Konten dari Pengguna

Beratnya Berpisah dengan Sahabat

Ilham Arya
communication student concentrate in journalism at State Polytechnic of Jakarta
16 Mei 2020 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Arya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi sahabat yang sedang menikmati alam. Sumber : google
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sahabat yang sedang menikmati alam. Sumber : google
Berjumpa dengan banyak orang dan menjadikannya sebuah teman, lazim dilakukan oleh manusia sebagai makhluk sosial. Namun, diantara banyaknya teman tersebut, pasti ada diantara mereka yang begitu paham tentang keadaan kita. Teman yang selalu ada di saat kita membutuhkan dan mengharapkan kehadirannya. Dialah sahabat.
ADVERTISEMENT
Tempat dimana mencurahkan semua isi hati layaknya buku diary. Tempat dimana menghabiskan waktu bersama di kala sendiri dan sepi. Tempat dimana menemukan semangat dan arti dari pengorbanan. Itulah fungsinya seorang sahabat. Aku mempunyai sahabat yang sangat cocok dan satu pemikiran denganku, seorang wanita bernama Salsa.
Salsa merupakan wanita asal Palembang yang periang. Kami bertemu pertama kali dalam OSIS pada masa SMA. Aku merasa cocok dengan Salsa karena kita sama-sama suka di bidang komunikasi, ditambah kami berdua sering menjadi MC ketika ada acara di sekolah membuat aku dan dia semakin akrab. Selain itu, kami memiliki kesamaan lainnya yaitu suka makan sushi.
Salsa mengubah segalanya dalam hidupku. Dia hadir membawa nuansa persahabatan yang kental. Terkadang aku memilki sifat buruk suka panik dan pelupa, Salsa dengan sabar dan penuh pengertian menenangkan pikiranku dan memberikan solusi terhadap masalahku. Seringkali, dia melempar canda dan tawa yang membuatku semangat kembali.
ADVERTISEMENT
Dia sering mengajakku untuk menghabiskan waktu bersama. Padahal, jarak rumah kami terbilang cukup jauh, tidak menjadi alasan kami untuk bertemu. Aku dan Salsa juga menyukai fotografi. Menyusuri ruang publik di Jakarta dengan kamera menggantung di dada menjadi hal yang lumrah kami lakukan. Terkadang, kami sampai lupa waktu untuk pulang ke rumah tatkala waktu sudah malam.
Aku dan Salsa memiliki rencana yang sama untuk memilih perguruan tinggi, Universitas Indonesia jurusan Ilmu Komunikasi. Kami sangat mantap dengan jurusan itu dan ingin menjadi sahabat karib seterusnya yang tidak bisa terpisahkan. Namun, Tuhan berkehendak lain, kami tidak lulus di seleksi masuk Universitas Indonesia. Sangat sedih rasanya, kami sangat menguatkan diri satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya pengumuman akhir pun tiba, Salsa diterima di Universitas Brawijaya jurusan Ilmu Komunikasi, sedangkan aku di Politeknik Negeri Jakarta jurusan Jurnalistik. Kami berdua sangat sedih tetapi inilah jalan yang terbaik. Kepergian Salsa menjadi mahasiswi perantau sering membuatku kepikiran akan dirinya. Apakah ia dapat menjalani kuliahnya di sana dengan baik?
Sangat sedih rasanya jauh dari seorang sahabat. Sosok Salsa tidak bisa tergantikan oleh teman-temanku yang lainnya. Entah kenapa rasanya, sangat berat persahabatan kami harus terpisahkan oleh jarak. Walaupun kami tidak lepas berkomunikasi satu sama lain, kehidupanku tetap terasa hampa tanpa kehadirannya. Salsa sangat baik di sana dan suka bercerita tentang kehidupannya di sana sebagai perantau, dia mendapat banyak teman dari banyak daerah dan sering mengikuti forum komunikasi se-Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Aku sangat senang bahwa Salsa dapat beradaptasi baik di sana dengan lingkungan yang baru. Kesedihanku juga mulai mereda dengan kesibukanku sebagai Himpunan Mahasiswa Grafika Penerbitan. Jarak yang jauh dan kesibukkan kami berdua bukan berarti kami jarang komunikasi, aku dan Salsa tetap berkomunikasi via chatting ataupun video call. Kami suka bercerita hal-hal yang seru di kampus masing-masing dan juga sering bertukar jurnal pembelajaran agar semakin banyak ilmu yang didapat.
Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan karena dipertemukan dengan Salsa melalui sebuah organisasi. Salsa mengubahku menjadi orang yang lebih peka terhadap sekitar. menjadikanku orang yang tahan terhadap tekanan. Seringkali adu pendapat dan saling mengkritik. Sering tertekan, berkeringat, lelah, dan kadang menyingkirkan urusan pribadi masing-masing. Sampai akhirnya acara dalam suatu organisasi tersebut berjalan dengan sukses.
ADVERTISEMENT
Salsa, terimakasih telah menemaniku di saat aku membutuhkan sahabat. Karenamu, aku mendapatkan semangat baru dalam hidup ini. Sahabat, tetaplah menjadi orang baik seperti aku mengenal dulu. Doaku semoga selalu sehat dan diberikan kemudahan dalam segala urusan. Semoga kita bisa dipertemukan kembali di kota di mana kita dulu memulai cerita dan sukses bersama salah satu media ternama. See you on top, Salsa!