Kongres XXV PWI, Foto Buya Hamka di Cafe, dan Teh Talua

Konten dari Pengguna
30 September 2023 10:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sidang kongres XXV PWI di Bandung. Foto: Ilham Bintang
zoom-in-whitePerbesar
Sidang kongres XXV PWI di Bandung. Foto: Ilham Bintang
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Catatan Ilham Bintang
Hendry Bangun akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang baru: periode 2023-2028. Ia menggantikan Atal S Depari. Momennya berdekatan dengan terpilihnya kemudian Sasongko Tedjo secara aklamasi sebagai Ketua Dewan Kehormatan PWI menggantikan Ilham Bintang.
ADVERTISEMENT
Palu sidang kongres XXV PWI di Bandung diketukkan pada pukul 01.13 WIB, Rabu (27/9) dini hari, menandai penggantian nakhoda organisasi wartawan terbesar dan tertua di Tanah Air itu. Atau tujuh jam setelah saya meninggalkan Bandung, balik ke Jakarta.
Setiba di Jakarta, Alhamdulillah, cucu tidak jadi dibawa ke RS. Cucu sakit menjadi alasan saya kembali lebih lekas ke Jakarta. Dalam perjalanan dengan tiga wartawan senior Danie Soeoed, Ahmad Asro Kamal Rokan dan Ronny Simon kami sempat mampir di Raja Cafe untuk Salat Maghrib. Cafe itu milik adik Yulian Warman, mantan wartawan senior Harian Bisnis Indonesia yang kini bekerja di Group Astra. Kebetulan Yulian baru masuk Bandung dan mengajak kami mampir di sana.
ADVERTISEMENT

Foto Buya Hamka dan Bung Hatta

Jangan mengira Raja Cafe seperti umumnya cafe yang kita kenal. Bangunan cafe di jalan Bengawan, Ciapit, dekat Gedung Sate, luasnya 600 m2 dilengkapi dengan Musolah yang luas.Suasananya serasa di rumah sendiri. Menunya dominan masakan khas Padang. Kami disuguhi Sate Padang Danguang (isi daging semua). Yulian juga menyuguhkan martabak yang lezat, isi dagingnya padat. Ada singkong goreng dan pisang goreng khas cafe itu. Minumnya: Teh Talua (Teh Telur).
Minuman ini andalan cafe tersebut. Satu lagi. Rasanya saya baru pertama ini melihat di cafe dipasang foto Buya Hamka, ulama besar Indonesia. Ada juga foto Bung Hatta, Proklamator dan Wakil Presiden I RI. Home Bandnya menyanyikan lagu "Sempurna" dari Andra and the Backbone. Band itu kemudian mengiringi Danie Soeoed dan Ronny Simon menyanyikan lagu favoritnya.
ADVERTISEMENT
Sambil ngobrol kami tetap memonitor jalannya Kongres PWI di El Royal Hotel Bandung. Yang saat kami tinggalkan, saya sempatkan pamit pada Ketua Umum periode lalu, Atal S Depari di lobby hotel. Sore itu kami, saya dan Atal sama-sama sudah demisioner, sudah purna tugas. Tapi Atal masih akan lanjut bertarung sebagai petahana melawan Hendry Bangun dan Zulmansyah Sakedang. Sedangkan saya, tidak bisa maju lagi karena sudah menjabat dua periode sebagai Ketua Dewan Kehormatan PWI.
Saya ceritakan kepada Atal alasan pulang ke Jakarta lebih cepat. Kabar cucu sakit memang datang setelah saya menunaikan kewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban sebagai Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat malam sebelumnya. Jadi, saya sudah bebas tugas, kehadiran di kongres tidak lagi penting. Namun, praktis kami baru tinggalkan Bandung pukul 7 malam dan tiba di Jakarta pukul 10 malam.
ADVERTISEMENT
Alhamdulillah. Cucu yang didiagnosa typhus, tidak jadi dibawa ke RS karena dokter melihat perkembanganya pesat setelah minum obat. Rasa capek dan cemas pun sontak hilang. Saya bisa lanjut mengikuti jalannya kongres lewat banyak saluran WhatsApp Group (WAG) PWI. Meski disajikan secara manual (tanpa live streaming) tetapi tetap dengan perasaan "nano-nano". Persis seperti mengikuti reportase bola lewat radio zaman dulu.
Pemilihan Ketua Umum PWI berlangsung dua putaran. Reportase dari lapangan lebih banyak disajikan dengan teks. Hasil putaran pertama dimenangkan oleh Atal dengan perolehan suara tipis 40 dan Hendry 39. Adapun Zulmansyah Ketua PWI Provinsi Riau, meraih 9 suara.
Kongres PWI diikuti 39 cabang PWI. Jumlah suara dari daerah berbeda-beda, tergantung jumlah anggota PWI masing-masing. Dari satu suara hingga paling banyak 5 suara. Total 88 suara yang diperebutkan malam itu. Dengan posisi suara hasil putaran pertama, jelas Zulmansyah menjadi penentu.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, hasil putaran pertama lebih mudah menebak hasil akhirnya Zulmansyah Sakedang, Hendry Bangun, serta kandidat lainnya, Ahmad Munir, jauh hari sudah mengumumkan kesepakatan mereka untuk melakukan perubahan. Tepatnya, mereka menghendaki penggantian nakhoda untuk mewujudkan PWI yang lebih baik, hebat, dan bermartabat.
Ahmad Munir, Dirut Antara, memang tidak melanjutkan kompetisi lantaran memilih mengalihkan dukungannya kepada Hendry Bangun. Dan, benar saja.
Hasil putaran kedua, seperti yang diperkirakan. Hendry unggul dengan 47 suara dan Atal 41 suara. Bisa kita membayangkan seperti apa ketegangan para kandidat yang bertarung saat pemungutan dan perhitungan suara berlangsung.
Penanda waktu sudah menunjukkan pukul 02.30 WIB Rabu (27/9) dini hari. Heran juga dengan kondisi saya yang masih tetap bugar, saat itu malah seperti baru bangun pagi. Padahal, selama dua malam di Bandung, saya hanya tidur 3-4 jam. Maklum, momentum kongres selalu membuat gembira karena bisa bertemu dengan banyak kawan wartawan terutama dari daerah yang sempat putus kontak karena Pandemi Covid19.
ADVERTISEMENT
Adakah stamina dan rasa bugar datang dari itu? Atau karena hasil kongres? Atau karena khasiat dari kudapan Raja Cafe, terutama Sate Padang Danguang dan Teh Taluanya? Silakan saja menebaknya.