Merdeka Berliterasi Untuk Semua

Muhamad Ikhwan Abdul Asyir
Manajer Program Al Wasath Institute, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Jayabaya dan Ketua DPD IMM Jawa Tengah bidang Hukum dan HAM
Konten dari Pengguna
28 Maret 2023 10:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Ikhwan Abdul Asyir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita tentu sering mendengar kata literasi, kata yang seringkali dipakai dalam berbagai forum-forum pembicaraan seputar pendidikan, atau sekedar kita dengar dalam himbauan yang muncul di media-media masa tentang pentingnya literasi dalam kehidupan kita. Kata seperti membaca, menulis, pendidikan, sekolah adalah sebagian dari banyak kata yang seringkali dekat sekali kaitannya dengan pembahasan mengenai literasi. Tapi apakah sebenarnya literasi dalam segi definisi? dan bagaimana perannya dalam kehidupan kita, utamanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
Ilustrasi Peserta Didik, sumber : Unsplash
Definisi
ADVERTISEMENT
Literasi secara sederhana adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi kemudian berevolusi sesuai dengan tantangan jaman. Misalnya adalah, jika dari jaman dulu definisi literasi berfokus pada kemampuan membaca dan menulis dalam arti yang konvensional belaka yang hanya terbatas pada buku dan soal pendidikan. Kini muncul banyak variabel semacam literasi media, literasi sosial, literasi politik dan banyak lainnya.
Masing-masing variabel literasi ini muncul akibat perkembangan kehidupan yang semakin pesat, masing-masing variabel ini, muncul dalam rangka memenuhi kebutuhan adaptasi manusia dalam menjalani kehidupan. Literasi kini berorientasi pada berbagai laku yang condong pada cara-cara memahami, meliputi, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks maupun informasi yang didapati. Kesemuanya merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis.
ADVERTISEMENT
Secara etimologis istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin “literatur” yang artinya adalah orang yang belajar. Karena merupakan proses belajar, literasi kemudian bisa kita artikan sebagai proses memahami atau menagkap pemahaman terhadap sesuatu, dan dalam hal ini, informasi yang terkandung dalam teks (bacaan), liputan, video, maupun beragam media lainya.
Dengan demikian tak mengherankan bahwa literasi sangat berhubungan dengan proses membaca dan menulis yang biasanya dilakukan saat proses pendidikan. Dalam menjalani kehidupan ini, utamanya dalam rangka mewujudkan masyarakat yang lebih maju, sejahtera dan berkeadaban, literasi menjadi pilar penopang yang mengawali itu semuanya.
Dampak Literasi
Sebab dengan tingkat literasi yang baiklah, terwujudnya masyarat yang membawa keselerasan kehidupan akan mampu digapai. Melalui literasi yang baik, masyarakat akan semakin mampu cakap dalam menghadapi berbagai problematika kehidupan yang semakin kompleks dengan bekal berbagai ilmu pengetahuan yang didapati melalui proses berliterasi yang baik pula.
ADVERTISEMENT
Keadaan sebaliknya pun bakal terjadi, dengan semakin rendahnya tingkat literasi yang ada dalam dimensi masyarakat, semakin rendah juga kecakapan ilmu pengetahuan masyarakat, kemudian hal ini akan berakibat pada kehidupan masyarakat yang semakin sulit beradaptasi.
Apalagi dewasa ini yang segala sesuatunya semakin pesat dan serba cepat, akselereasi keterampilan menjadi modal utama yang perlu menjadi bahan pokok kehidupan ini. Kebijaksanaan, kearifan, rasa penuh tanggungjawab, dan perhitungan yang matang dalam melakukan tindakan, serta berbagai laku kemanusiaan lain bisa hilang potensialnya dalam diri masing-masing masyarakat kita apabila semakin buruknya tingkat literasi di kehidupan masyarakat sosial kita.
Upaya yang bisa dilakukan
Dalam rangka menciptakan peningkatan kualitas masyarakat, perhatian terhadap peningkatan literasi tentu menjadi hal yang bisa dilakukan. Secara teknis misalnya, melalui rangkaian program akserelasi pendidikan khususnya dalam pendidikan bidang literasi akan semakin membesarakan potensi manfaat yang ada.
ADVERTISEMENT
Kita tentu perlu melihat data bahwa rendahnya tingkat literasi masyarakat kita, yang diantaranya ditandai dengan rendahnya minat membaca masyarakat kita menjadi tamparan yang harus menyadarkan kita semuanya. Para pemangku kebijakan perlu kemudian bergerak dengan segala instrumen yang dimilikinya untuk menuntaskan masalah mendasar ini.
Persoalan ini perlu dijawab dengan pasti dan cermat, jangan sampai kenyataan bahwa rendahnya tingkat literasi masyarakat kita dijadikan hal wajar yang tak berkelanjutan dampaknya. Siapa saja, misalnya seperti pihak penyelenggara pendidikan perlu menyajikan konsep pembelajaran yang ramah dan menyenangakan.
Hal ini dilakukan disemua jenjang pendidikan dimulai dari pendidikan dini, kesenangan yang timbul dalam melangsungkan pendidikan akan semakin mendekatkan rasa nyaman generasi muda bangsa kita, dengan demikian tujuan menumbuhkan kegemaran membaca juga bisa diwujudkan dengan baik
ADVERTISEMENT
Program-program seputar gerakan literasi perlu menjadi fokus pekerjaan yang dilakukan. Sebab, rendahnya tingkat litreasi dan minat baca warga kit aini seolah sudah membudaya menjadi kebiasaan, maka menuntaskannya salah staunya juga membangun budaya baru yang jeuh lebih baik. Membangun budaya baru semacam ini tentu juga perlu di dukung oleh banyak pihak, baik yang bekerja langsung di ranah pendidika n formal maupun pendidikan non formal seperti lingkup keluarga.
Perpustakaan sebagai sarana belajar yang menyajikan banyak sumber ilmu pengetahuan, sumber : pexels
Kesadaran Bersama
Pentingnya literasi perlu juga bernagkat dari kesadaran bersama kita, bahwa dengan rendahnya tingkat literasi warga masyarakat kita, lebih jauh mampu berdampak pada dimensi yang lebih luas lagi. Misalnya adalah, dengan budaya literasi yang rendah, yang menjadikan masyarakat kita atau generasi kita ini menjadikan pikirannya jumud dan tidak terbuka atas perbedaan.
ADVERTISEMENT
Hal ini boleh jadi terjadi muaranya terjadi karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, gagap akan perbedanaan dan kaku dalam mengahadapi persoalan yang semakin kompleks, termasuk khususnya dalam konteks kehidupan sosial akan sulit di hadapi dengan kualitas dan kapasitas generasi kita yang jauh dari kata mapan.
Kata-kata populer bahwa “buku adalah jendela dunia” bakal menjadi relevan jika kita melihat dinamika yang demikian. Tentu, buku dalam hal ini adalah buku yang berkualitas maupun bahan bacaan lain di era sekarang. Semuanya menjadi bahan pengetahuan yang harus semakin lazim masyarakat komsumsi dan resapi. Mewujudkan masyarakat yang demikian, secara tindak lanjut adalah mewujudkan negara dan bangs akita yang semakin berkeadaban juga, dan sebaliknya, membiarkan itu semua adalah sama saja memukul mundur kemajuan bangsa dan negara kita.
ADVERTISEMENT
Merdeka Belajar Episode 23, Merdeka Berliterasi
Merdeka Belajar episode 23 mencoba menjawab tantangan dan kebutuhan itu semua, dengan mengusung fokus utama dalam meningkatkan tingkat literasi generasi muda para peserta didik kita, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) membawa sarana akserelasi tingkat literasi. Merdeka bejalar kali ini menghadirkan kepastian disribusi buku yang sampai pada instansi pendidikan dan juga sampai pada peserta didik kita. melalui program ini para peserta didik kita akan mampu mengakses buku-buku yang membawa berbagai referensi baca yang mudah. Disamping itu, buku yang terdistribusi juga merupakan buku-buku berkualitas.
Hal demikian tentu mampu memperlihatkan keseriusan langkah yang diambil demi mengentaskan persoalan literasi ini. Walau kita juga menyadari hal ini tidak dilakukan dengan mudah. Sebab kalau kita melihat pengentasan persoalan lietrasi ini perlu menjadi pekerjaan panjang yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
Melihat program ini, dengan melakukan terobosan mulai dari jumlah eksemplar buku, judul buku, jenis buku yang dikirimkan, pendekatan yang dilakukan sampai pemilihan sekolah yang akan menerima buku menjadi pelengkap program peningkatan literasi ini. Terlihat semakin serius, program ini menjadi terlihat sangat serius apalagi di tahun 2022, Kemendikbusristek menyediakan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan bermutu dan disertai pelatihan serta pendampingan bagi lebih dari 20 ribu PAUD dan SD yang paling membutuhkan.
Dengan melakukan pelatihan dan pendampingan ini, tentu kita mampu melihat bahwa harapan optimalisasi program akan mampu di gapai, artinya distibusi buku bermutu yang dilakukan akan menemui kegunaan dan kebermanfaatan yang idlakukan secara maksimal pula bagi sumber daya pengajar maupun pustakawan kit aini. Melalui pelatihan dan pendampingan ini jugalah, sebab kita juga perlu melihat bahwa dalam mewujudkan budaya positif yang maksimal, selain intrumen sarana dan prasananya, sumber daya manusia yang mumpuni perlu digagas dengan baik.
ADVERTISEMENT
Merdeka belajar episode 23 ini secara konkret juga hadir sebagai pelengkap program merdeka sebelumnya dalam hal peningkatan literasi. Sebagaimana kita ketahui, Kampus mengajar mislanya, yang masuk dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Program Organisasi Penggerak yang masuk dalam Merdeka Belajar episode ke-4 dan Kurikulum Merdeka yang masuk dalam program Merdeka Belajar ke-15 yang memberikan keleluasaan guru untuk memanfaatkan buku-buku bacaan dalam menciptakan suasan belajar yang lebih menyenangkan adalah rangkain program merdeka belajar sebelumnya yang sukses membawa budaya positif penyelenggaraan pendidikan kita.
Semoga dengan hadirnya merdeka belajar ini, semua pihak mampu mensukseskannya dengan baik. Semoga dengan program yang ada peningkatan literasi mampu dilakukan dengan maksimal, semoga melalui program ini, merdeka berlitrasi mampu di wujudi.
ADVERTISEMENT
Ihdinas Shirotol Mustaqim, Wassalam
Muhamad Ikhwan A. A (Manajer Program Al Wasath Institute, Mahasiswa Pascasarjana Universitas Jayabaya)