Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bullying di Lingkungan Pendidikan: Dapatkah Homeschooling Menggantikan Sekolah?
21 Agustus 2023 17:11 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Iis Solichah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, kasus bullying atau perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah tergolong mengkhawatirkan. Sekitar bulan Juni lalu, terdapat kasus perundungan dan penganiayaan sejumlah siswa SMP di Kecamatan Cipanas, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Para pelaku mengaku melakukan hal tersebut karena mengalami hal serupa saat masih SMP. Selain itu, pada bulan Juli juga terdapat kasus pembakaran salah satu gedung SMP di kecamatan Temanggung, Jawa Tengah, yang dilakukan oleh siswa korban bullying.
Kasus-kasus tersebut membuktikan bahwa bullying meninggalkan bekas psikologis yang mendalam dan tak terlupakan bagi para korban yang dapat memicu mereka untuk melakukan hal serupa atau hal buruk lainnya.
Lebih parahnya lagi, kasus bullying juga dapat menyebabkan kematian bagi korban. Bulan Juni lalu, terdapat kasus meninggalnya seorang siswa kelas 1 SD di Medan setelah beberapa hari kesakitan dirundung oleh 5 kakak kelasnya.
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengungkapkan selama Januari sampai Juli 2023 telah terjadi 16 kasus perundungan di satuan pendidikan. Kebanyakan kasus terjadi di tingkat sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
ADVERTISEMENT
Dengan maraknya kasus bullying yang terjadi, apakah sekolah masih menjadi tempat yang aman untuk anak mengenyam pendidikan? Apakah sekolah di rumah (homeschooling) lebih baik dan aman bagi anak?
Sekolah dan Jaminan Keamanan Siswa
Para orang tua masih meyakini bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan formal terbaik untuk masa depan anak-anaknya. Namun, anak-anak juga dituntut harus bisa bergaul dan berinteraksi dengan baik demi terciptanya suasana belajar yang kondusif.
Di sekolah, anak harus mau berdampingan dengan anak-anak yang lain yang memiliki karakter dan latar belakang beragam. Interaksi yang tidak sehat antar anak dapat menyebabkan timbulnya bullying di lingkungan sekolah.
Untuk menghindari hal tersebut, sekolah harus dapat menjamin interaksi antar siswa berjalan dengan sehat dan aman, baik melalui pendidikan maupun peraturan dan pengawasan yang ketat.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan banyaknya laporan kasus bullying di lingkungan pendidikan khususnya di sekolah, keseriusan sekolah dalam menjamin keamanan bagi para siswa sepertinya masih perlu dipertanyakan.
Guru Terlalu Sibuk dengan Urusan Administrasi
Guru dan pihak sekolah masih kurang serius dan maksimal dalam memantau perilaku siswa. Prioritas guru terpecah ke banyak hal, seperti urusan administrasi, rapat, seminar, dan lainnya. Keluhan siswa seringkali hanya dianggap sebagai angin lalu.
Akibatnya, guru dan pihak sekolah gagal memberikan lingkungan yang aman bagi para siswa di sekolah. Padahal, Mendikbudristek telah mengeluarkan Peraturan Menteri No.46 tahun 2023, yang sebelumnya adalah Peraturan Menteri No.82 tahun 2015, guna mencegah dan menangani kekerasan di lingkungan pendidikan.
Apakah Homeschooling Lebih Baik dari Sekolah Umum?
Ketidakseriusan sekolah dalam mencegah dan menangani kasus bullying membuat orang tua khawatir karena hal tersebut menyangkut masa depan anaknya. Jika sekolah umum tidak lagi bisa dipercaya, apakah homeschooling dapat dipilih sebagai penggantinya?
ADVERTISEMENT
Orang tua dapat mengontrol dan mengawasi kegiatan anaknya secara langsung sehingga keamanan dan kenyamanan anak dalam belajar terjamin. Selain itu, homeschooling juga memberikan ruang kepada orang tua untuk dapat mengeksplor lebih dalam minat dan bakat anaknya.
Meskipun belum terlalu populer di kalangan masyarakat, homeschooling nantinya dapat menjadi alternatif terbaik bagi orang tua untuk menyelamatkan anaknya dari pengaruh buruk lingkungan sekolah yang dapat merusak psikologis dan mental.
Terdapat tiga jenis homeschooling yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi anak dan orang tua. Pertama, homeschooling tunggal, yang mana kegiatan homeschooling hanya dilakukan oleh satu keluarga.
ADVERTISEMENT
Kedua, homeschooling majemuk, di mana kegiatan homeschooling melibatkan anak-anak dari dua keluarga atau lebih yang memiliki tujuan yang sama. Dan ketiga, homeschooling komunitas, yang mana merupakan gabungan dari beberapa homeschooling majemuk dan memiliki perangkat pembelajaran lengkap seperti di sekolah.
Kelebihan dan Kekurangan Homeschooling bagi Anak
Homeschooling dapat menjadi solusi kekhawatiran orang tua terhadap kasus bullying karena banyak hal-hal positif yang ditawarkan. Berikut merupakan kelebihan lain dari homeschooling.
ADVERTISEMENT
Walaupun memilki banyak kelebihan, homeschooling juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu orang tua perhatikan.
Melalui homeschooling, orang tua dapat mendampingi anaknya secara langsung sehingga anak terhindar dari pengaruh buruk lingkungan. Selain itu, bagi anak-anak yang pernah menjadi korban bullying, homeschooling dapat memberi mereka ruang untuk menyembuhkan mental, emosional, dan fisik mereka.
Jika mengalami kesulitan, orang tua dapat meminta bantuan dari ahli atau lembaga homeschooling untuk dapat merencanakan kegiatan belajar mengajar secara tepat bagi anak mereka.
Di masa yang akan datang, homeschooling bisa menjadi pilihan terbaik bagi orang tua untuk memberikan pendidikan kepada anaknya dengan keamanan yang lebih terjamin, termasuk terhindar dari bullying yang dapat merusak masa depan.
ADVERTISEMENT