Konten dari Pengguna

SDN 22 Parambahan: Semangat Belajar yang Tak Pudar di Atas Bukit Terpencil

Ikhsan Ismail
Mahasiswa Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Andalas
3 September 2024 13:12 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ikhsan Ismail tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan di Pelosok: Sebuah Tanggung Jawab Bersama
Pendidikan adalah pondasi utama dalam membangun masa depan yang cerah, baik bagi individu maupun masyarakat. Namun, di negara yang luas seperti Indonesia, tidak semua anak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan. Di daerah terpencil, rintangan seperti keterbatasan akses, biaya yang tinggi, dan kualitas pengajaran yang kurang memadai sering kali menjadi penghalang. Meskipun demikian, pendidikan tetap merupakan hak yang tak tergantikan, karena melalui pendidikanlah seseorang tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan nilai-nilai yang membentuk karakter.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh nyata perjuangan pendidikan di daerah terpencil adalah SDN 22 Parambahan, yang terletak di Jorong Suduik, Kabupaten Solok. Jorong ini terpisah dari jorong-jorong lainnya di Nagari Parambahan, dengan kondisi geografis yang sulit dijangkau. Sekolah ini menjadi satu-satunya harapan bagi anak-anak di daerah tersebut untuk mendapatkan pendidikan. Meski menghadapi tantangan besar, seperti jarak yang jauh dan medan yang sulit, semangat para guru dan siswa untuk terus belajar tidak pernah surut. Hal ini menunjukkan bahwa letak geografis yang terpencil tidak mampu memadamkan semangat mereka untuk meraih ilmu dan masa depan yang lebih baik.
SDN 22 Parambahan
SDN 22 Parambahan adalah potret tantangan yang dihadapi oleh banyak sekolah di pelosok Indonesia. Terletak di atas bukit yang jauh dari jalan utama, sekolah ini mengajarkan kita tentang perjuangan keras yang harus dilalui oleh siswa dan guru setiap hari. Meski hanya memiliki empat ruang kelas, satu untuk ruang guru dan tiga lainnya yang harus dibagi untuk enam rombongan belajar, semangat belajar di sekolah ini tetap tinggi. Salah satu ruang kelas bahkan masih berdindingkan batu tanpa cat dan beralaskan tanah, menggambarkan betapa minimnya sarana yang tersedia. Keadaan ini menyoroti kesenjangan infrastruktur pendidikan yang masih ada, serta pentingnya perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat untuk memastikan bahwa setiap anak, di mana pun mereka berada, memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pendidikan yang layak.
ADVERTISEMENT
Kondisi salah satu ruang kelas yang beralaskan tanah
Kepala Sekolah SDN 22 Parambahan menyatakan bahwa anak-anak di sekolah ini memiliki semangat belajar yang sangat tinggi, meski sering kali tidak terlihat karena mereka harus bersaing dengan sekolah-sekolah di jorong lain yang memiliki fasilitas lebih baik. Hal ini membuat kepala sekolah berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan kondisi sekolah ini.
Ibu Nora, seorang guru kelas 1 di SDN 22 Parambahan, juga menyampaikan harapannya agar sekolah ini bisa berkembang lebih baik. Menurutnya, untuk membeli laptop saja memerlukan waktu yang lama, dan fasilitas lain pun sering kali harus dipinjam dari sekolah terdekat. Meski demikian, semangat belajar anak-anak tetap tidak surut, menunjukkan betapa besar tekad mereka untuk meraih masa depan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Kedatangan mahasiswa KKN dari Universitas Andalas ke SDN 22 Parambahan menjadi angin segar bagi para siswa. Kehadiran mereka tidak hanya membawa suasana baru, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi anak-anak di sekolah ini. Para siswa melihat para mahasiswa sebagai teladan yang ingin mereka ikuti, membayangkan diri mereka suatu hari nanti bisa meraih pendidikan tinggi dan kembali mengabdi kepada masyarakat, seperti yang dilakukan oleh kakak-kakak mahasiswa KKN. Kehadiran mahasiswa ini memberikan harapan baru bagi anak-anak, yang meskipun berada di daerah terpencil, tetap memiliki impian besar untuk masa depan mereka.
Kedatangan Tim KKN Unand Parambahan dalam rangka "Perayaan HUT-RI yang ke-79"
Tentu, harapan terbesar dari seluruh guru dan tenaga pengajar di SDN 22 Parambahan adalah agar Pemerintah Kabupaten Solok memberikan perhatian lebih terhadap kondisi sekolah mereka. Dengan tantangan yang begitu nyata, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga akses yang sulit dijangkau, para guru merasa bahwa dukungan yang memadai dari pemerintah sangatlah penting. Tidak hanya dalam bentuk perbaikan fasilitas fisik, seperti ruang kelas yang layak dan akses jalan yang lebih baik, tetapi juga bantuan dalam bentuk pelatihan, materi pembelajaran, dan peningkatan kesejahteraan guru. Perhatian ini tidak hanya akan meringankan beban para tenaga pengajar, tetapi juga akan memberikan dampak yang signifikan bagi kualitas pendidikan yang diterima oleh para siswa, sehingga masa depan mereka dapat lebih terjamin.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Kisah SDN 22 Parambahan mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk pendidikan yang layak adalah perjuangan bersama. Hanya dengan kerja sama dan kepedulian semua pihak, kita bisa memastikan bahwa setiap anak, di mana pun mereka berada, mendapatkan hak mereka untuk belajar dan meraih masa depan yang lebih baik.