Kritik Sosial dalam Novel Tanah Para Bandit Karya Tere Liye

Ikah Lianasari
Mahasiswi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
21 Desember 2023 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ikah Lianasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto ini diambil di sebuah indekost, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Analisis Novel Tanah Para Bandit)
zoom-in-whitePerbesar
Foto ini diambil di sebuah indekost, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Analisis Novel Tanah Para Bandit)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Secara sederhana, kritik sosial adalah bentuk kepekaan sosial. Nurgiyantoro (2013) berpendapat bahwa sastra yang mengandung pesan kritik atau disebut dengan sastra kritik lahir di tengah-tengah masyarakat jika terjadi hal-hal yang kurang beres dalam kehidupan sosial dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kritik sastra banyak ditemukan di dalam sebuah karya sastra, salah satunya novel. Novel Tanah Para Bandit karya Tere Liye menghadirkan kritik sosial melalui narasinya yang menggambarkan konflik sosial, ketidaksetaraan, dan ketidakadilan di masyarakat. Dalam novel ini, Tere Liye secara halus memaparkan ketidakseimbangan kekuasaan antara kelompok elit dan rakyat kecil, serta mencerminkan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Kritik sosialnya juga mencakup isu-isu seperti korupsi, eksploitasi, dan penindasan, menjadikan novel ini sebagai karya sastra yang tidak hanya menghibur tetapi juga merangsang pemikiran kritis pembaca terhadap realitas sosial.
Lalu soal perjuangan melawan kejahatan, itulah inti cerita novel ini. Bagaimana Padma melawan jaringan oknum polisi bernama Jiwa Korsa. Padma berjuang menghentikan tindak kejahatan jaringan bandit yang tidak hanya menguasai kepolisian tetapi juga jaksa hingga para pengusaha.
ADVERTISEMENT
Novel Tanah Para Bandit ini seolah wujud kritik sosial terhadap kondisi saat ini, baik pemerintahan maupun seluruh elemen masyarakat. Dalam novel ini, mengkritiki bagaimana kehidupan dalam tatanan yang kacau ketika dikuasai oleh oknum-oknum bandit tersebut, seolah pepetah uang adalah raja benar-benar ada dan diterapkan dalam novel ini. Seperti dalam kutipan berikut ini.
“… di sini, semua bias diatur sepanjang ada uangnya, Yang bodoh bisa menjadi pintar seketika. Yang tidak layak bisa segera memenuhi syarat. Yang bersalah bisa jadi benar. Yang bengkok bisa diluruskan.” (Tere Liye.2023)
Pembunuhan, narkoba, penyuludupan dan lain sebagainya adalah kejahatan yang akan dibenarkan, sepanjang ada uang.
Yang paling membuat saya kagum adalah keberanian Tere Liye mengangkat tema ini. Meskipun tidak menyebut nama negara dan tidak secara langsung menyebut nama-nama tokoh, novel ini sangat terasa sebagai kritik sosial Tere Liye yang sangat berani. Ia mengkritik aparat hingga menyinggung petugas partai.
ADVERTISEMENT
Terima kasih Tere Liye, karena selalu menyuguhkan cerita-cerita yang sangat menggugah pembaca, salah satunya saya sebagai penikmat karya Tere Liye.
Judul buku: Tanah Para Bandit
Pengarang: Tere Liye
Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara
Tanggal Terbit: Februari 2023
ISBN: 978-623- 88296 -7-5
Tebal buku: 433 halaman