural juga dialami para perempuan Dalit dengan adanya sistem devadasi, sistem devadasi sendiri merupakan sebuah sistem yang diterapkan di kuil-kuil Hindu di India yang melakukan praktik pelacuran yang mengeksploitasi para perempuan Dalit di India secara seksual. Tidak sedikit dari perempuan Dalit mengalami tindakan-tindakan tidak manusiawi dan menjadikan “kasta” sebagai sebuah tameng untuk melindungi tindakan tersebut seperti pemerkosaan, disiksa, bahkan pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Perempuan Dalit juga menerima kekerasan dari aspek kultural ideologi. India menerapkan kebijakan Brahmanisme pada saat pemerintahan Modi yaitu ideologi Hindutva, kebijakan tersebut adalah kebijakan yang sangat menguntungkan kasta Brahmana yang mana notabenenya adalah kasta tertinggi di India dan sangat merugikan kasta golongan bahwa yaitu kasta Dalit. Dengan adanya kebijakan tersebut, masyarakat yang berasal dari kasta atas makin semena-mena untuk melakukan tindakan yang tidak pantas terhadap masyarakat Dalit, karena di kebijakan Brahmanisme ini tindakan tersebut hanya dihitung sebagai sebuah pelanggaran ringan dan membunuh perempuan Dalit setara dengan membunuh binatang.
Sebuah penelitian pada tahun 2014 menunjukkan bahwa di empat negara bagian, 500 perempuan Dalit mengalami 54% mengalami tindak kekerasan fisik, 46% mengalami kekerasan seksual, 43% mengaku mengalami tindakan kekerasan domestik, 46% mengalami kekerasan seksual, 23% diperkosa dan yang paling tinggi adalah kekerasan verbal sebanyak 63%. Sebuah kelompok yang beranam Center of Dalit Rights melakukan penelitian terhadap 100 tindakan kekeraan seksual yang telah dialami oleh perempuan sereta gadis Dalit. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 dan pada tahun 2004. Dari hasil penelitian itu, mereka menemukan bahwa dominan korban perempuan kekerasan adalah perempuan yang berusia kurang dari 30 tahun sebanyak 85% dan sisanya berusia di bawah 18 tahun sebanyak 46%. Mengapa tindakan kekerasan ini biasanya dimulai karena para perempuan Dalit mulai angkat bicara perihal apa yang telah mereka alami selama ini.
ADVERTISEMENT
Peran UN Women terhadap kasus perempuan Dalit
Melihat banyak kasus yang terjadi terhadap perempuan Dalit, pemerintah India sebenarnya mempunyai beberapa kebijakan seperti The Hindu Succession Act, The Commission of Sati, dan juga Fist Information Report yang biasa disingkat FIR, merupakan sebuah layanan masyarakat yang dipergunakan untuk melaporkan berbagai tindakan kekerasan atau kriminal yang terjadi. Namun walaupun ada beberapa kebijakan tersebut, masih kalah dengan status sosial yang ada di masyarakat. Bukti nyata yang terjadi adalah FIR yang seharusnya menjadi tempat untuk melaporkan tindakan kekerasan atau kriminal yang dialami masyarakat India tidak menerima laporan dari perempuan Dalit karena masyarakat India beranggapan bahwa perempuan Dalit memang pantas menerima perlakuan tersebut.
Dengan adanya hal ini peran dari UN Women sendiri adalah sebagai fasilitator dari pemerintah India dan para perempuan Dalit untuk menegakan keadilan untuk perempuan Dalit. UN Women juga selain menjadi mediator, mereka juga membuat program-program yang memiliki fokus dalam berbagai aspek seperti kesetaraan gender, mencegah tindakan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan Dalit, dan meningkatkan partisipasi perempuan dalam berbagai bidang. UN Women juga memfasilitasi pemerintah India dengan dukungan-dukungan lainnya dalam bentuk materi maupun sumber daya manusia. Selain itu, UN Women juga memfokuskan program-programnya dalam hal pemberdayaan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Dengan memaksimalkan potensi para perempuan di India, hal ini tentu akan berdampak juga pada peningkatan perekonomian di India, serta menurunkan angka kemiskinan yang ada. UN Women juga berperan untuk membantu pemerintah India sebagai penghubung yang menghubungkan antara pemerintah India dan berbagai pihak yang dibutuhkan dalam kasus perempuan Dalit tersebut. Misalnya, UN Women menjadi penghubung antara pemerintah India dengan Dewan Keamanan PBB, Department of Peace Operations, UNDP, dan lain sebagainya, yang tujuannya adalah untuk mengajukan setiap kasus kejahatan yang terjadi pada perempuan Dalit di India.
UN Women juga melakukan gerakan yang disebut dengan Dalit Women’s Livelihoods Accountability Initiative (DWLAI) yang didanai oleh Dana Kesetaraan Gender. Sejak 2009, ini dilaksanakan bersama oleh LSM lokal Gender at Work dalam kemitraan dengan Dalit Sthree Sakthi (DSS) melalui Mitra Service Society (MSS) (pemegang hukumnya) secara langsung dalam kemitraan dengan lima organisasi mitra lokal lainnya di Andhra Pradesh dan Uttar Pradesh . DWILAI bekerja dengan perempuan Dalit atau perempuan dari kasta terjadwal yang menghadapi tiga diskriminasi gender, kasta dan kelas: mereka perempuan, mereka dari kasta Dalit dan mereka mewakili sektor masyarakat termiskin. Perempuan Dalit mewakili sejumlah besar perempuan yang bekerja di sektor masyarakat informal dan tidak terorganisasi tidak memiliki suara yang terorganisasi dalam wacana MNREGA, juga tidak memiliki konstituen dalam masyarakat sipil yang dapat secara sistematis dan konsisten mendorong tuntutan mereka. DWLAI berusaha memperbaiki kondisi ekonomi dan politik mereka dengan meningkatkan kapasitas mereka untuk mengklaim hak atas pekerjaan yang disediakan oleh MNREGA.
ADVERTISEMENT
Dampak UN Women terhadap perempuan Dalit.
Dengan diikut sertakannya perempuan khususnya perempuan Dalit di India dalam berbagai aspek untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan perekonomian India, hasilnya terlihat jelas pada tahun 2016. Pada tahun 2005-2006 angka kemiskinan yang dimiliki oleh India adalah sebanyak 640 juta orang (55,1%) tetapi pada tahun 2015-2016 setelah kebijakan UN Women ini diterapkan angka tersebut menurun drastis menjadi 369 juta orang (27,9%). Serta pada tahun 2020 tindakan kasus kekerasan seksual atau pemerkosaan di India turun drastis sebanyak 16,79 % dari tahun 2013.
Gerakan DWLAI juga memberikan dampak positif bagi perempuan Dalit, Sekitar 8.000 perempuan Dalit dijangkau dengan kegiatan peningkatan kesadaran. Hasilnya, perempuan Dalit mendapatkan pengetahuan tentang hak-hak MNREGA. Selama diskusi kelompok terarah yang diselenggarakan untuk tinjauan jangka menengah di akhir tahun 2011, semua perempuan Dalit yang berpartisipasi dalam diskusi mengetahui bahwa hak MNREGA mencakup 100 hari kerja dan bahwa perempuan berhak mendapatkan pekerjaan. Pada tahun 2009, partisipasi mereka dalam bekerja mencapai 2.811 di delapan kabupaten program DWLAI. Kini jumlahnya sudah mencapai 14.174. Perempuan Dalit sekarang berserikat dan memiliki suara kolektif untuk memenuhi tuntutan mereka. Antara tahun 2009 dan 2011, terjadi peningkatan hampir 49% di Serikat Pekerja dan 95% peningkatan keanggotaan perempuan Dalit di Serikat Pekerja.
ADVERTISEMENT
Para perempuan Dalit menceritakan bahwa mereka mendapatkan lebih banyak rasa hormat di rumah ketika mereka mulai menghasilkan. Mereka dapat memutuskan apakah akan pergi bekerja, berpartisipasi dalam pertemuan di tingkat lokal, dan ke mana membelanjakan uang yang diperoleh melalui upah kerja mereka. Kunci keputusan mengenai penggunaan uang adalah rekening bank atas nama mereka yang disebutkan oleh setiap responden. Umumnya, upah digunakan untuk pengeluaran rumah tangga seperti membeli bahan makanan, pakaian, dan kebutuhan lainnya. Ini juga digunakan untuk biaya sekolah anak-anak seperti yang disebutkan oleh beberapa wanita Dalit. Di beberapa tempat uang digunakan juga untuk berpartisipasi dalam skema tabungan. Para wanita Dalit menginformasikan bahwa ada dominasi yang lebih sedikit, lebih banyak rasa hormat dan lebih banyak persamaan di rumah daripada sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Referensi
UN Womenwatch | Rural Women - UN Women: Good Practice Example - Dalit Women’s Livelihoods Accountability Initiative, India. (2012). Un.org. https://www.un.org/womenwatch/feature/ruralwomen/unwomen-good-practice.html
India’s Dalits: Fighting for justice. (2020, October 9). BBC. https://www.bbc.co.uk/programmes/w3cszcnj
News, B. (2022, September 16). Lakhimpur: India family shattered by rape and murder of Dalit sisters. BBC News; BBC News. https://www.bbc.com/news/world-asia-62923808
https://www.facebook.com/thoughtcodotcom. (2020). The Dalits, or Untouchables, Traditionally Were Oppressed by Hindus. ThoughtCo. https://www.thoughtco.com/who-are-the-dalits-195320
Anjana Parischa. (2013, July 29). India Catat Penurunan Tingkat Kemiskinan yang Tajam. VOA Indonesia; VOA Indonesia | Berita AS, Dunia, Indonesia, Diaspora Indonesia di AS. https://www.voaindonesia.com/a/india-catat-penurunan-tingkat-kemiskinan-yang-tajam/1711877.html
ADVERTISEMENT