Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menyediakan Makanan Halal melalui Startup Haltyfood
6 April 2018 11:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Ika Puspitasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Sumber foto: rimaputra.blogspot.co.id)
Belakangan ini, bisnis startup menjadi tren di kalangan anak muda. Salah satu anak muda yang tertarik terjun ke bisnis rintisan ini adalah Gita Andini. Ia bersama dua orang kawannya merintis bisnis Halalan Thayyiban Food (Haltyfood) atau A Halalan Food Marketplace pada Agustus 2017.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Gita melihat konsumsi makanan dan minuman halal di Indonesia mencapai $154.9 M berdasarkan The State of the Global Islamic Economy Report 2016/17, dan diperkirakan pertumbuhannya mencapai 10% setiap tahunnya. Akan tetapi, kata Gita, ekosistem makanan dan minuman halal di Indonesia belum dibangun dengan baik serta belum ada inovasi-inovasi untuk mendukung pembangunan ekosistem tersebut.
Perempuan lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ini melihat dengan kreativitas dan inovasi dapat menjadi sebuah peluang, misalnya layanan makanan halal. Terlebih Indonesia menduduki peringkat pertama dengan jumlah konsumsi makanan dan minuman halal terbesar di dunia. Oleh karena itu, ia bersama Aditya Bagus Kuswadi yang lulusan Universitas Brawijaya dan Safrian Jayadi, mahasiswa Universitas Trilogi membuat bisnis rintisan dengan nama Haltyfood.
ADVERTISEMENT
“Kami memiliki visi to be the Biggest Halalan Thayyiban Food Service in Indonesia. Jadi, terciptalah platform dimana akses untuk setiap kegiatan yang ada unsur food and beverage dapat disupplay dan akhirnya dapat menciptakan ekosistem makanan halal yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Gita, Rabu (4/4).
Di lain sisi, Aditya menjelaskan, Haltyfood menjadi platform marketplace makanan yang menjembatani para pelaku bisnis makanan halal dan customer makanan serta memperkenalkan dan memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang pentingnya makanan halal. Sedangkan mengenai pemasaran, kata Adit, ada beberapa strategi, salah satunya sistem pendekatan Potential Partnership. Mereka melakukan kerjasama dengan asosiasi-asosiasi UKM makanan dan lembaga terkait untuk menjaring pelapak yang bisa bersinergi dengan Haltyfood.
ADVERTISEMENT
“Selain itu untuk edukasi makanan halal dan penguat branding kami, kami juga melakukan kerjasama dengan lembaga ‘halal’ untuk membantu proses promosi layanan kami juga. Strategi ini merupakan proses pemasaran utama kami agar core value yang akan kami berikan juga dapat tercapai,” papar Adit, Rabu (4/4).
Perihal pendanaan, mereka masih menggunakan uang pribadi atau pendanaan sendiri. Mereka juga tengah melakukan proses pembangunan kerjasama dengan asosiasi-asosiasi UKM makanan dan lembaga-lembaga terkait. “Sudah ada beberapa investor yang bersedia bekerjasama membangun innovasi layanan makanan halal di Indonesia,” kata Adit.
Selain itu, Adit juga ingin memberikan kemudahan akses kepada masyrakat untuk memberikan kenyamanan dan keamanan dalam memilih layanan makanan halal seperti catering, prasmanan maupun layanan makanan harian dengan harga dan pilihan yang beragam. Mereka juga memberikan peluang usaha yang lebih lebar kepada pelaku usaha kecil menengah maupun pengusaha baru yang bergerak di bidang makanan untuk mengembangkan usahanya dengan modal yang minim.
ADVERTISEMENT
Bermanfaat dengan terjun startup
Dengan adanya Haltyfood, Safrian berharap, ia dan dua rekannya dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. “Kami ingin sebagai pemuda dapat menjadi agent of change, kami sadar bahwa kami sebagai muslim memiliki tanggungjawab pula untuk memberikan innovasi terhadap hal-hal yang menurut kami bisa dijadikan lebih efektif, seperti Haltyfood ini,” ujar Safrian.
Selain itu, sambung Safrian, startup juga memberikan penawaran untuk pemuda dalam membuat indonesia menjadi lebih baik. Menurutnya, anak muda jaman sekarang harusnya memiliki orientasi yang lebih luas dalam memandang tujuan hidupnya untuk menjadi apa nantinya di depan, dan startup adalah satu di antara jalan untuk seorang pemuda agar menjadi bermanfaat.
“Memang tidak mudah untuk memulainya, yakinkan diri bahwa usaha yang kita lakukan akan selalu ada hasil yang bisa diambil meskipun dalam keadaan yang tidak sesuai harapan kita,” pungkasnya, Rabu (4/4).
ADVERTISEMENT