Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
IHSG: Fundamental atau Pesugihan
12 April 2025 10:39 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ihsan W Nugroho tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada 8 April lalu, Presiden Prabowo Subianto, tampil dalam sesi tanya jawab bersama tujuh jurnalis senior yang membahas berbagai isu strategis. Salah satu momen menarik muncul saat ditanyakan bagaimana langkah Prabowo agar pasar modal tetap tenang di hari pertama perdagangan setelah libur panjang, apalagi dengan situasi global yang memanas akibat kebijakan tarif impor dari Presiden AS, Donald Trump.

Jawaban Prabowo cukup menyita perhatian, bahwa pasar saham tidak perlu dikhawatirkan karena dihuni oleh investor yang hanya mencari untung secepat-cepatnya. Menurut beliau, hal ini berbeda dengan investasi langsung (direct investment) yang dianggap lebih nyata dengan terjun pada kegiatan usaha langsung.
ADVERTISEMENT
Benarkah pelaku pasar saham hanya mencari keuntungan sesaat? Dan apakah selama ini investor di pasar saham tidak memberikan dampak ekonomi yang nyata? Mari kita bahas santai.
Di Indonesia, kegiatan pasar modal difasilitasi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Layaknya pasar tradisional, BEI adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli dan menjadi penghubung antara perusahaan yang membutuhkan dana/modal (emiten) dan pihak yang memiliki dana (investor).
Cara kerjanya, perusahaan yang membutuhkan modal/dana akan menawarkan kepada investor di pasar modal nominal kebutuhan dananya yang ditukar dengan kepemilikan sebagian saham perusahaan. Hal ini dikenal dengan mekanisme Initial Public Offering/IPO.
Investor kemudian menelaah perusahaannya dan untuk yang tertarik akan membeli saham perusahaan diharga tertentu yang kemudian setelah terkumpul akan digunakan perusahaan dengan berbagai tujuan seperti ekspansi usaha, membeli wilayah kerja baru, hingga menutupi hutang perusahaan, hal mana secara langsung diaplikasikan oleh perusahaan dalam kegiatan usaha riil.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan investor? Apa keuntungannya? investor akan mendapatkan keuntungan dari dua jenis aktifitas. Pertama adalah dari bagi hasil keuntungan perusahaan atau Dividen. Kedua adalah dari peningkatan harga saham atau yang biasa disebut capital gain.
Secara sederhana apabila investor merasa bisnis perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik dan memberikan dividen yang tinggi, maka investor akan berlomba untuk membeli saham perusahaan tersebut yang menyebabkan peningkatan harga saham. Namun, apabila investor merasa sebaliknya, maka investor akan melepas saham tersebut dan menyebabkan penurunan harga saham perusahaan.
Oleh karena itu, kenaikan dan penurunan suatu harga dalam pasar modal akan sangat erat dengan pandangan investor terhadap fundamental dan iklim usaha suatu perusahaan. Terlebih jika terdapat kebijakan atau kondisi nasional yang dapat mendorong atau justru menurunkan prospek bisnis, efeknya akan meluas dan mempengaruhi pasar tersebut.
ADVERTISEMENT
Menariknya, setiap kenaikan dan penurunan di pasar modal tercermin pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki keterkaitan terhadap fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap USDollar. Hal ini tentu tidak dapat dianggap remeh, mengingat nilai tukar mata uang akan mempengaruhi banyak sektor dan memberikan efek domino. Mulai dari perdagangan internasional, beban hutang dan seluruh aktifitas terkait dengan kebutuhan mata uang asing. Hal ini merupakan beban yang dirasakan oleh sektor riil.
IHSG bukan sekadar angka. Ia adalah cerminan sentimen dan kepercayaan pasar terhadap kondisi ekonomi nasional. Saat IHSG melemah, dapat ditafsirkan sebagai sinyal ketidakpastian atau bahkan kekhawatiran atas arah kebijakan pemerintah yang menyebabkan penurunan di sektor riil.
Seharusnya kondisi pasar menjadi alat introspeksi Pemerintah dan salah satu indikator ekonomi yang dipertimbangkan, karena ia memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah punya tanggung jawab untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan menjamin kepercayaan investor, baik lokal maupun global.
ADVERTISEMENT