Konten dari Pengguna

Sejarah Petilasan Carangandul Banyumas

Ika Yunianti
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
29 Juni 2023 11:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ika Yunianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Outing Class di Desa Wisata Tamansari
zoom-in-whitePerbesar
Outing Class di Desa Wisata Tamansari
ADVERTISEMENT
BANYUMAS - Terdapat sebuah desa yang memiliki banyak sejarah dalam perkembangan Islam dan juga merupakan pusat kerajaan Demak. Desa yang terletak di Kabupaten Banyumas ini bernama Desa Tamansari. Terdapat satu petilasan yang menjadi salah satu bukti bahwa Desa Tamansari merupakan bagian dari kerajaan Demak, tepatnya diberi nama Kadipaten Pasirluhur. Petilasan tersebut disebut Petilasan Carangandul.
Petilasan Carangandul sumber foto google
zoom-in-whitePerbesar
Petilasan Carangandul sumber foto google
Menurut kutipan dari beberapa situs, konon Patih Carangandul merupakan seseorang yang sakti, ilmu rawa rontek membuat dirinya tidak bisa dibunuh oleh siapapun. Saat Pasirluhur diserang oleh Kesultanan Demak Bintaro yang dipimpin oleh Adipati Tole, mereka merasa kewalahan karena ilmu rawa rontek yang Patih Carangandul miliki. Perpecahan dan peperangan tersebut disebabkan Adipati Tole menolak adanya penyebaran Islam di wilayahnya, karena sejatinya penguasa Pasirluhur sudah turun-temurun menganut ajaran Hindu sejak Adipati pertamanya yaitu Adipati Kandhadhahan.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya rahasia supaya bisa mengalahkan Patih Carangandul pun terbongkar, rahasia itu diperoleh dari Patih Wirakencana yang merupakan sahabat Patih Carangandul yang sudah lebih dahulu tertangkap. Rahasianya yaitu dengan memisahkan kepala dari tubuh Patih Carangandul. Akhirnya peperangan pun mulai digencarkan kembali. Pangeran berhasil memisahkan kepala Patih Carangandul dengan membawa lari tubuhnya. Kepala Patih Carangandul ditempatkan di Tamansari dan tubuhnya di pasir Batang.
Kepala dari Patih Carangandul yang tersimpan di sebuah bangunan kecil di Desa Tamansari, tepatnya di bawah pohon beringin saat ini dijadikan sebagai cagar budaya. Situs tersebut pun sekarang diolah menjadi sebuah desa wisata yang sekaligus menyuguhkan pemandangan alam yang asri. Selain sebagai cagar budaya, Desa Tamansari dijadikan wisata alam dengan hamparan sawah yang luas, pepohonan yang rindang, serta derai aliran sungai mengalir yang diberi nama "Kali Logawa". Bagi para pengunjung yang ingin menginap juga sudah disediakan Cottage .
Cottage untuk menginap para pengunjung