Konten dari Pengguna

Eksplorasi Energi Terbarukan: Masa Depan Indonesia Menuju Net Zero Emission 2060

Iin Isti'anah
Mahasiswa Universitas Indonesia
20 Februari 2024 6:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Iin Isti'anah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kegiatan Pertemuan Perdana Gerilya Academy Batch 6
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan Pertemuan Perdana Gerilya Academy Batch 6
ADVERTISEMENT
Kamis, 1 Februari 2024 - Gerilya Academy menyelenggarakan pertemuan perdana sebagai bentuk orientasi bagi 89 peserta Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 6 yang telah berhasil lolos seleksi wawancara. Acara ini memberikan landasan kuat bagi peserta MSIB untuk memahami dan mendalami peran mereka dalam menyongsong masa depan energi nasional yang berkelanjutan. Mengungsung tema "Orientasi dan Regulasi Kebijakan Energi Nasional Menuju Net Zero Emission (NZE) 2060," Gerilya mencerminkan visi jelas untuk bergerak menuju energi bersih dan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dimulai dengan pandangan menarik dari Pak Agus Cahyono Adi atau yang akrab disapa Pak Aca, menyampaikan pemikirannya mengenai energi sebagai darah kehidupan manusia. Perumpamaan ini memberikan perspektif bahwa sebagaimana darah mengalir di dalam tubuh kita, begitu pula energi yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Poin utama yang disoroti adalah dampak negatif dari penggunaan energi fosil terhadap lingkungan, terutama pemanasan global yang mengakibatkan pencairan es di kutub. Oleh karena itu, kebutuhan akan inovasi dalam bentuk Energi Baru Terbarukan (EBT) diangkat sebagai solusi penting.
Reza Husaeni, sebagai koordinator bidang kurikulum program Gerilya memaparkan pentingnya program MSIB dalam mendorong pemahaman mahasiswa terkait energi bersih. Pendekatan Company Project Based yang diusung oleh MSIB bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta melalui keterlibatan langsung dalam proyek nyata dari perusahaan energi terbarukan di Indonesia. Dengan membuka peluang bagi mahasiswa dari berbagai jurusan, MSIB Gerilya Academy tidak hanya mendekati bidang sains dan teknologi tetapi juga mengajak mahasiswa dari rumpun sosial humaniora. Ini menciptakan ruang bagi diversifikasi diskusi dan pola pikir dalam mengembangkan energi terbarukan.
ADVERTISEMENT
Keunikan lain acara ini adalah pendekatan aplikatif dan implementatif yang diusung oleh program Gerilya Academy. Melalui penugasan berbasis proyek lapangan, peserta diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata pada transisi energi nasional. Capaian pembelajaran MSIB, yang mengacu pada Permendikbud No 3 tahun 2020, memberikan pedoman jelas terkait sikap, pengetahuan teknis, dan keterampilan teknis yang diharapkan peserta dapat kuasai.
Kemudian, sang pemateri kedua yaitu Khoiria Oktaviani dari Kementerian ESDM menghadirkan materi yang mendalam tentang visi Kementerian terkait energi nasional. Terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi menjadi fokus utama, dan energi terbarukan menjadi andalan dalam pembangunan pembangkit skala besar. Kebijakan biaya pembangkitan yang bersaing, insentif pajak, dan roadmap pengembangan PLTS Atap menjadi strategi kunci untuk mencapai target kapasitas terpasang sebesar 3.610 MW pada tahun 2025.
ADVERTISEMENT
Potensi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di danau dan bendungan menjadi fokus utama dalam materi, menyoroti kekayaan sumber daya alam Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk mendiversifikasi energi terbarukan. Melibatkan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia muncul sebagai pemimpin dalam pengeksplorasian dan pemanfaatan energi terbarukan. Dengan proyek-proyek ambisius seperti PLTS Terapung Cirata dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mentarang Induk di Kalimantan Utara, negara ini membuktikan komitmen untuk tidak hanya mengandalkan energi konvensional tetapi juga memanfaatkan secara berkelanjutan potensi alamnya yang melimpah.
Proyek-proyek ini menjadi cermin dari tekad Indonesia untuk memasuki era energi bersih dengan mengoptimalkan potensi airnya. PLTS Terapung Cirata dan PLTA Mentarang Induk mencerminkan strategi yang tidak hanya mencakup penerapan teknologi terkini tetapi juga menggandeng aspek keberlanjutan. Dengan memanfaatkan potensi alam dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi yang terbatas, Indonesia memberikan teladan dalam pengembangan proyek-proyek energi terbarukan yang tidak hanya memberdayakan masyarakat lokal tetapi juga berdampak positif pada lingkungan secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Pentingnya hidrogen sebagai bahan bakar masa depan menjadi sorotan terkait upaya dekarbonisasi di sektor-sektor sulit. Penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dalam penerbangan komersial pertama di dunia menandai langkah serius Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission 2060. Blue Ammonia, sebagai proyek hilirisasi gas alam menjadi bahan bakar rendah emisi, menunjukkan keseriusan industri dalam beradaptasi dengan tren global.
Proyeksi realisasi EBT dalam Bauran Energi Primer mencakup strategi pelaksanaan pembangunan pembangkit EBT melalui RUPTL, program PLTS Atap, konversi pembangkit diesel ke EBT, program Mandatori B35, co-firing biomassa, penyediaan akses energi modern, eksplorasi panas bumi, dan pemanfaatan EBT off-grid.
Rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik yang mencapai angka tinggi memberikan indikasi bahwa Indonesia telah berhasil menyediakan listrik bagi sebagian besar penduduknya. Meskipun demikian, masih ada tantangan seperti rumah tangga yang belum berlistrik dan desa yang belum terjangkau, menjadi pekerjaan rumah yang harus terus diatasi.
ADVERTISEMENT
Acara ini bukan hanya menjadi awal yang kuat untuk para peserta MSIB. Namun, dapat menjadi momen penting dalam menyatukan mahasiswa lintas jurusan untuk berkolaborasi dalam menghadapi tantangan energi di masa depan. Dengan semangat inovasi dan keterlibatan langsung dalam proyek-proyek nyata, dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam mewujudkan visi pemerintah Indonesia untuk menuju energi bersih dan berkelanjutan menuju Net Zero Emission 2060.