Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tiada Lagi Bang Muin
14 November 2024 10:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mendiang pergi tanpa “pamit”. Serasa "sengaja" dalam keadaan senyap, mau tenang menghadap Ilahi Rabbi. Tak satu pun keluarga yang mengetahui secara persis pukul berapa ia mengembuskan nafas terakhir, Rabu (13/11) pagi. Perkiraannya antara pukul 07.30- 09.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Pagi itu, Acho, salah satu putranya, yang tinggal serumah yang selama ini menjaga dia, melanjutkan tidur setelah semalaman begadang. Setelah terjaga, ia balik ke kamar ayahnya. Acho terkejut, Bang Muin sudah memejamkan mata, dingin dan kaku dalam posisi kedua tangannya bersedekap di dada. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun.
Tiada lagi Bang Muin—begitu sapaannya yang dikenal luas di kalangan seniman, budayawan, dan wartawan. Nama lengkapnya adalah Abdul Muin Achmad. Selain aktif di komunitas seniman dengan berbagai kelompok diskusi di Taman Ismail Marzuki, Bang Muin juga tercatat sebagai mantan fotografer di Majalah Tempo.
Sepanjang hidup ia bersahabat dengan Redra, Ikranegara, Wahyu Sihombing, Arifin C Noer, yang semuanya sudah almarhum.
Tapi kami menyapanya dengan sebutan Daeng Muin. Kami dekat sekali, bersepupu. Ibunya dan ayah kami bersaudara. Saking dekatnya kami merasa dia seperti abang tertua di keluarga kami.
ADVERTISEMENT
Kakak tertua kami, H Zainal Bintang, adalah wartawan dan politisi senior. Dari semua sepupu kami, Bang Muin yang paling dekat. Boleh dibilang Bang Muin ikut berperan dalam berbagai urusan keluarga kami.
Bang Muin meninggal di usia 85 tahun. Sejak lima tahun terakhir kondisi kesehatannya memang mulai turun. Ia lebih banyak beraktivitas di rumah. Minggu lalu bahkan sempat satu hari opname di rumah sakit. "Kondisinya drop karena masuk angin, telat makan," begitu kata putri sulungnya, Yenny Riswani.
Saya menyesal tidak sempat membesuknya karena merasa Bang Muin baik-baik saja. Namun Rabu siang, dalam perjalanan menuju suatu tempat di Jakarta Selatan, Yenni mengirimkan kabar duka: Bang Muin telah tiada. Dia juga terlambat menerima kabar dan sedang dalam perjalanan menuju rumah duka. Saya menyusul kemudian dan tiba di lokasi tepat saat almarhum akan dimandikan.
ADVERTISEMENT
Di antara pelayat dari keluarga dan kerabat, tampak penyair terkenal Sutardji Calzoum Bachri dan Fiam Mustamin, yang merupakan sahabat kental almarhum.
Produser film H Firman Bintang juga sudah tiba di rumah duka lebih awal. Dia juga menyesal, minggu lalu tidak sempat membesuk almarhum saat dirawat di RS karena mendapat halangan. Padahal Firman sudah berencana datang. Penyesalan yang sama juga disampaikan aktris film Jajang C Noer.
Jajang C Noer baru tahu kabar duka ini setelah saya menginformasikan di grup WhatsApp para artis senior. Semalam Jajang meminta nomor kontak putra-putri Bang Mui.
Grup percakapan artis senior itu sejak siang dipenuhi ucapan duka cita. Di hari yang sama, Komjen Pol (Purn) Dwi Priyanto juga wafat. Mantan Kapolda Jawa Tengah dan mantan Kapolda Metro Jaya itu merupakan sahabat para artis senior. Cok Syimbara, Leroy Oesmani, Widyawati, Connie Sutedja—adalah beberapa artis yang menyampaikan ucapan duka atas wafatnya Bang Muin.
ADVERTISEMENT
Almarhum Bang Muin dikebumikan pada Rabu, 13 November 2024 sore di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Satu liang dengan almarhum artis kawakan sekaligus istrinya, Shinta, yang berpulang lebih dulu beberapa tahun lalu.
Semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan dan keikhlasan melepas almarhum. Selamat jalan Daeng Muin.