Konten dari Pengguna

Psikologi Agama dalam Kehidupan

Muhamad Ikhwan Abdul Asyir
Manajer Program Al Wasath Institute
22 Juni 2022 14:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Ikhwan Abdul Asyir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi oleh pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi oleh pixabay.com
ADVERTISEMENT
Agama
Seperti kata Karel Amstrong dalam bukunya Sejarah Tuhan, agama merupakan fenomena universal manusia, siapapun dan dimanapun agama menjadi hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Bahkan kalau mau ditelurusi lebih jauh, perbincangan soal agama secara umum adalah perbincangan yang bisa dilakukan tanpa mengenal batas seperti waktu, tempat, situasi atau kondisi apapun, bicara agama dan kehidupan manusia akan selalu berjalan menemui relevansinya.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanannya seiring berjalannya waktu, perubahan sosial yang terjadi di masyarakat secara langsung mengubah orientasi dan makna agama, namun demikian perubahan semacam ini tidak sampai pada menghilangkan eksistensi agama, maka kajian tentang agama akan selalu berkembang dan menunjukkan konsistensinya menjadi hal yang penting apalagi jika dikaitkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Sifat agama yang universal dalam masyarakat memberikan ruang tersendiri bagi kajian masyarakat secara utuh, sebab melihat agama sebagai faktor dalam kajian masyarakat adalah salah satu metode yang melengkapi kajian-kajian tersebut, sebaliknya kajian atau penelitian yang berkaitan dengan masyarakat akan terlihat kurang utuh apabila tanpa melibatkan faktor agama.
Pembahasan mengenai agama sebagai suatu keyakinan yang dianut dan masyarakat menjadi hal yang akan terus mampu bergulir, hal ini juga dikarenakan proses perkembangan manusia itu sendiri yang terus menemui jalannya. Sudut pandang yang digunakan dalam perbincangan agama dan masyarakat pun beragam, agama mampu dilihat dari segi teologis, sosiologi, psikologi antropologis, agama selalu memiliki konteks untuk terkait di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Agama sebagai konsep berjalan terus menerus mengikuti pemahaman manusia atas ajaran agama itu sendiri dan berfungsi menghidupi kehidupan manusia. Tanpa agama manusia akan kehilangan unsur utama di dalam jati dirinya yang penuh dengan kemisteriusan, mengenal agama adalah laku mengenal siapa diri kita dengan mendalam dan menafsirkan berbagai hal yang Tuhan senantiasa curahkan melalui Nur dan ciptannya di dunia. Mengenali agama, adalah cara mengenali lebih jauh siapa kita dan sumber kita semuanya.
ilustrasi oleh pixabay.com
Psikologi Agama
Psikologi dalam bingkai kemasyarakatan lebih dalam akan berbicara tentang apa yang menjadi gejala kejiwaan, faktor apa yang mempengaruhi berlaku sesuatu, atau apa yang didapati berdasarkan pengalaman empirik. Sedangkan agama dalam memandang masyarakat lebih bersifat Illahiyah (ketuhanan) atau transenden. Agama melihat bahwa setiap fenomena yang ada di masyarakat adalah fenomena yang didasari adanya unsur ketuhanan, agama juga memberikan pengertian bahwa setiap laku dan kerja kehidupan yang dilakukan masyarakat adalah sebagai bentuk kepercayaannya terhadap suatu agama.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut psikologi adalah seperangkat cabang ilmu pengetahuan yang konsentrasinya hadir pada kajian tentang gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku yang keliatan nyata. Dalam kajian ini, perilaku objek melalui tingkah laku nyata dapat di observasi secara langsung dan non abstrak, oleh karena itu, ilmu tentang psikologi merupakan bentuk kajian yang bersifat objektif empiris. Psikologi juga serangkaian metodologi yang mengkaji bagaimana tingkah laku manusia sebagai suatu manifestasi apa yang dia alami dan rasakan yang membentuk kondisi kepribadian, hal ini sengat erat kaitannya dengan pengaruh lingkungan hidup, budaya, pendidikan dan yang utama Agama.
Dimensi agama adalah mengakui bahwa setiap yang terjadi di masyarakat dan di kehidupan adalah soal sejauh mana peran dan tanggungjawab kita sebagai manusia yang terikat dengan norma agama menjalankannya, berbagai hal yang menjadi laku dan kerja manusia di setiap akhirnya berujung pada perhitungan – perhitungan non materil yang berdasarkan petunjuk berupa kitab suci.
ADVERTISEMENT
“Psikologi Agama” merupakan panduan dari dua dasar kata yang memiliki artinya tersendiri. Psikologi mengandung arti studi yang berfokus pada gejala kejiwaan yang ada di manusia, psikologi sebagai kajian yang ilmiah memiliki sifat dasar teori empirik serta sistematis. Berbeda dengan psikologi, agama justru lebih condong pada fenomena cara-cara bertingkah laku, berperasaan yang dilandasi dengan keyakinan, agama merupakan sekumpulan nilai atau keyakinan yang dianut oleh masyarakat yang menjadi patokan dalam berkehidupan.
Pengertian mengenai psikolgi agama di kemukakan oleh Prof. Dr. Zakiah Darajat, bahwa Psikologi Agama adalah cabang ilmu yang meneliti tentang pengaruh agama terhadap sikap dan tingkah laku manusia serta mekanismenya dalam bekerja dalam diri sesorang.
Sebab pengaruh yang didapati atas hadirnya agama pada perilaku manusia tentu sangat signifikan. Cara berpikir, bersikap, berekspresi serta bertingkah laku seseorang individu tidak dapat mampu dipisahkan dari unsur keyakinannya, dan agama menjadi keyakinan yang sangat diamini. Lebih jauh dalam unsur kelompok pun demikian, agama menjadi konstruk kepribadian individu dan kelompok dalam menjalani berbagai aktivitas kehidupan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Jalaluddin Rahmat, mendefinisikan psikilogi agama sebagai cabang ilmu yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. Upaya untuk mempelajari tingkah laku keagamaan tersebut dilakukan melalui pendekatan psikologi.
Psikologi agama kata Syaiful Hamali mempelajari masalah-masalah kejiwaan yang ada sangkut pautnya dengan keyakinan beragama seseorang. Dimana manusia berupaya menyembuhkan gangguan kejiwaannya melalui ajaran-ajaran agama, karena agama menawarkan suatu hubungan transcendental terhadap sesuatu melalui pemujaan dan upacara-upacara keagamaan yang memberikan dasar emosional bagi rasa aman dan identitas yang lebih kuat di tengah ketidakpastian, ketidakmungkinan dan kelengkapan yang dialami manusia dalam hidup dan kehidupannya.
Psikologi agama sebagai perangkat keilmuan sejalan dengan ruang lingkup pembahasannya mampu memberi sumbangsih dalam ikut serta menyelesaikan persoalan kehidupan manusia yang makin kompleks, khususunya kaitannya dengan agama dan pahamnya yang dianut menjadi keyakinan. Selain itu, rasa keagamaan yang tumbuh dan berkembang pada setiap insan pribadi dalam tingkat usia tertentu, bagaimana perasaan keagamaan itu berpengaruh dalam ketentraman batin manusia, atau konflik yang terjadi dalam diri seseorang sampai pada pribadi yang taat menjalankan ajaran agama atau sebaliknya meninggalkan ajaran agama itu merupakan fenomena yang didapati dalam psikologi agama ini.
ADVERTISEMENT
Psikologi agama selanjutnya mampu memberikan gambaran yang proposional atas pengaruh paham dan keyakinan beragama yang mendorong masyarakat dapat hidup saling menghormati antar pemeluk agamanya. Hal ini tentu mengarah pada terwujudnya kehidupan yang selaras dengan kerukunan antar umat agama dan lintas agama. Melalui psikologi agama, dengan memahami perilaku keagamaan yang didukung motif tertentu, pendampingan dan pembimbingan manusia sebagai umat beragama mampu dilakukan dalam mewujudkan kehidupan yang selaras tersebut.
Semoga Allah meridhoi kita semuanya
Ihdinas Shirotol Mustaqim, Wassalam
Oleh : Muhamad Ikhwan Abdul Asyir, Manajer Program Al Wasath Institute
Formatur DPD IMM Jawa Tengah 2022