Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Serba Serbi Pembelajaran Tatap Muka
30 September 2021 19:48 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Muhamad Ikhwan Abdul Asyir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dilansir dari laman kemendikbudristek.id bahwa pembelajaran tatap muka atau disingkat dengan PTM paling tidak sudah sampai pada angka 42 % sekolah di berbagai jenjang pendidikan dari mulai tingkat dasar sampai atas selama september 2021. Hal ini merupakan prestasi yang patut di apresiasi karena merupakan prestasi yang tinggi sejak pandemi mulai menyebar tahun lalu. Pembelajaran tatap muka selain jawaban dari disiplin kita dalam melakukan protokol kesehatan namun juga merupakan wujud nyata pengoptimalan pendidikan, sebab pengajaran jarak jauh secara daring (online) pada akhirnya tetap memberikan kesulitan bagi para siswa dalam memahami setiap pelajaran yang di berikan, bahkan tidak sedikit juga para siswa yang kesulitan sekedar ingin mengikuti pelajaran karena terkendala sarana yang belum dimiliki.
ADVERTISEMENT
Antusias pembelajaran tatap muka ini pastinya dirasakan oleh berbagai siswa sekolah dasar sampai tingkat atas. Para orang tua siswa juga menyambut pembelajaran tatap muka ini dengan penuh semangat dan optimisme, sebab melalui pembelajaran tatap muka inilah berbagai kesulitan yang dirasakan akibat metode pembelajaran jarak jauh tidak dirasakan.
Seberapa penting pembelajaran tatap muka ?
Pembelajaran tatap Muka ditengah kondisi kita yang masih bersanding dengan pandemi covid 19 ini membawa kita ke pertanyaan, sebenarnya seberapa penting pembelajaran tatap muka ini ? dan apa saja alasan yang mampu menguatkan bahwa pembelajaran tatap muka lebih baik daripada mekanisme pendidikan jarak jauh/daring yang kita lakukan selama satu setengah tahun ini.
Pertama, yang paling mendasar adalah pengoptimalan penyelenggaraan pendidikan, hal ini menguatkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tatap muka adalah hal yang paling baik di kondisi kita sekarang ini, apalagi dengan banyaknya wilayah Indonesia yang turun angka status PPKMnya. Selain itu, pembelajaran tatap muka jelas lebih efektif dibandingkan dengan PJJ, kemudahan akses bahan ajar, dan berbagai serapan materi akan lebih bisa dilakukan oleh siswa sekolah ketika dilakukan pembelajaran tatap muka, apalagi kalau kita berbicara siswa sekolah di tingkat dasar.
ADVERTISEMENT
Kedua, pembelajaran tatap muka yang meringankan beban orang tua. PJJ yang terus dilakukan pada akhirnya akan dirasa membebani orang tua, banyak juga orang tua yang mengeluh terkait PJJ ini bahkan di media sosial, salah satunya adalah keluhan orang tua terkait tidak sanggup menyediakan smart phone atau komputer untuk belajar secara online, masalah sulitnya pembagian waktu yang dilakukan orang tua untuk menemani anak sekolah online, bekerja, atau sekedar melakukan pekerjaan rumah juga merupakan hal yang memberatkan orang tua. Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Tanoto Foundation (2020) terkait PJJ pada 332 kepala sekolah, 1368 guru, 2218 siswa, dan 1712 orang tua, terdapat tiga masalah yaitu ; (1). Sebayak 56 % orang tua mengaku kurang sabar dan jenuh menangani kemampuan dan konsentrasi anaknya yang duduk di sekolah dasar dan sebanyak 34 % orang tua anaknya yang anaknya ada pada tingkat sekolah menengah pertama, (2). Orang tua juga kesulitan menjelaskan materi pada anak anaknya untuk tingkat dasar sebanyak 19n smp 28%, (3). Kesulitan orang tua untuk memahami materi pelajaran untuk tingkat sd 15% untuk smp 24 %. Maka pemberlakuan PTM walau dilakukan dengan sedikit demi sedikit selanjutnya akan berangsur angsur meringankan beban orang tua.
ADVERTISEMENT
Ketiga, siswa dapat mengejar ketertinggalan melalui ptm, setiap anak yang mengalami penurunan pemahaman terhadap pelajaran diharapkan mampu untuk mengejar ketertinggalannya melalui pembelajaran tatap muka ini. Suasana ptm yang lebih mendukung serta penjelasan guru atas pelajaran yang dilakukan secara langsung terhadap murid dapat memudahkan siswa untuk lebih bisa paham akan pelajaran yang berlangsung. selain itu, terbatasnya interaksi sosial siswa dengan siswa lainnya, siswa dengan guru dan ditambah tekanan PJJ menjadikan tekanan psikologi siswa sekolah akan meningkat, maka dengan PTM ini tekanan semacam ini mampu terhindarkan pada anak anak sekolah. Pelaksanaan PTM juga mampu untuk mengurangi kendala tumbuh kembang pada anak apalagi untuk anak yang memiliki tingkat ekonomi yang berbeda, hilangnya pembelajaran tatap muka dapat mengakibatkan risiko secara kognitif maupun perkembangan karakter, maka pembelajaran tatap muka mampu mengurangi dampak tersebut. pembelajaran tatap muka juga menjadikan kontrol guru terhadap anak didiknya tentu akan semakin baik, kinerja setiap siswa dan proses belajar siswa mampu dilihat secara langsung oleh setiap guru di sekolah.
ADVERTISEMENT
Jangan sampai membuat kita lalai
Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi dalam siaran pers no 242/sipres/A6/VI/2021 menyatakan bahwa “Pembelajaran Tatap Muka yang dilakukan bukanlah seperti halnya sekolah tatap muka biasa, bahwa apa yang kita upayakan adalah pembelajaran tatap muka secara terbatas”, lebih rincinya beliau menjelaskan bahwa sekolah yang sudah atau dalam proses melakukan PTM terbatas dengan durasi belajar dan jumlah murid berbeda tetap diperbolehkan selama mengikuti protokol kesehatan dan dibawah batas maksimal yang tercantum dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Mentri tentang Paduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka di masa Pandemi covid 19, selain itu sejauh ini tidak ada perubahan SKB, SKB tersebut menuangkan aturan maksimal. Sekolah bisa menerapkan PTM dengan sedikit demi sedikit. Selain itu, dalam surat edaran (SE) kemendikbudristek No 04 Tahun 2021 dijelaskan bahwa PTM dapat dilakukan khususnya untuk daerah yang termasuk dalam kategori PPKM level satu sampai tiga. Namun demikian hal ini bukanlah alasan untuk mengurangi kewaspadaan kita dalam menaati protokol kesehatan, Pendidikan Tatap Muka yang dilakukan adalah PTM secara terbatas, pembatasan kapasitas yang masuk sebanyak hanya 25n waktu belajar di kelas juga harus tetap dilakukan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, upaya preventif terhadap penyebaran virus di sekolah perlu dilakukan dengan diadakannya satgas di setiap sekolah untuk menangani kemungkinan penularannya, satgas ini juga diharapkan mampu menyusun standar operasional prosedur protokol kesehatan serta mengawasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini secara langsung di sekolah, lebih lanjut nantinya juga berperan penting dalam komunikasi setiap perkembangan pembelajaran tatap muka kepada satgas daerah dan dinas terkait, gerakan vaksinasi untuk pelajar di atas 12 tahun juga harus dimaksimalkan agar para pelajar yang melangsungkan pembelajaran tatap muka memiliki tingkat kekebalan tubuh yang lebih, tingkat kekebalan tubuh inilah yang memperkecil risiko tertular virus, antisipasi terhadap seluruh penghuni sekolah selain guru dan siswa juga hal penting yang perlu diperhatikan, misalnya vaksinasi pada karyawan bahkan ke pengelola kantin barangkali perlu dilakukan, sebab apabila semua yang terlibat dalam pembelajaran tatap muka dilingkungan sekolah tidak diperhatikan bisa memicu klaster baru dan menghambat jalannya pembelajaran tatap muka.
ADVERTISEMENT
Menjadi hal wajar apabila antusias pembelajaran tatap muka ini selain diisi dengan meningkatnya semangat belajar para siswa, tapi juga menjadi peringatan agar para orang tua tidak lalai dalam memperhatikan protokol kesehatan terhadap para murid. Pada akhirnya pendidikan tatap muka ini yang belum sepenuhnya dilakukan secara 100% harapannya ini menjadi langkah yang baik dalam perbaikan penyelenggaraan pendidikan di Indonesia Maka peningkatan protokol kesehatan dalam pembelajaran tatap muka ini jadi hal lumrah yang dilakukan, jangan sampai antusias pada pembelajaran tatap muka ini menjadikan kita lalai dan melupakan adanya kemungkinan bahaya klaster penularan baru penyebaran covid-19 di institusi pendidikan. Peran serta orang tua murid dalam mengarahkan para siswa untuk tetap memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas dalam berbagai aktivitas di sekolah selama pembelajaran tatap muka adalah kunci utama, sebab tanpa arahan yang baik bisa jadi para siswa hanya akan terbawa suasana pembelajaran secara langsung dan justru malah menurunkan tingkat waspada kita terhadap resiko penularan virus yang ada.
ADVERTISEMENT