Konten dari Pengguna

Berobat ke Luar Negeri: Solusi atau Pilihan Terakhir?

Ilham Ariftianto
Mahasiwa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia.
12 Desember 2024 14:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Ariftianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar animasi dokter dan pasien (Sumber: https://pixabay.com/vectors/wheelchair-patient-doctor-cartoon-6995098/)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar animasi dokter dan pasien (Sumber: https://pixabay.com/vectors/wheelchair-patient-doctor-cartoon-6995098/)
ADVERTISEMENT
Berobat ke luar negeri telah menjadi fenomena yang semakin umum di Indonesia. Fenomena ini menunjukkan bahwa banyak masyarakat Indonesia memilih untuk mendapatkan perawatan medis di negara lain dengan harapan mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik, teknologi yang lebih canggih, atau bahkan biaya yang lebih terjangkau. Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena berobat ke luar negeri telah menjadi semakin umum di Indonesia. Bayangkan seorang ibu yang terpaksa membawa anaknya ke rumah sakit di Malaysia demi mendapatkan perawatan yang lebih baik untuk penyakit jantung anaknya. Fenomena ini tidak hanya menggambarkan ketidakpuasan terhadap layanan kesehatan dalam negeri, tetapi juga menunjukkan seberapa besar upaya yang harus dilakukan oleh warga Indonesia demi kesehatan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Data dan Statistik Masyarakat Indonesia yang Berobat ke Luar Negeri
Tercatat hampir 100% peningkatan pasien yang berobat ke luar negeri dalam 10 tahun terakhir. Menurut data survei tahun 2024, sebanyak 1 juta warga Indonesia berobat ke luar negeri setiap tahun dengan tujuan utama adalah Malaysia, Singapura, dan Thailand. Ini tentunya berdampak pada perekonomian di bidang kesehatan Indonesia. Indonesia kehilangan devisa sekitar 11,5 miliar dollar AS atau setara Rp 170 triliun akibat warga berobat di luar negeri
Menurut survei yang dilakukan pada tahun 2024, terdapat peningkatan dua kali lipat daripada tahun 2022 untuk jumlah orang yang melakukan perawatan medis ke luar negeri. Selain itu, laporan dari Global Health Initiative menunjukkan bahwa perbedaan kualitas layanan medis antara Indonesia dan negara-negara tetangga cukup signifikan. Hal ini mendorong banyak orang untuk mencari perawatan di luar negeri. Mereka rela mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi dan akomodasi demi perawatan yang lebih baik dan cepat.
ADVERTISEMENT
Alasan Berobat ke Luar Negeri
Ada beberapa alasan mengapa masyarakat memilih untuk berobat ke luar negeri. Pertama, rumah sakit di luar negeri dianggap menyediakan layanan yang lebih profesional dan dokter yang lebih berpengalaman. Sekitar 1 juta warga memilih rumah sakit luar negeri karena layanan dalam negeri belum optimal.
Kedua, fasilitas medis di negara-negara seperti Singapura dan Malaysia dilengkapi dengan teknologi canggih. Hal ini memungkinkan diagnosis serta perawatan yang lebih tepat dan efektif. Namun, Indonesia hanya memiliki ketersediaan obat inovatif sebesar 9 persen yang merupakan angka terendah di Asia-Pasifik.
Ketiga, sekitar 60-70 persen responden menganggap layanan medis luar negeri lebih lengkap dan menawarkan paket wisata yang menarik, sehingga menjadi daya tarik tambahan.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Risiko Berobat ke Luar Negeri
Namun, berobat ke luar negeri juga memiliki tantangan dan risiko tersendiri. Salah satunya adalah biaya transportasi dan akomodasi yang cukup besar. Pasien harus mempertimbangkan biaya penerbangan, penginapan, dan kebutuhan sehari-hari selama berada di luar negeri. Selain itu, berada jauh dari keluarga dan lingkungan yang dikenal bisa menambah beban emosional dan psikologis bagi pasien.
Risiko lain yang perlu diperhatikan adalah perbedaan iklim dan kebiasaan hidup di negara tujuan. Perubahan ini bisa mempengaruhi kondisi kesehatan pasien dan memerlukan adaptasi yang tidak selalu mudah. Selain itu, ada juga potensi risiko bahasa dan budaya yang dapat mempengaruhi komunikasi antara pasien serta tenaga medis.
Solusi Alternatif di Dalam Negeri
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi fenomena berobat ke luar negeri ini, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Pertama, pemerintah perlu terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan di dalam negeri. Ini termasuk peningkatan fasilitas medis, pelatihan dan pendidikan bagi tenaga medis, serta perbaikan manajemen rumah sakit. Dengan adanya layanan kesehatan yang lebih baik di dalam negeri, masyarakat akan merasa lebih yakin dan nyaman untuk mendapatkan perawatan di negaranya sendiri.
Kedua, perlu adanya promosi dan edukasi kepada masyarakat tentang fasilitas dan layanan kesehatan yang sudah ada di Indonesia. Banyak masyarakat yang mungkin belum mengetahui bahwa ada rumah sakit atau klinik dengan standar internasional di dalam negeri. Pemerintah dan pihak terkait perlu aktif menginformasikan dan mempromosikan layanan kesehatan yang ada agar masyarakat tidak perlu lagi merasa harus berobat ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Ketiga, program jaminan kesehatan seperti BPJS Kesehatan perlu terus dikembangkan dan diperbaiki. Dengan adanya jaminan kesehatan yang lebih baik, masyarakat akan lebih mudah mengakses layanan kesehatan tanpa harus khawatir tentang biaya yang tinggi.
Kesimpulan dari Fenomena Berobat ke Luar Negeri
Berobat ke luar negeri mungkin dapat menjadi solusi bagi sebagian orang, terutama mereka yang mencari kualitas layanan kesehatan yang lebih baik dan teknologi medis yang lebih canggih. Namun, solusi jangka panjang yang lebih baik adalah dengan meningkatkan kualitas layanan kesehatan di dalam negeri sehingga masyarakat tidak perlu lagi merasa harus pergi ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan yang layak. Dengan perbaikan yang terus dilakukan, diharapkan masyarakat Indonesia dapat merasa lebih puas dan percaya pada sistem kesehatan di negaranya sendiri. Mari kita bersama-sama, pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat bekerja sama untuk membangun kepercayaan serta meningkatkan kualitas layanan kesehatan dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Ilham Ariftianto, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia