Tiada Lagi Henky Solaiman

Konten dari Pengguna
15 Mei 2020 23:25 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Bintang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Henky Solaiman. Dok: Ilham Bintang
zoom-in-whitePerbesar
Henky Solaiman. Dok: Ilham Bintang
ADVERTISEMENT
Dunia film Indonesia kembali kehilangan puteranya yang terbaik: Henky Solaiman, aktor dan sutradara film kawakan Indonesia. Alumnus Akademi Teater Nasional Indonesia ( ATNI) dan pendiri Teater Populer bersama begawan film Teguh Karya itu meninggal dunia Jumat (15/5) pukul 16.20 WIB di rumahnya. Ia menutup mata dalam usia 78 tahun. Meninggalkan seorang isteri, Edmay, dan seorang anak, Verdi Solaiman.
ADVERTISEMENT
Minta doa
Masih segar dalam ingatan suatu sore di bulan Maret. Ya, sekitar dua bulan lalu. Bung Henky minta didoakan oleh teman-teman di WAG- “C-Nior”. Esok pagi, katanya waktu itu, ia akan menjalani operasi di RS Sumber Waras. Henky memang mengidap penyakit kanker usus.
Group WhatsApp “C-Nior “ dihuni puluhan artis dan sutradara film senior. Ada Rano Karno, Deddy Mizwar, Widyawaty, Niniek L Karim, Cok Simbara, Debbie Chintya Dewi, Baby Silvia, Camelia Malik, Leroy Oesmani, Yessy Gusman, Ray Sahetapi, August Melaz, Nugraha, Ping Harjatmo, Rico Tampatty untuk menyebut beberapa nama. Selain bertukar informasi, dan diskusi-diskusi ringan, WAG ini sering diisi dengan canda ria. Bung Henky cocok di group itu, humor-humornya juga ‘kekinian’ : ikut zaman. Bahkan dalam keadaan sakit masih sempat hadiri reuni sambil makan siang di rumah.
ADVERTISEMENT
Rano Karno sebelum masuk RS. Dia juga ikut adu nyali bersantap duren. “Om Henky top. Sempat menikmati enam butir duren. Waktu itu sopir aku yang jemput dia di rumahnya, kemudian pulangnya juga aku yang antar,” kenang Yessy Gusman. Yessy termasuk akrab dengan Bung Henky selain Niniek L Karim yang satu sanggar dengannya di Kebon Kacang. Film pertama yang disutradarai Henky Solaeman, “ Neraca Kasih” pemeran utamanya Yessy Gusman. Setelah itu mereka kerjasama dalam lusinan film.
Jumat sore, ketika tersiar kabar Henky wafat, WAG C-Nior pun ikut berduka. Kami semua terkejut. Rasanya sulit percaya secepat itu Bung Henky pergi. Sampai malam tadi, di WAG itu hampir semua member mengungkapkan perasaan duka.
ADVERTISEMENT
Lebih sebulan dirawat di RS — terakhir di RS Gading — kami semua hanya bisa memantau kondisi Bung Henky di WAG. Tidak ada di antara kami yang sempat besoek lantaran pandemi corona. Bung Henky dan keluarganya pun memang melarang. Informasi dipasok tiga orang : Yessy, Niniek, dan istrinya, Edmay. Tetapi kami terus mendoakan.
Saya mengenal Bung Henky puluhan tahun. Tidak ada yang berubah, tetap hangat dan familiar. Tiada kesan sebagai orang penting, seperti menjadi gejala umum artis film tenar Indonesia. Mudah bergaul, dan siapa pun dianggap sahabat. Belakangan saya punya kedekatan dengan keluarganya. Tiga anak saya les piano pada Ibu Edmay; maka itu sering ketemu kalau kami mengantar anak les piano.
ADVERTISEMENT
Minggu lalu kondisi Bung Henky dikabarkan kurang baik. Dokter di RS mengusulkan dirawat kembali di Ruang ICU. Tapi, keluarga tidak menyetujui. Mereka memilih membawa pulang Bung Henky untuk dirawat di rumah. Keluarga mengikhlaskan apa pun risikonya. Mungkin keluarga juga cukup lelah dan tak nyaman karena Bung Henky dirawat di RS di masa darurat pandemi covid.
Henky Solaiman, (lahir di Bandung, Jawa Barat, 30 Agustus 1941; umur 78 tahun) adalah seorang produser, pemeran, dan sutradara. Di film-filmnya ia jarang sekali tampil sebagai peran utama. Di era 1980-an, ia mempercayai filmnya yang kebanyakan dimainkan oleh Meriam Bellina.
Henky belajar di Akademi Theater Nasional Indonesia di Yogyakarta yang kini telah bubar. Di sini ia berjumpa dengan teman-temannya yang kelak menjadi rekan kerjanya seperti Teguh Karya, Wahab Abdi, Pietradjaja Burnama, dll.
ADVERTISEMENT
Ketika Teater Populer HI dibentuk, Henky pun ikut terlibat aktif di dalamnya. Setelah Teguh Karya dan banyak seniman teater lainnya mulai terjun ke dunia layar perak, Henky pun beralih dari dunia teater.
Sepanjang karirnya sebagai aktor dan sutradara almarhum termasuk insan film Indonesia produktif. Puluhan jumlah film yang dia bintangi. Antaranya: Wajah Seorang Lelaki; Cinta Pertama; Kawin Lari, Rembulan & Matahari; Doea Tanda Mata; dan Usia 18. Sedangkan film yang disutradarainya : Neraca Kasih; Kecil-Kecil Jadi Pengantin; Tali Merah Perkawinan ; dan Tandes.
Tiada lagi pria yang berpembawaan sederhana, rendah hati, yang selalu optimistik. Selamat jalan Bung Henky. Semoga Tuhan memberi tempat lapang, nyaman, tentram, dan indah di sisiNya.
ADVERTISEMENT