Konten dari Pengguna

Haruskah Pembentukan Karakter Anak Dimulai Sejak Dini?

Ika Sea Puspita
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya.
5 Oktober 2024 12:55 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ika Sea Puspita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bayi laki-laki bermain sambil belajar. Sumber: (https://pixabay.com/id/photos/bayi-baca-bermain-membaca-mainan-5953965/).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi laki-laki bermain sambil belajar. Sumber: (https://pixabay.com/id/photos/bayi-baca-bermain-membaca-mainan-5953965/).
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas lebih dalam terkait pembentukan karakter anak sejak dini. Sedikit flashback pada isu-isu yang tengah terjadi di Indonesia sampai saat ini, di mana anak-anak menjadi sorotan dalam kejadian-kejadian yang ranahnya ke arah kriminal yang seharusnya di usia mereka tidak melakukan tindakan-tindakan di luar batas wajar sebagai anak. Tindakan negatif yang seringkali pelakunya adalah orang dewasa kini sudah dan telah terjadi pada anak bahkan anak-anak sendiri yang menjadi pelakunya saat ini. Lalu kenakalan seperti apa yang dapat dikatakan melebihi batas wajar usia mereka? dapat dikatakan melebihi kenakalan anak meliputi semua perilaku ataupun tindakan yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh anak, di mana pelaku merugikan dirinya sendiri dan orang-orang yang berada disekitarnya. Miris, namun kenyataannya seperti ini yang terjadi di Indonesia sekarang. Berdasarkan data yang diunggah oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak sebanyak 19.153 kasus yang terjadi di awal tahun 2024. Pada banyak kasus yang telah terjadi pelakunya merupakan orang terdekat, contohnya seperti orangtua, pengasuh, guru, bahkan sesama anak dapat melakukan tindakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dilihat dari istilah pembentukan sendiri telah didasari dengan kata bentuk yang berarti titik temu antara ruang dan massa, kemudian mendapatkan imbuhan kata pem- sehingga menjadi kata pembentuk yang memiliki arti orang yang membentuk, yang pada akhirnya sempurna menjadi sebuah kata pembentukan yang berarti membuat sesuatu yang belum terbentuk menjadi terbentuk. Sehingga pembentukan memiliki arti bahwa suatu upaya atau proses luar yang terarah untuk tujuan tertentu guna membimbing dan mengarahkan faktor-faktor pembawaan hingga terwujud dalam suatu aktifitas rohani dan jasmani yang positif. Sedangkan karakter merupakan kesatuan sifat, nilai dan watak yang terletak pada seseorang baik itu secara moral, intelektual ataupun emosional. Pada dasarnya karakter menggambarkan dan mencerminkan bagaimana seseorang bertindak, berinteraksi, bahkan merespons orang lain yang berada di lingkungannya.
ADVERTISEMENT
Kemudian mengapa karakter harus disandingkan dengan kata pembentukan? setujukah jika karakter sudah menjadi bawaan setiap anak sejak lahir? sebuah karakter memang telah menjadi bawaan kepribadian setiap manusia yang terlahir di dunia. Dengan bawaan karakter yang berbeda dan unik setiap individunya. Namun dengan begitu, karakter seseorang dapat dibentuk dengan baik biasanya dapat di mulai ketika sejak kecil bahkan sebagian orang tua sudah dapat memulainya ketika bayi baru saja dilahirkan, karena pada dasarnya kepribadian anak sifatnya tidak permanen (menetap). Maka dari situ lah muncul istilah bahwa orang tua terutama ibu menjadi madrasah pertama bagi anaknya. Kembali lagi sifat anak adalah peniru sehingga apapun yang terjadi di depan matanya tidak menutup kemungkinan mereka dapat menirunya, karena otak anak dapat merekam apapun yang terjadi baik itu positif ataupun negatif dengan cepat yang tanpa disadari berpengaruh pada pembentukan karakter anak.
ADVERTISEMENT
Pengalaman buruk dapat menimpa siapa saja dan kapan saja, tanpa pandang bulu. Dalam waktu dekat ini, dunia maya kembali digemparkan dengan sebuah kabar gadis siswi SMP di Surabaya yang diduga diperkosa sambil direkam oleh kenalan sebayanya, berita tersebut diunggah dalam salah satu postingan sosial media. Dengan kejadian seperti ini bukan hanya fisik yang dirugikan melainkan psikis. Ibu korban mengatakan bahwasannya, akibat kejadian itu putrinya sangat trauma. Menyoroti kejadian seperti ini perlu adanya penekanan ataupun larangan keras pada anak jika sudah mulai melakukan kenakalan-kenakalan diluar batas wajar usia mereka.
Kemudian mengapa pembentukan karakter penting?
Pembentukan karakter anak sejak dini sangatlah penting dalam pembangunan generasi agar memiliki kepribadian yang berkualitas. Dengan pembentukan karakter yang di mulai sejak dini akan membentuk pondasi yang kuat bagi perkembangan anak-anak di masa yang mendatang. Dengan begitu akan melahirkan anak-anak yang disiplin, bertanggung jawab, jujur, serta memiliki rasa simpati dan empati terhadap sekitarnya. Sangat miris melihat situasi yang terjadi sekarang bahwasannya anak-anak menjadi bagian dari pelaku kriminal, seperti contoh kasus yang telah terjadi baru-baru ini 4 orang anak laki-laki di bawah umur memperkosa dan membunuh anak perempuan yang juga masih dibawah umur. Kasus yang sudah beredar seperti ini bukan hanya untuk tontonan dan menjadi konsumsi publik semata, namun dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bahwasannya perlu adanya penguatan dalam pembentukan karakter anak di zaman sekarang. Pada dasarnya untuk menjadi yang terbaik itu tidak instan tetapi dibentuk dengan waktu. Maka, pembentukan karakter anak sejak dini akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya ketika dewasa. Apa yang ditanamkan itulah yang akan tumbuh.
ADVERTISEMENT
Kemudian mengapa penerapan pembentukan karakter harus dimulai sejak dini? karena ketika anak masih pada usia dini mereka sangat menentukan kemampuannya dalam mengembangkan potensi dan pembentukan karakter pada anak usia dini dapat mengantarkan anak pada matangnya dalam mengolah emosi. Dengan menerapkan pembentukan karakter dalam pendidikan karakter anak sejak usia dini, dengan begitu akan menjadikan mereka terbiasa dengan perilaku dan perkataan yang positif.
Lalu siapa saja yang berpengaruh dalam pembentukan karakter anak?
Pertama, orang tua. Saya setuju dengan istilah 'children see, children do'. Orang tua merupakan pendidikan pertama bagi anak. Menyoroti kenakalan-kenakalan anak yang tengah terjadi sekarang. Peran orang tua, tidak hanya ibu melainkan peran ayah sangat berpengaruh pada perkembangan anak menuju kesejahteraan. Di mana anak bukan hanya merekam namun meniru yang orang tua mereka ajarkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui pendidikan orang tua seperti disiplin waktu sejak kecil, bertanggungjawab dengan apa yang menjadi kewajibannya, menghargai kejujuran, hal-hal seperti ini secara tidak langsung akan membentuk kepribadian anak dan membuat anak terbiasa dengan hal-hal positif yang telah ditanamkan oleh orang tua nya baik dengan lisan maupun tindakan. Pada umumnya anak-anak meniru orang yang lebih tua dari nya karena menganggap orang tua sebagai role model nya atau sosok yang dihormati oleh mereka. Perilaku anak-anak dalam meniru orang tua disebut imitasi. Sehingga tidak salah jika ada istilah 'buah jatuh tidak jauh dari pohonnya', karena anak-anak dapat memulai meniru orang tua nya bahkan sejak mereka masih bayi. Mereka akan dengan mudah meniru perilaku atau perkataan orang terdekatnya karena merasa ada kedekatan dan dukungan yang diberikan secara tidak langsung.
ADVERTISEMENT
Kedua, lingkungan. Lingkungan menjadi faktor turunan dan dukungan bagi setiap orang tua. Ketika anak dalam lingkungan negatif mau tidak mau mereka akan mengikuti arus tersebut karena jika tidak tentu ada konsekuensi yang anak-anak dapatkan seperti dikucilkan, di bully dan sebagainya oleh teman sebayanya. Dengan begitu peran orang tua kembali dikonfrontasi oleh lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Namun jika sebaliknya, dengan lingkungan yang positif akan mewadahi anak-anak dalam pembentukan karakter yang positif juga. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang hangat dan mendukung cendurung memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi sehingga dapat membentuk identitas diri dan harga diri yang positif untuk menghadapi tantangan di masa yang mendatang ketika mereka mulai beranjak besar.
ADVERTISEMENT
How to start?
Pertama, memberi pengertian. Pembentukan karakter pada anak membutuhkan proses dan waktu yang panjang. Dengan begitu, orang tua dapat memberikan penjelasan positif yang tujuannya membangun karakter mereka yang juga dapat dengan mudah anak terima. Memberi pengertian dengan penyampaian yang tidak arogan dan tidak mengintimidasi anak sehingga tidak muncul penilaian lain anak terhadap tindakan dan ucapan yang diberikan oleh orang tua nya.
Kedua, memberi contoh dan peringatan. Dengan memberi dan membiasakan anak melakukan kegiatan positif dengan batasan-batasannya sebagai anak. Memberikan pemahaman sekaligus contoh terhadap anak dengan kasih sayang akan menimbulkan kenyamanan dan keamanan pada diri anak, sehingga dengan begitu anak akan lebih mudah menerima hal positif tersebut. Tidak hanya itu, melainkan orang tua juga harus memberikan peringatan-peringatan yang memang tidak boleh dilakukan oleh seorang anak dan sekaligus menjelaskan konsekuensi yang akan mereka terima jika melanggarnya.
ADVERTISEMENT
Ketiga, membiasakan. Membiasakan anak dengan sikap-sikap yang baik akan berdampak pada pertumbuhannya. Dengan begitu anak akan mudah memahami hal apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Usia dini merupakan masa kritis dalam pembentukan karakter atau kepribadian setiap orang. Sehingga kegagalan penanaman dan pembentukan karakter positif di usia dini akan membentuk pribadi yang buruk di masa mendatang.