Konten dari Pengguna

Skincare Klaim Berlebih : Pemilik Perkaya Diri, Konsumen Merugi

ikaviyanti26
Perkenalkan saya Ika Viyanti, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
17 Oktober 2024 8:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ikaviyanti26 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto : diambil sendiri oleh penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto : diambil sendiri oleh penulis
ADVERTISEMENT
Skincare merupakan produk perawatan kulit yang dibuat untuk mengatasi berbagai masalah pada kulit berdasarkan ingredients dan kegunaannya. Sebenarnya skincare sendiri sudaha da sejak lama. Namun skincare semakin dikenal oleh banyak orang akibat trend skincare yang dikenalkan melalui influencer, ahli kecantikan, film dan drama korea.
ADVERTISEMENT
Banyak sekali kalangan dari usia remaja bahkan dewasa mulai sadar akan pentingnya perawatan kulit. Namun fenomena ini tidak luput dati pro dan kontra. Karena meledaknya tren skincare di masyarakat akhirnya bermunculan brand skincare baru. Para owner skincare juga berlomba-lomba dalam menciptakan produk andalan mereka. Semakin meningkatnya popularitas, akhirnya muncul juga skincare yang over claim dari owner skincare. Adanya ini tak hanya membuat konsumen resah, tetapi juga berpotensi merugikan mereka.
Semua berawal dari kemunculan akun TikTok bernama Doktif (Diker Detektif) yang memperkenalkan dirinya sebagai dokter ahli kecantikan. Kegaduhan mulai setelah Doktif berinisiatif membeli skincare yang diclaim mengandung ingredients dan memiliki manfaat baik untuk kulit. Setelah itu dia melakukan uji lab mandiri terhadap produk yang diclaim paling bagus tersebut untuk tau apakah betul sesuai dengan komposisi yang disampaikan yang selama ini dibranding. Namun siapa sangka hasil lab yang diperoleh Doktif sangat jauh berbeda. Yang awalnya brand tersebut dibranding dengan kandungan pada skincare sekian persen, namun apa? hasil uji lab yang dikakukan oleh Doktif menunjukan sama sekali tidak ada kandungan yang disebutkan pada komposisi skincare tersebut.
ADVERTISEMENT
Pernyataan kontroversial terdebut akhirnya sampai pada konsumen yang akhirnya para konsumen merasa sangat kecewe. Apa lagi setelah tau kehidupan owner dari akincare overckain tersebut penuh flexing barang-barang mewah disosial media. Orang yang tau akan hak ini menyayangkan apabila hal tersebut benar. Melihat gaya hedon dari owner skincare yang over claim tersebut hingga berpikiran kalau sebagaian orang perlu menabung terlebih dahulu demi dapat membeli skincare tersebut.
Tak tinggal diam owner skincare melakukan klarifikasi bahwa apa kandunga pada skincare yang mereka buat itu sudah benar. Hanya saja kecurangan sebuah pabrik skincare dalam menambahkan komposisi kedalan produk yang akan dijual belikan. Namun disisi lain masyarak sudah terlanjur kecewa, bahkan ragu dengan hasil klarifikasi yang dikatakan oleh owner skincare tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam mengatasi hal ini, pengetahuan akan skincare sangat penting. Konsumen perlu mengerti mengenai kegunaan kandungan-kandungan yang ada pada skincare. Memahami jenis kulit, bahan aktif, dan rutinitas yang sesuai dapat membantu konsumen membuat keputusan yang lebih baik. Brand skincare juga harus bertanggung jawab dengan transparansi mengenai bahan dan efektivitas produk mereka. Dengan edukasi yang tepat, kita dapat memanfaatkan tren ini untuk mencapai kulit yang sehat tanpa mengorbankan kesehatan mental dan finansial kita.