Konten dari Pengguna

Psikologi Komunikasi Guru dan Murid di Dunia Islam

Ilham Abdul Aziz
Mahasiswa Semester 7 FISIP UHAMKA
11 Januari 2022 21:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Abdul Aziz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: pexels
ADVERTISEMENT
Dalam pendidikan,khususnya lembaga formal yang kompeten dan menentukan keberhasilan anak adalah seorang guru. Menurut opini saya, keberhasilan anak(murid) berasal dari keterbukaan guru itu sendiri. guru harus memiliki keterbukaan pemikiran hingga keterbukaan secara psikologis.
ADVERTISEMENT
Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kemauannya yang tinggi untuk mengkomunikasikan dengan siswa ataupun orang-orang di lingkungan pendidikan tempat bekerja. Menurut saya,
Psikologi komunikasi yang diterapkan oleh guru harus memperhatikan aspek kejiwaan dalam belajar mengajar. Aspek kejiwaan yang perlu diperhatikan adalah persoalan perasaan, mood, motivasi dan perlakuan, dan sikap yang saling mempengaruhi antara orang-orang di sekitar guru. Point-point penting mengenai aspek kejiwaan dalam proses belajar mengajar di dunia Islam:
1. Kasih Sayang
Kasih sayang adalah pondasi pergaulan. Nabi Muhammad SAW menyebut kasih sayang sebagai identitas muslim. Menebar kasih sayang adalah pilar kunci pendidikan, hal ini menjadi catatan bahwa betapa pentingnya pendidikan sebagai proses pengembangan mental siswa harus berdasarkan kasih sayang dan rasa cinta dari semua elemen belajar seperti guru, murid, hingga orang-orang di sekitarnya
ADVERTISEMENT
2. Pribadi Kuat
Dalam melakukan kebaikan orang harus optimis, yakin, dan penuh motivasi dalam melakukan segala kebaikan, termasuk dalam belajar. Banyak ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang memberikan rambu-rambu agar manusia mau beramal , beriman, dan bekerja agar menjadi manusia yang memiliki posisi kebaikan di mata Allah di antaranya dalam [QS 6:135] dan [QS 9:105]. Bekerja akan menjadikan manusia kuat, itu jenis manusia yang dicintai Allah.
3. Jangan Kasar
Di dalam Al-Qur’an surat Al-Qashah ayat 77, Allah membenci orang yang berbuat kerusakan dan mencintai orang yang berbuat baik. Berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi.
4. Berlaku Baik
ADVERTISEMENT
Salah satu Anjuran untuk berbuat baik dalam hubungan antara guru dan murid bersandar pada hadis Nabi yaitu dalam Musnad Ahmad hadid Nomor 9894 yang artinya “ Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman dari Zuhai dari Al ‘Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah, dia berkata ; seorang laki-laki berkata: Sesungguhnya aku mempunyai kerabat, aku menyambung silaturahim dengan mereka tetapi mereka memutuskanku, aku berbuat baik kepada mereka tetapi mereka berlaku buruk kepadaku, aku berlau sopan kepada mereka tetapi mereka berlaku jahil kepadaku.”
Maka Rasulullah SAW pun bersabda: ”jika memang benar seperti apa yang kamu katakan maka seakan-akan kamu menaburkan debu yang panas kepada mereka, dan kamu akan selalu mendapat pertolongan Allah selama kamu masih melakukan hal itu.
ADVERTISEMENT
Dalam menjaga aspek kejiwaan anak dalam treatment pendidikan harus didasari pada hubungan guru-murid yang :
Guru sebagai tenaga pengajar sekaligus sebagai pendidik harus memiliki orientasi, misi dan visi pendidikan yang jelas serta memiliki komitmen, integritas dan loyalitas yang tinggi dalam mengabdi kepada lembaga pendidikan. Sedangkan murid merupakan anak didik yang memiliki keseriusan dan kesungguhan di dalam belajar.
Hubungan antara guru dengan murid dan hubungan murid dengan guru merupakan wujud hubungan timbal balik yang harmonis dan dinamis dengan tujuan demi terwujudnya manusia yang berkualitas, berilmu tinggi, berwawasan luas, beriman, bertakwa, serta mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, psikologi komunikasi yang dilakukan di dalam lembaga pendidikan internal (tenaga pendidik dan kependidikan), merupakan aspek penting untuk memenuhi kebutuhan mereka yang bersifat non-materi (psikologi dan spiritual). Jika kebutuhan psikologi dan spiritual dapat terpenuhi, akan mendorong dan memotivasi pegawai di dalam lembaga pendidikan internal untuk bekerja lebih optimal. Mereka melakukan itu semua dengan penuh keikhlasan dan semangat saling membantu satu sama lain.
Ilham Abdul Aziz - FISIP Uhamka.