BAHAYA STRES MENINGKAT, MAHASISWA UNDIP LAKUKAN PSIKOEDUKASI KESEHATAN MENTAL!

Sigit Andika
-----------
Konten dari Pengguna
10 Agustus 2020 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sigit Andika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sigit (21 tahun) melakukan sosialisasi kepada salah satu warga RT004/RW023
zoom-in-whitePerbesar
Sigit (21 tahun) melakukan sosialisasi kepada salah satu warga RT004/RW023
ADVERTISEMENT
Depok (9/8/2020) Pandemi Covid-19 ini sudah memberikan dampak bagi masyarakat Indonesia dan tentunya sudah merubah tatanan dan gaya hidup lingkungan sekitar. Perubahan gaya hidup ini diikuti dengan bagaimana individu dapat bertindak dalam melakukan aktivitas sehari-sehari, seperti Work from Home dimana individu melakukan pekerjaannya dari rumah. Secara tidak langsung, budaya bekerja yang biasanya terjadi di kantor dapat menimbulkan masalah di rumah dan dapat menimbulkan konflik antar anggota keluarga. Suasana yang tidak diharapkan dapat menggangu aktivitas keluarga lainnya. Sehingga, adanya konflik dapat menimbulkan stres bagi anggota keluarga. Ketika pandemi COVID-19 sudah menyebar secara luas seluruh dunia, ini menyebabkan kekhawatiran, ketakutan, dan stres. Menurut WHO (2020), munculnya pandemi menimbulkan stres pada berbagai lapisan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam mendukung program KKN Universitas Diponegoro (Undip) tahun 2020 dengan mengambil tema “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbabasis pada Tujuan Pembangunan Bekelanjutan” Ignatius Andika Sigit, salah satu mahasiswa peserta KKN dari Fakultas Psikologi Undip, melaksanakan sosialisasi dengan mencanangkan program psikoedukasi kepada warga di lingkungan RT 004 / RW 023, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
Sigit (21 tahun) melakukan sosialisasi di Poliklinik Baitul Maal Wattamil
“KKN tahun ini sedikit berbeda dari sebelumnya. KKN yang biasanya dilakukan di desa, tetapi karena pandemi Covid-19 kegiatan KKN dapat dilakukan di lingkungan asalnya masing-masing,“ ujar Sigit, panggilannya. “Salah satu tujuan dari Tujuan pembangunan Ketiga adalah memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia. Saya berharap dengan adanya sosialisasi psikoedukasi ini, masyarakat dapat mengetahui informasi apa saja terkait dengan Menjaga Kesehatan Mental yang dapat dilakukan ketika di masa pandemi Covid-19. Selain itu, masyarakat dibekali dengan edukasi mengenai psikologi berkaitan dengan menjaga kesehatan mental sehingga warga harapannya dapat mengurangi stres bersama keluarga.”
ADVERTISEMENT
Sigit (21 tahun) melakukan sosialisasi kepada salah satu warga RT004/RW023
Di lingkungan RT 004 / RW 023, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok beberapa masyarakat ternyata mengalami stres ketika dirumah. Survei yang dilakukan kepada warga dilakukan melalui google form dan ditemukan bahwa dari 13 responden yang menjawab, sebanyak 53,8% mengatakan bahwa mereka mengalami stres. Selain itu, beberapa sebanyak 30% responden menjawab bahwa di dalam keluarga merasakan cemas dan panik. Hal ini menunjukan bahwa beberapa keluarga cukup mengalami kecemasan dan menganggu aktivitas sehari-hari.
Sosialisasi dilakukan selama tiga hari, yakni pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 8 Agustus - 10 Agustus 2020. Program psikoedukasi "Menjaga Kesehatan Mental Bersama Keluarga" dengan melakukan sosialisasi secara door to door di lingkungan sebanyak 14 rumah. Selain itu, sosialisasi juga dilakukan di poliklinik Baitul Maal Wattamil. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan protokol kesehatan, yakni menjaga jarak dan memakai masker.
ADVERTISEMENT
Sigit (21 tahun) melakukan sosialisasi kepada salah satu warga RT004/RW023
Pada kegiatan ini, Sigit menjelaskan bagaimana pentingnya menjaga kesehatan mental di dalam keluarga walaupun masih di dalam situasi pandemi ini. Sambil membagikan buku saku, Sigit juga menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan cara mengelola stres di dalam keluarga seperti misalnya tetap beraktivitas atau produktif, mulai kurangi menonton berita, menenangkan diri, tetap berhubungan dengan teman atau keluarga, meyesuaikan diri, bersikap optimis dan menjaga pola makan seimbang.
Sigit (21 tahun) melakukan sosialisasi di Poliklinik Baitul Maal Wattamil.
"Diharapkan melalui buku ini, para warga dapat mengetahui informasi tentang bagaimana dapat mengurangi rasa stres yang dialami selama pandemi ini," ujar Sigit.
Kegiatan disambut dengan baik dan warga berterima kasih karena sudah diberikan informasi melalui buku saku ini. Para warga berharap bahwa buku ini dapat memberikan manfaat untuk kedepan.
ADVERTISEMENT