Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Hidup Muhammad Nuh
25 Mei 2020 16:03 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada banyak orang hebat bernama Muhammad Nuh di Republik ini. Tapi Muhammad Nuh Jambi lah yang paling hebat. Dengan modal pulsa telepon — yang beberapa kali kontak saja kuotanya habis — Muhammad Nuh mendadak terkenal di seantero Indonesia. Waktu salat Id di kampungnya dia dielu-elukan bak selebriti. Berebutan orang berebut jabat tangan dan foto bersama. Dibalik nasib kelamnya sebagai buruh harian lepas, mungkin dia salah seorang yang dapat berkah Lailatul Qadar di hari-hari ganjil 10 hari terakhir Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Pahalanya mengalir
Berkah “Konser Virtual Berbagi Bersama Bimbo” Minggu, 17 Mei lalu nama Nuh melesat bak meteor. Dibicarakan di mana-mana. Menenggelamkan nama-nama sohor di balik konser maupun para artis penampil. Kita tahu tokoh di belakang konser itu mulai dari Ketua MPR-RI, Ketua DPR-RI, Kepala BPIP, sampai Presiden Jokowi. Sedangkan artis penampilnya adalah pemusik legendaris Trio Bimbo.
Bukan hanya itu. Nuh juga berhasil mengalihkan sejenak perhatian publik dari keruwetan penanganan pandemi corona yang selalu sarat kontroversi. Juga dari perdebatan sengit soal mudik atau pulang kampung ; dan boleh tidaknya melaksanakan salat Id di lapangan terbuka atau mesjid. Peristiwa Nuh, bisa mengurangi stress dan sebaliknya menambah kekebalan tubuh karena sangat menghibur. Saya kira di sini pahala mengalir untuknya. Banyak yang ketawa guling-guling setelah menonton video wawancaranya dengan seorang netizen, dan videonya ketika dielu-elukan saat mau salat Id di kampungnya. Warga yang mengerubungnya sampai lupa ambil jarak.
ADVERTISEMENT
Sepintas pertama melihat wajahnya dari foto KTP memang jauh dari kesan mau menipu atau sekadar “mengerjai” panitia konser Berbagi Kasih yang diselenggarakan MPR -RI dan BPIP.
Lewat tulisan ini saya juga mau meralat anggapan saya, yang semula begitu. Pantas Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo legowo malah ngotot memaafkan dia. Bahkan mengappeal pihak kepolisian di Jambi untuk tidak merperkarakan yang bersangkutan. Nuh sendiri ke markas Polda Jambi bukan karena dipanggil polisi. Melainkan untuk meminta perlindungan karena “ditagih” pembayaran uang lelang sepeda motor listrik Gesits sebesar Rp. 2.550.000.000.-
Saya yakin Anda penasaran ingin tahu ihwal kisah Nuh. Tapi, tunggu. Perkenankan saya lebih dulu membayangkan suasana batin pria wajah polos yang sempat kaget sendiri hingga mendatangi kantor polisi. Perkaranya memang “ngeri - ngeri sedap.”. Bisa dituduh mau sabotase. Publik, sebagaimana diumumkan host acara konser Berbagi Kasih, Nuh adalah pengusaha tambang. Dermawan ini adalah penawar tertinggi lelang Gesits sebesar Rp. 2,55 M. Begitu pengumuman Host konser Choky Sitohang. Host tidak ujug- ujug mengumumkan begitu saja. Choky mengkonfirmasi dulu ke Wanda Hamidah yang berkomunikasi dengan Nuh. Dan, Wanda meyakinkan : sudah dua kali katanya dia menelepon Nuh. Choky Lalu meminta restu Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo. Bamsoet pun perlu hitungan sepuluh detik sebelum menyatakan bungkus : Nuh pemenangnya. Malam berbahagia itu Nuh mengalahkan banyak penawar, termasuk politisi PDI-P Maruar Sirat yang menawar 2,2 M. Nama Nuh langsung dapat applaus panjang ketika diumumkan sebagai pemenang. Dengan kedermawanan Nuh ini maka uang yang terkumpul malam itu sebesar 4 M. Seluruhnya akan disumbangkan kepada pekerja seni yang terpapar pandemi corona.
ADVERTISEMENT
Cerita mendadak berubah selang tiga hari kemudian. Beredar kabar Nuh diamankan polisi.
Salah loket
Ternyata panitia salah “ loket”. Muhammad Nuh yang tinggal di kampung Manggis Jambi bukanlah pengusaha tambang seperti yang diumumkan oleh host acara. Pekerjaan Nuh hanya buruh lepas harian yang justru bagian yang terkena imbas pandemi. Dia malah tidak bisa bekerja lagi, dan mengingat status pekerjaannya, Nuh mungkin termasuk rakyat yang malah harus menerima bansos. Sekarang “dikejar “ pula membayar harga motor Jokowi yang jumlahnya, maaf, mungkin seumur hidup dia belum pernah uang sebanyak itu.
Dari ceritanya yang saya ikuti di video yang sekarang viral, justru Nuh lah merasa menang kuis dan berhak atau uang Rp.2.550 juta ( anggapan dia begitu).
ADVERTISEMENT
Di video Nuh yang diwawancarai seorang netizen , tampak amat polos. Semakin membuat saya haqul yakin bermaksud iseng saja pun tidak kawan ini. Apalagi mau menyabot konser, lebih -lebih mau menipu.
Cuma ada satu di pikirannya : Kuis Jokowi pasti acara bagi-bagi hadiah buat rakyat. Seperti lazimnya kalau Presiden RI itu bagi-bagi sepeda atau traktor. Eh, salah, traktor tempo hari itu tak jadi. Klop dengan pernyataan Bambang Soesatyo. “ Apa yang mau dituntut? Tidak ada pihak yang dirugikan kok, “ kata Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum Golkar, inisiator konser itu.
Menurut cerita Nuh, malam itu ia hanya sambil lewat nonton acara konser di TV. Itu juga di bagian akhir : pas acara lelang motor listrik dimulai. Dia pun mencoba mengontak. Ajaib, teleponnya bisa tersambung setelah 6-7 kali gagal menghubungi panitia lelang. “Saya lihat ada 6 pilihan angka. Waktu itu masih 500 jutaan atau 1 Miliar,” ceritanya.
ADVERTISEMENT
Terus?
Penerima teleponnya kemudian menanya apakah mau lanjut, dan Nuh mengiyakan. Sementara itu penawaran di layar televisi terus meningkat. Sudah mencapai 2 M. Mendadak teleponnya putus. Habis pulsa. Dia sudah “ membuang” ponselnya ketika dering panggilan panitia masuk. “ Orang itu tanya : apakah bersedia nambah. Saya jawab, iya dong, “kata Nuh.
Apakah Pak Nuh punya uangnya ? Tanya si pewawancara. “ Iya, nggak. Saya mengira itu kuis, makin nambah uangnya berarti nambah pula hadiah yang bakal saya menangkan,” ujar Nuh tak bisa menahan tawa terkekeh mengenang kejadian itu. “ Saya tahunya itu kan kuis, makin tambah saya makin senang. Saya nggak ada beban,” ceritanya lagi.
-Tapi Pak Nuh kan mengaku pengusaha, cecar pewawancara.
ADVERTISEMENT
“ Saya nggak omong. Orang itu yang bilang saya pengusaha,” tambah Nuh lagi. Meski wajahnya agak seram karena berewokan, tetapi Nuh ini jenaka. Berbakat untuk stand up comedy. Dalam wawancara video dia tampak menikmati kesalahpaman yang terjadi dengan perasaan bahagia. Berkali-kali ia tertawa geli.
Saya mencoba cari kata yang tepat untuk istilah insiden Muhammad Nuh ini. Tidak berhasil. Tapi, saya yakin cerita kisruh-kisruh begini pernah dialami oleh banyak orang. Bijaksanalah Bamsoet dan Polda Jambi tidak memperpanjang soal ini. Pasal apa yang bisa dipakai untuk menghukum insiden yang nyatanya orang yang mengikuti duduk perkaranya bisa tertawa guling-guling. Hidup Muhammad Nuh!