Persepsi & Fenomena Genre Pop Punk

Iip Sutriana
Mahasiswa Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
28 Mei 2022 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Iip Sutriana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Pop punk merupakan genre musik rock dari gabungan antar dua genre musik pop dan punk rock, yang dibalut dengan nada gitar tempo cepat dari punk rock dan melodi lembut dari pop.
ADVERTISEMENT
Musik ini biasanya digemari oleh kebanyakan dari kalangan anak muda, karena band genre pop punk, bertema tentang kehidupan remaja, seperti kisah percintaan, persahabatan, dan isu-isu sosial, yang disampaikan melalui lirik lagunya, sehingga berkaitan erat dengan kehidupan para remaja.
Sumber: Pexels.com
Setiap band termasuk genre pop punk memilki ciri khas yang berbeda-beda dan memiliki keunikannya tersendiri.
Tidak melulu soal musik, pop punk bahkan merambah ke dunia fashion, cara berpakaian setiap personil band yang dipakai saat manggung, kerap dijadikan acuan anak muda untuk menerapkan pakaiannya seperti, celana jeans sobek-sobek dan baju cerah bercorak warna-warni yang sering dipakai oleh personil band pop punk favoritnya.
Lalu kenapa? penggemar musik pop punk dipandang tidak baik penampilan maupun gaya hidupnya oleh sebagian masyarakat. Ulasannya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Mengidolakan musisi atau band emang bisa bikin lebih semangat, tapi kalo berlebihan malah nggak sehat juga. Fenomena tersebut secara berlebihan umumnya memang terjadi pada usia remaja. Karena pada kondisi ini, remaja seperti kita sedang mengalami krisis identitas. Kita belum tahu mau jadi seperti apa dan siapa. Maka dari itu kita cenderung mengidentifikasikan diri dengan sosok yang kita kagumi. Seperti, band, atlet, dan lainnya. Maka dari itu juga tak jarang kita menemukan remaja yang rela mengikuti gaya hidup dari sang idola. Yang bahaya yaitu ketika mereka mengidolakan sosok, terkadang secara tidak sadar berpengaruh buruk bagi diri mereka sendiri.
Sumber: Pexels.com
Sebagian orang menganggap penampilan merupakan cerminan diri atau karakter dari seseorang tersebut. Celana jeans sobek-sobek atau ripped jeans, sering dipakai para musisi band termasuk pop punk, ripped jeans dianggap sebagai celana yang modis, tren dan menarik perhatian. Walaupun begitu banyak juga masyarakat beranggapan bahwa ripped jeans merupakan celana yang tidak sopan. Siapapun yang mengenakan jeans sobek-sobek maka secara tidak langsung akan dianggap bahwa karakter orang tersebut tidak beretika atau tidak sopan. Apalagi jika dipakai ke acara-acara resmi.
Sumber: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Pop punk dengan punk apalagi anak punk jelaslah berbeda, walapun sama-sama menggunakan kata punk. Tetapi genre pop punk merupakan turunan dari aliran punk atau punk versi modern yang tujuannya supaya menghapus stigma negatif dari punk itu sendiri. Sejauh ini pop punk dapat diterima. Karena ada unsur pop yang membuat lagu-lagu pop punk jadi mudah untuk disukai dan didengar. Tetapi untuk menghapus stigma negatif dari punk, yang sudah dilabeli negatif atau cap buruk di sebagian masyarakat, mungkin butuh waktu yang cukup lama. Bahkan stigma negatif tersebut malah melekat pada genre pop punk hingga saat ini.
Sumber: Pexels.com
Demikian fenomena genre pop punk dan stigma negatif yang melekat sampai sekarang. Alangkah baiknya kita menilai suatu hal baik buruknya seseorang tidak hanya dilihat dari penampilannya saja. Sama halnya dengan menilai dari selera musik seseorang, belum tentu akurat untuk mengetahui karakter pribadi seseorang. Karena yang suka pop punk belum tentu urakan, brandalan dan anak punk. Pepatah juga mengatakan "jangan menilai buku dari sampulnya".
ADVERTISEMENT