Konten dari Pengguna

Menyemai Kemanusiaan ala IMM

Muhamad Ikhwan Abdul Asyir
Manajer Program Al Wasath Institute
15 Maret 2023 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Ikhwan Abdul Asyir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
logo Bidang Hukum dan HAM DPD IMM Jawa Tengah, Sumber dok
zoom-in-whitePerbesar
logo Bidang Hukum dan HAM DPD IMM Jawa Tengah, Sumber dok
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagaimana umumnya organisasi mahasiswa, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang kita kenal dengan IMM adalah salah satu elemen yang memiliki segmentasinya tersendiri. IMM sebagai wadah yang terlibat secara langsung dalam prosesi penyelenggaraan pendidikan tinggi di berbagai instansi kampus, yang terdiri dari kampus dengan rupa gedung seadanya sampai yang gemerlapan dengan segala nama dan warna warni.
ADVERTISEMENT
IMM menjadi laboratorium yang hidup dan menghidupkan akar gerakan mahasiswa Muhammadiyah yang dekat dengan gerakan keilmuannya. IMM adalah ruang yang menarik betul dan mengakomodir secara maksimal segala konsepi tentang nilai tawar generasi muda Muhammadiyah, yang sedang aktif dalam percaturan objektivitas pendidikan tinggi.
Disisi sebelah lainnya, IMM serta merta adalah organisasi Otonom Muhamadiyah yang secara langsung adalah anak kandung yang kelahirannya membawa napas panjang Muhamadiyah itu sendiri, IMM tak boleh sedikitpun di bedakan dari apa yang menjadi ideologisasi Muhammadiyah dan cita-cita perjuangannya. Di definisi lain yang kemudian menjadi rahasia umum dan harapan para kader maupun pimpinannya, kader IMM adalah mereka yang akan mengisi tokoh-tokoh Muhammadiyah di waktu kemudian hari.
Hal ini tentu sedikit menjadi pembeda IMM itu tersendiri, dimana IMM selain membawa betul karakteristik organisasi mahasiswa yang tidak bisa terbebas dari segala kepentingan praksis politis, IMM juga harus menempatkan betul dirinya sebagai anak kandung Muhamadiyah yang harus patuh dan tunduk dalam segala instrumen transendental.
ADVERTISEMENT
Berbagai idelogisasi IMM sudah seharusnya masuk merelung pada dua dimensi IMM ini, tidak boleh hanya berharap pada satu titik saja. Keduanya ini adalah satu kesatuan yang perlu kemudian dipadukan limitasinya, tidak mendiskreditkan satu untuk mengorbitkan satu yang lainnya, tidak juga harus sama rata antar satu dan satu lainnya, tapi harus selalu berimbang dengan diikuti dinamisasi yang matang.
Sebab jika hanya satu saja yang menjadi fokus misalnya, IMM justru akan hanya akan terlihat menghilangkan karakteristik mendasarnya, IMM justru seakan kehilangan arah dan akan terekesan mengekspresikan kepentingan yang pragmatisme belaka. Sekali lagi IMM perlu melihat, bahwa selain kampus, Muhamadiyah adalah ruang publik eksperimennya.
Muhamad Ikhwan Abdul Asyir
Reposisi Kolektif IMM
Yang menjadi masalah adalah, bagaimana pun gagasan yang di bawa, IMM yang adalah organisasi mahasiswa seolah mengalami apa yang boleh jadi kita sebut sebagai kagagapan. Tentu selain daripada refleksi yang dilakukan secara personal oleh penggagas materi ini, hal semacam ini muncul juga dari berbagai tangkapan fenomena gerakan keber-IMM-an ini, dimulai dari tingkat dasar sampai yang paling relevan adalah daerah ini.
ADVERTISEMENT
IMM bukan menghilang dari permukaan trend maupun senter gerakan mahasiswa lainnnya, namun soal daya tarik dan tawaran nilai? IMM seakan semakin mengikis ketebalan kedigdayaan Muhamadiyah muda yang seringkali lekat akan romansa masa lalu.
Kikisan ini bukan karena IMM tidak sama sekali membawa gerakan yang ada, tawaran yang adapun sudah banyak dilangsungkan di berbagai forum-forum dari yang paling sakral sampai yang paling deformalisasi dilakukan oleh kader-kader IMM di berbagai sektor. Namun jika kita mempertahankan skala masifnya, kita masih jauh daripada harapan bersama.
Padahal di sektor manapun, kita ini membawa nama yang sama, nama besar IMM yang mengandung Muhammadiyah di dalamnya. Pertanyaan mengenai konkretisasi idelogi Muhammadiyah yang secara otomatis menjadi ideologi IMM ini masih saja menjadi bahasan kita yang berputar di tempat dan belum bisa menyebabkan dampak yang maujud di tengah-tengah IMM kita.
ADVERTISEMENT
Minimnya aktivasi ruang terbuka antar IMM dan bahkan dengan organisasi luar kita masih menjadi Pekerjaan Rumah yang belum mampu kita selesaikan. Seberapa banyak IMM mampu hidup di gemerlapan organisasi mahasiswa yang kita menjadi patokan di dalamnya. Kegagapan lain kita juga seberapa banyak kita memaksimalkan betul ruang-ruang terbuka antar kader ini yang perlu kita kerjakan dengan sepenuh hati.
Bukan hanya sebatas menyelenggarakan program kerja yang bersifat pragmatis, berbagai ruang ini perlu kemudian menjadi ajang aktualisasi para kader-kader IMM itu sendiri, dan secara berkelanjutan menginisiasi gelombang perpaduan lintas organisasi juga harus jadi ketertarikan kita. Sebab dengan melalui demikian, IMM akan semakin memungkinkan menjadi organisasi yang tidak hanya apik secara romansa, tapi juga berbobot dalam hal kreativitas.
ADVERTISEMENT
Menghadapi yang demikian, IMM tentu sudah seharusnya menemui pola yang mengurai itu semua. IMM harus mampu menangkap berbagai kebutuhan internal dan kemudian menunjukkan wajah IMM secara keorganisasian yang muncul dipermukaan. Kemudian di konteks yang jauh lebih luas, IMM perlu kemudian tidak hanya terlibat dalam berbagai problematika kehidupan yang dimulai dari gejala sehari-hari, lebih dari pada itu IMM tentu harus menjadi kunci yang memberikan keberpihakannya pada berbagai pihak yang mendapati kerugiannya, baik secara moril maupun materil.
IMM sudah kemudian perlu terbangun dari alotnya lahan sempit ini. Muaranya bisa dimana saja dan kemana saja, asal masih berasaskan idelogi Muhammadiyah, maka menjadi hal yang bisa dilakukan oleh kader-kader IMM.
ilustrasi kader IMM
Mengikhtiari Paradigma Baru Kader IMM
ADVERTISEMENT
Isu-isu hukum, sosial, maupun kemanusiaan lain sudah menjadi barang tentu garapan IMM secara utuh, IMM harus mampu menangkap hal-hal yang demikian. Sarana dan prasana yang kita miliki pun sudah seharusnya dimanfaatkan betul-betul dengan dalil yang kuat melandasinya.
IMM sebagai organisasi harus semakin melazimkan segala keberpihakannya terhadap mereka yang lemah dan dilemahkan oleh sistem yang ada, bahkan tanpa pandang bulu, IMM jangan malah memutasi setiap kecendrungan yang muncul dari dalam hati nurani kita. Meski tak jarang juga kita dihadapi oleh cap yang bisa dirasa merugikan, IMM jangan sampai melangkah mundur dalam hal bersuara yang menggema.
Langkah lebih nyata yang bisa kita lakukan misalnya adalah dengan tampil semaksimal mungkin di depan arus suara yang ada. IMM tidak hanya mengakomodir, tapi menjadi inisiator setiap suara yang ada, diberbagai lini media, bentuknya apa saja, disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing kader kita. IMM ini sudah harus bisa mengaktivasi hal yang lebih upgrading, tidak hanya terbatas pada pelaksanaan kewajiban secara administratif, prinsipnya tentu, apa apa yang tidak dilarang itu adalah semua hal yang bisa dilakukan.
ADVERTISEMENT
Media massa misalnya, menjadi ajang keterbukaan kita yang harus semakin menampilkan apa yang menjadi isi dan gagasan dari ideologi kita ini, jangan hanya sebatas pada rekapan dokumentasi acara yang berisikan gambar-gambar mesra selama ber IMM, gambar itu diperlukan memang, tapi bagi siapapun yang melihatnya, apa yang bisa ia dapati selain hanya cerita yang manis?, apakah lewat gambar ini daya pantik progresif ini bisa sepenuhnya kita lakukan ?
Lebih besar dari pada itu, melalui suara di media massa ini, alternatif gerakan kita akan semakin mengudara, sebab apapun yang dibawa harus semakin tidak hanya membesarkan tujuannya atau kepribadian kader yang kita miliki, nama IMM inilah yang justru akan semakin pesat hadir di sela-sela dinamisasi. Jangan lagi terlalu kaku pada lekatan pribadi dan IMM yang harus dibedakan secara kesepahaman, sebab keduanya itu sama sama ada didalam diri kita, tidak bisa terpisahkan
ADVERTISEMENT
Praksis yang kita lakukan juga jangan hanya pada koridor yang terbatas, kalau bisa sepenuhnya totalitas yang kita lakukan, jangan ada lagi sentimen internal yang justru membuang energi kita secara pribadi maupun kolektif. Dengan selalu memegang teguh keyakinan dan perspektif dasar IMM yang sudah jadi warna dalam diri kita masing-masing, pengarusutamaan posisi strategis dalam kehidupan kita ini harus di penuhi pos-posnya.
Sebab salah satu bukti perkaderan kita ini berhasil adalah mendakwahkan paham Muhammadiyah di pos yang paling strategis di kehidupan sosial, bahkan bernegara. Jangan sampai ada lagi semacam turunnya kepercayaan publik internal kita terhadap mereka yang coba menghadapi tantangan baru pasca berproses di IMM.
Salah satu yang nampak seperti kekurangan besar yang muncul di Muhammadiyah itu sendiri dalam persoalan praksis yang menjadikan Muhammadiyah semacam yatim piatu dan terlampau membebaskan setiap orang-orang didalamnya sudah harus kita rasa cukup untuk menjadikan alasan IMM ini lebih lihai mendalami peran serta dirinya sebagai pendamping proses berbangsa dan berngara.
ADVERTISEMENT
Walau dengan keterbatasan yang kita juga sadari betul, IMM paling tidak lewat upaya ini bisa terus mewujudkan falsafah kita yang selalu berikrar abadi terhadap jalan perjuangan. Walau sampai pada akhirnya kita menyadari hasil akhirnya jauh dari segi definisi sekalipun, mempertahankan rekontruksi IMM ini akan menjadikan kita semakin tampil terus, dan membawa IMM akan naik kelas di banding sebelum sebelumnya. Sekali lagi, apa saja, bagaimana saja, asal bukan sebuah yang dilarang.
Dalam point akhir, mengharap kehidupan yang dipenuhi dengan segala keberkahan dengan menyalurkan segala ikhtiar yang kita lakukan dalam rangka menjalankan ruh agama, watak Muhammadiyah adalah harga mati yang tertanam jauh di dasar kita semuanya. Sebagaimana pejuang yang tak pernah mundur di medan perangnya, doa dan harap selalu kita hanturkan pada dzat yang maha semuanya. Semoga Allah Meridhoi kita semuanya
ADVERTISEMENT
Selamat Milad IMM ke 59 dan Semoga IMM Semakin Jaya
Ihdinas shirotol mustaqim, Wassalam