news-card-video
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Arab: Sang Penikmat Kehidupan Malam

Ihsan W Nugroho
Diplomat, Sesdilu 78
14 Maret 2025 17:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ihsan W Nugroho tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa yang ada di benakmu tentang kehidupan malam?
Kehidupan malam sering kali diidentikkan dengan kafe remang-remang, musik dengan beat yang cepat, minuman beralkohol, dan bahkan prostitusi. Namun, tahukah kamu bahwa masyarakat Arab, termasuk di Arab Saudi, memiliki pandangan yang berbeda tentang kehidupan malam? Mereka bahkan melibatkan istri dan anak-anak dalam aktivitas tersebut. Mari kita eksplorasi lebih dalam.
Salah satu sudut kota Riyadh di siang hari (Foto: Koleksi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu sudut kota Riyadh di siang hari (Foto: Koleksi Pribadi)
Bagi mayoritas masyarakat Indonesia, kehidupan malam sering kali mendapatkan stigma negatif. Namun, hal ini tidak berlaku bagi masyarakat Arab Saudi. Malam bagi mereka adalah waktu yang sangat dinantikan. Banyak orang yang berpergian dengan keluarga, teman, atau rekan kerja untuk melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan di siang atau sore hari.
Riyadh Boulevard sekitar pukul 12 malam (Foto: Koleksi Pribadi)
Umumnya, mereka keluar rumah sekitar pukul 8 malam dan kembali pada pukul 2 dini hari. Bahkan, ada di antara mereka yang menghabiskan waktu hingga menjelang subuh. Aktivitas malam mereka biasanya meliputi kunjungan ke pusat perbelanjaan, tempat makan, kafe, dan taman kota.
King Abdullah Park di malam hari (Foto: Koleksi Pribadi)
Di Riyadh, ibukota Arab Saudi, terdapat beberapa taman kota yang cukup besar, seperti King Abdullah Park, Salam Park, dan Rawdah Park. Di tempat-tempat ini, orang-orang datang untuk menikmati malam dan membawa keluarga untuk bermain bersama. Terdapat beberapa area yang diperuntukkan bagi anak-anak, serta sepeda listrik dan mobil kecil yang dapat dinikmati dengan membayar sejumlah uang.
ADVERTISEMENT
Salah satu sudut taman kota di masmak, Riyadh (Foto: Koleksi Pribadi)
Pusat perbelanjaan di Arab Saudi juga memiliki jam operasional yang unik. Pasar tradisional biasanya buka setelah salat Ashar, sekitar pukul 5 sore, dan tutup pada pukul 2 dini hari. Sementara itu, pusat perbelanjaan besar seperti Riyadh Park Mall, Al Nakheel Mall, dan Riyadh Gallery buka lebih awal, sekitar pukul 1 siang setelah waktu dzuhur dan tutup pada pukul 12 malam.
Suasana di pelataran masjid di Madinah sekitar pukul 11 malam (Foto: Koleksi Pribadi)
Restoran dan tempat makan di luar pasar atau pusat perbelanjaan memiliki jam operasional yang berbeda. Restoran yang khusus menyajikan sarapan buka setelah subuh, sekitar pukul 5 pagi, dan tutup pada pukul 10 pagi. Mereka kemudian buka lagi setelah salat Isya, sekitar pukul 7 malam, hingga pukul 1 dini hari.
Menu yang biasanya disajikan di restoran ini termasuk tamis atau mlawah, sejenis adonan tepung yang dibakar dalam pot batu besar dan disajikan dengan tumis tuna, shakshuka (telur orak-arik dengan rempah), atau foul, yaitu olahan kacang-kacangan yang dihaluskan dan dicampur dengan minyak zaitun. Hidangan ini sering disantap sebagai sarapan atau kudapan di malam hari sebelum makan malam.
Sajian tamis, Shaksuka, Foul dan tuna (Foto: Koleksi pribadi)
Restoran yang menyajikan menu makan siang dan malam biasanya buka selama 2-3 jam pada waktu dzuhur, lalu tutup saat Ashar dan buka kembali setelah Isya hingga menjelang subuh, sekitar pukul 4 pagi. Menu yang ditawarkan biasanya mencakup nasi mandi, biryani, atau bukhori, yang dimasak dengan rempah-rempah dalam panci besar bersama daging kambing atau ayam. Masyarakat Arab biasanya lebih suka mengonsumsi ayam di siang hari dan daging kambing di malam hari. Menariknya, jam makan malam mereka dimulai pada pukul 11 malam.
Sajian Nasi Mandi dengan daging kambing, molokhia dan moussaka (Foto: Koleksi Pribadi)
Pola kebiasaan ini tidak lepas dari kondisi cuaca di Arab Saudi, di mana siang hari matahari sangat terik. Pada musim panas, suhu dapat mencapai lebih dari 50°C, sehingga orang enggan beraktivitas di luar rumah pada siang hari. Namun, kebiasaan ini tetap berlangsung saat musim dingin, di mana suhu dapat bahkan mencapai 0°C. Pada waktu-waktu ini biasanya mereka akan berkemah dan membuat api unggun, tentunya ditemani dengan qahwa (kopi khas Arab) atau teh susu panas untuk membuat suasana semakin hangat.
Qahwa dan Syai Ahmar, minuman tradisional Arab (Foto: Koleksi Pribadi)
Tenda khas Arab di Kindi Plaza, Riyadh (Foto: Koleksi Pribadi)