Risma: Semua Orang Bisa Menjadi Jurnalis

10 Juni 2017 15:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tri Rismaharini, Ngabuburit Bareng Kumparan. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tri Rismaharini, Ngabuburit Bareng Kumparan. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini berkesempatan hadir dan menyapa warga Surabaya dalam acara 'Ngabuburit Bareng kumparan’ hari ini, Sabtu (10/6).
ADVERTISEMENT
Risma hadir didampingi langsung oleh Arifin Asydhad Pemimpin Redaksi Kumparan dalam talkshow bertajuk Jurnalisme Kolaboratif di Dyandra Convention Center, Surabaya, Jawa Timur yang disponsori oleh Indosat Ooredoo, dan didukung oleh Sriwijaya Air, Hotel Mercure Surabaya, dan Cimory ini.
Dalam diskusi selama kurang lebih 25 menit itu, Risma menyoroti jurnalisme yang berkolaborasi dengan mengedepankan semangat gotong royong. Selama dirinya menjabat wali kota, berbagai pengalaman akan berharganya sebuah informasi disorotinya saat diskusi dengan para peserta yang hadir.
Risma menilai, bahwa siapapun sesungguhnya bisa menjadi jurnalis. Selama dia mengetahui informasi tersebut dan menyampaikan atau menyebarluaskannya kepada publik.
Tri Rismaharini dan Arifin Asydhad. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tri Rismaharini dan Arifin Asydhad. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
"Kalau kita bisa menyampaikan informasi kebenaran, siapapun juga sebetulnya bisa menjadi jurnalis. Apa yang kita tahu bisa digunakan untuk menginformasikan dan menolong," kata Risma, di Dyandra Convention Center, Sabtu (10/6).
ADVERTISEMENT
Wali Kota Surabaya itu lalu bercerita pengalamannya saat pernah membantu salah seorang yang sedang jatuh sakit melalui informasi yang berantai dari seseorang. Pesan tersebut pada akhirnya sampai pada dirinya yang kemudian menjadi sebuah pesan yang berantai hingga sampai pada grup-grup multichat di salah satu obrolan.
"Saya ingat ada satu case di mana ada orang yang secara tiba-tiba menulis, 'bantu saya untuk berobat.' Itu dimasukkan ke grup kepala dinas, camat, lurah kemudian akhirnya, bapak ini kita bawa ke rumah sakit," ujar Risma.
Tri Rismaharini di acara Ngabuburit kumparan. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tri Rismaharini di acara Ngabuburit kumparan. (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
Demikian Risma menyampaikan, jika keaslian dan isi pesan positif dapat dipertahankan kepada khalayak, maka pesan itu dapat menjadi pengaruh yang amat penting bagi masyarakat tanpa ada unsur yang dibuat-buat.
ADVERTISEMENT
"Itulah yang riil tanpa ada bumbu-bumbu ataupun (unsur) menjelek-jelekkan. (Pesan) Itu akan menjadi penting kalau kita gunakan untuk hal positif," pungkasnya.