Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Selayang Pandang Dua Ikon Kota Sydney: Gedung Opera hingga Jembatan
2 Maret 2019 17:29 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sydney Harbour Bridge dan Sydney Opera House, bagai dua tombak kembar yang menjadi magnet Kota Sydney. Tak sah rasanya, jika mengunjungi Ibu Kota Negara Bagian New South Wales itu tanpa mampir ke dua tempat ikonik yang lokasinya kebetulan berdekatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Tiga tahun lalu, saya ke sana, tepatnya pada musim dingin. Yang terbaru, pada Kamis (28/2), akhir musim panas (summer). Suhu udara cukup menyengat, 30 derajat celcius. Namun, tak mengurangi keindahan dua objek wisata utama Sydney yang juga menjadi ikon bagi Australia tersebut. Juga tak mengurangi antusiasme jutaan turis yang memadati dua tempat tersebut.
Para pengunjung berpuas-puas memotret segala sudut jembatan dan gedung opera. Restorab yang berjajar sepanjang Sydney Harbour penuh dengan pengunjung. Saya bertemu dengan Wayan yang bekerja di restoran tempat kami bersantap sea food siang itu.
Pria asal Bali ini sudah 15 tahun bekerja di restoran itu. Ia sigap dan ramah melayani pembeli. Dia cerita, tiada beda jumlah pengunjung di musim dingin atau di musim panas.
ADVERTISEMENT
Dibuka tahun 1932
Sydney Harbour Bridge merupakan jembatan baja terbesar di dunia. Dibuka tahun 1932, jembatan itu diberi nama panggilan Coathanger oleh warganya. Salah satu rekreasi jembatan tersebut, orang bisa berjalan-jalan dan berkeliling dengan sepeda atau bisa juga memanjat ke atas jembatan untuk melihat pemandangan indah.
Hari itu, semua sudutnya dipenuhi gambar warna-warni, simbol pelangi. Itu sekaligus menjadi lambang perayaan setahun eksistensi LGBT mendapat pengesahan dari Parlemen Australia.
Berbagai kapal Ferry menawarkan perjalanan khusus sekitar satu jam berkeliling pantai. Semula, saya tertarik ikut pelayaran keliling pantai, seperti lazimnya saya lakukan di berbagai negara yang menawarkan wisata air itu. Namun, istri saya tak berkenan. Dia tak mengatakan apa-apa. Hanya matanya memancarkan rasa tak nyaman. Ya, sudah. Saya paham.
ADVERTISEMENT
Bangunan Abad ke-20
Sydney Opera House adalah salah satu bangunan abad ke-20 yang paling unik dan terkenal. Gedung ini terletak di Bennelong Point di Sydney Harbour, bertetangga dengan Sydney Harbour Bridge.
Bagi para turis, gedung ini memiliki daya tarik karena bentuk bangunannya yang unik seperti cangkang. Selain sebagai objek pariwisata, gedung ini juga menjadi tempat berbagai pertunjukkan teater, balet, dan berbagai seni lainnya. Gedung ini dikelola oleh Opera House Trust dan menjadi markas bagi Opera Australia, Sydney Theatre Company, dan Sydney Symphony Orchestra.
Desainnya didapat dari sebuah kompetisi yang dimenangkan oleh Jørn Utzon asal Denmark pada tahun 1955. Utzon sendiri datang ke Sydney untuk melakukan supervisi terhadap bangunan tersebut pada 1957. Gedung ini masuk ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2007.
ADVERTISEMENT
Tiap kali selesai berkunjung di tempat, selalu saya panjatkan doa. Semoga di Tanah Air, misalnya Jakarta, ada tempat seperti kawasan Sydney Harbour. Setiap pengunjung merasa nyaman, tenteram, bebas mengekplorasi diri, tanpa cemas diganggu pemandangan kumuh, sampah, dan preman. Tempat itu seperti contoh nyata dari slogan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Bersih kotanya, bahagia warganya.