Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Menikmati Nuansa Peradaban Arab Zaman Dulu di Museum Al Amoudi
10 April 2019 14:41 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tempat 'ziarah' baru di Makkah itu bernama Museum Al Amoudi. Lokasinya di daerah El Shimeisi, pinggiran kota suci Makkah. Untuk mencapainya, perlu sekitar 15 menit berkendara mobil dari Masjidil Haram.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, kita mengenal Jabal Magnet, Jabal Uhud, Jabal Nur, Jabal Rah, Museum Zam Zam, dan sekitar Makkah, Mina, Musdalifah, Arafah, serta Jabal Rahmah sebagai destinasi wisata terkenal di Arab Saudi. Kini, Museum Al Amoudi juga masuk ke dalam agenda favorit jemaah haji dan umrah di Tanah Suci.
Museum tersebut berisi berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari-hari masyarakat Arab di zaman dulu. Mulai dari sumur, batu bangunan, perlengkapan memasak, serta makan dan minum, toko, rumah, ranjang, sofa, perhiasan, dan pakaian. Ada juga peralatan perang tentara Arab, seperti baju dan pedang.
Makkah tempo dulu hingga kini disajikan dalam rangkaian foto. Kita bisa mendapat gambaran Masjidil Haram, Kakbah, dan jemaah bertawaf serta bersai pada masa lampau. Dulu, tawaf dan sai masih sangat sederhana, belum tertata rapi seperti sekarang. Sai dilakukan masih di area umum di tanah berdebu.
ADVERTISEMENT
Saya dan istri berkunjung ke Museum Al Amoudi, Kamis (4/4) siang, pada hari terakhir di Makkah. Sebelum ke Stasiun Harramain High Speed Railway menuju Madinah. Museum itu memang masuk agenda yang akan saya kunjungi selama di Makkah.
Museum itu ternyata sudah cukup populer. Waktu saya tiba di sana, sudah banyak rombongan jemaah umrah berkeliling di area museum yang luasnya sekitar 2000 meter persegi.
Lokasi museum cukup strategis dan mudah dijangkau karena berada di jalan antara Makkah dan Jeddah. Rata-rata rombongan jemaah berkunjung ke sana di hari terakhir mereka di Makkah. Sekalian mampir sebelum ke bandara untuk kembali ke negaranya masing-masing.
Sebagai daya tarik, pengunjung dapat menggunakan semua properti yang tersedia untuk berfoto. Foto yang diminati adalah berpakaian ala suku Badui, ala raja-raja, maupun ala tentara Arab. Tiket masuk museum dibanderol 3 RS (Rp 12.000), cukup murah.
Museum dengan arsitektur bangunan yang menyerupai benteng pada masa perang itu dikelola oleh lembaga swasta. Al Amoudi mengabadikan nama pemiliknya: Abu Bakar Al Amoudi. Abu Bakar membangun museum itu 20 tahun sebelum jalanan mulus Jeddah-Makkah beroperasi pada 1435 H.
Selain foto Raja Salman yang terpampang di depan museum, juga terlihat mobil Mercedes Benz Kuno. Ada satu spot menarik untuk berfoto, yakni foto 3 dimensi Hajar Aswad. Pengunjung bisa berfoto di sana seakan mencium Hajar Aswad yang asli.
Sayang, brosur museum ini masih ditulis dalam Bahasa Arab. Kontras dengan pengunjung yang pada umumnya berasal dari berbagai negara di dunia yang belum tentu mengerti Bahasa Arab.
ADVERTISEMENT